Hasrat Yang Tertunda - 20

4.4K 467 85
                                    

Bukan sakit hati tapi lebih ke tahu diri, seperti kata Uli sebagai laki-laki dia kurang bijak dalam menangani perasaannya.

Mungkin tentang dia yang dulu belum diceritakan semuanya pada gadis itu, karena langkah yang terburu semua menjadi keliru. Namun begitu Bima tidak memaklumi sikap Uli, ia tidak marah tapi punya pandangan sendiri terhadap tingkah adik angkatnya.

Sekarang empat tahun telah berlalu sama seperti dia dulu ketika berada di Jerman yang tidak pernah menghubungi Uli, kini hal sama kembali berlaku. Bedanya lagi Uli tidak rutin menghubungi orang tuanya tapi tidak dengan Naka maupun Aisha, keduanya selalu meluangkan waktu untuk menelepon Uli.

"Mama rasa tidak ada yang berubah denganmu selama Salima tinggal di sini." Aisha bicara dengan putranya. "Yang ada Mama ngerasa tidak enak dengan Salima."

"Aku akan berusaha lagi Ma."

"Sudah enam bulan, berapa lama lagi waktu yang kamu butuhkan?" Aisha menegur Bima. "Kamu bilang sudah yakin tahu begini Mama nggak mau."

Orang tua Salima menyetujui usulan Bima yang meminta anak gadis mereka tinggal bersama orang tuanya selama masa perkenalan hingga keduanya lebih tahu dan memahami satu sama lain. Setelah tiga tahun lebih menjalani hubungan yang disebut pacaran oleh orang-orang kini Bima membawa gadis itu ke rumah orang tuanya dengan maksud bisa lebih dekat dengannya juga orang tuanya.

"Masalahnya bukan dari Salima, tapi kamu." Aisha kesal. "Kamu meyakinkan Mama karena itu Mama tidak masalah Salima tinggal di sini, tapi kalau se-lama ini Mama tidak mau juga."

"Setelah menikah nanti kan dia tinggal di sini juga."

"Beda Bima. Sekarang kalian tidak punya status, kamu menjadikannya seperti tawanan."

Bima tampak berpikir.

"Kamu jarang di rumah kadang kamu juga tidak pulang, lalu kedekatan apa yang kamu maksud?"

Seandainya orang tua Salima tidak keberatan sudah dari dulu dia menikahi Salima, tapi mama dan papa Salima ingin mereka benar-benar memahami satu sama lain hingga kalau menikah nanti tidak ada kata pisah.

Terlalu sempurna rancangan masa depan untuk Salima.

"Aku akan bicara dengan orang tuanya."

Bima sendiri yang memutuskan untuk menunjukkan perjodohan yang ditentukan oleh neneknya, Aisha tidak ikut campur cukup memberikan nasehat untuk putranya.

Di kamar Bima melihat Salima sedang menyusun pakaiannya di lemari. Selama tinggal di rumah orang tua kekasihnya wanita itu belajar banyak hal, sekarang sikapnya menjadi lebih dewasa ketimbang dulu.

"Kamu sehat?"

Salima tersenyum melihat kekasihnya. "Sehat."

Satu Minggu ini dia sibuk dengan urusan bisnis, bisa dikatakan selama membawa Salima ke sini hampir tak ada waktu khusus untuk mereka berdua.

"Mas baru pulang, mau kusiapkan air hangat?"

"Tidak. Aku ingin istirahat dulu."

Salima mengangguk. "Kalau begitu aku ambilkan minum dulu."

Karena Bima mengatakan ingin istirahat jadi Salima tidak menawarinya makan.

Hasrat Yang TertundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang