Di dunia ini ada yang namanya tahun kabisat. Penambahan satu hari di setiap bulan Febuari yang menjadi hari langka. Dan tanggal itu terjadi pada hari ini.
Di hari langka ini, aku bersama Lauda akan mengunjungi Tante Arumi. Beliau adalah seorang designer yang akan membuat kebaya wisudaku. Sebelumnya aku meminta pendapat Mama. Seperti yang aku tebak, Mama tidak banyak berkomentar. Dia memasrahkan semuanya kepadaku.
Wisudaku akan berlangsung tiga minggu kedepan. Aku berharap Tante Arumi dapat menyelesaikan tepat waktu. Membuat kebaya dalam waktu singkat dengan detail payetan yang rumit pasti akan memakan waktu yang cukup lama.
Aku memandang sebuah ruko kecil di pinggir jalan raya. Papan bertulis 'Arumi's Magic Dream' terlihat di mataku. Aku turun dari mobil bersama Lauda.
Ruko ini seukuran dengan ruko indomaret. Tidak ada penjagaan ketat seperti kebanyakan butik lainnya. Kami hanya di sambut seorang kasir dan pramuniaga. Interiornya cukup terkesan adem, menurutku. Banyak ukiran ukiran patung dari kayu jati sebagai hiasan.
"Permisi Mbak, kami udah ada janji dengan Tante Arumi" Kata Lauda kepada salah satu karyawan bername tag Tari.
"Ah iya tadi Bu Arumi sudah mengkonfirmasi. Nona Lauda dan Nona Annelise bisa langsung ke lantai dua. Bu Arumi menunggu disana"
"Terimakasih" Ucapku.
Aku menaiki anak tangga dengan vinyl berwarna coklat gelap. Bahkan tangganya pun terbuat dari kayu yang di lapisi dengan pernis kayu. Aku takjub dengan ruko ini.
Di lantai dua, suasana lebih terlihat nyaman dengan adanya mesin jahit dan sofa. Beberapa potongan kain tersusun rapi di almari berkaca di dekat jendela. Dan ada satu ruangan yang ku tebak adalah ruang Tante Arumi.
Benar saja, Tante Arumi membuka pintu tak lama kemudian. Parasnya ayu khas orang jawa asli. Dia memakai dress batik yang terlihat begitu elegan.
"Selamat sore Lauda dan...? "
Aku maju dan menjabat tangan tante Arumi."Annelise tante"
"Ah iya Anne..maaf maaf tante sedikit lupa saat Lauda bercerita kalau kau ingin memakai jasaku"
"Tante sedang banyak orderan Anne" Sahut Lauda yang tidak tahu malu. Bahkan dia sedang duduk di sofa dan sudah membuka air kemasan yang di meja.
"Aduh maaf tante, Aku tidak tahu"
"Tidak apa. Khusus untukmu Tante usahakan dalam dua minggu"
"Terimakasih banyak tante"
Kami bercengkrama di sofa. Lebih tepatnya Lauda dan Tante Arumi yang sedang mendiskusikan beberapa ajang Fashion Show. Aku hanya terkadang menimpali apabila ditanya.
Sembari menunggu Lauda dan Tante Arumi, aku sibuk membuka buku yang berisi model kebaya. Aku harus memutuskan modelnya terlebih dahulu. Jujur saja untuk orang awam sepertiku, hal seperti ini sangat membingungkan.
Bagiku semua model yang di sajikan Tante Arumi semuanya bagus bagus. Mungkin aku saja yang tidak pandai memilih. Aku terus membuka sampai pandanganku jatuh pada kebaya hijau mint.
Desain kebaya itu begitu simpel. Dengan aksen daun daun dan beberapa pernik lainnya. Bagian bahunya dibuat off shoulder menambah kesan mewah. Untuk bawahannya aku memilih batik berwarna coklat gelap.
"Itukah yang menjadi pilihanmu Anne?" Tanya Tante Arumi.
Laudapun ikut melirik desain kebaya yang aku pegang. "Ada yang lebih mewah lagi dari ini Anne.. " Komentarnya.
"Aku suka yang ini tante, terkesan elegan" Kataku menghiraukan Lauda.
Tante Arumi tersenyum "pilihanmu sangat bagus Anne. Walaupun sederhana tidak terlalu banyak payetnya, tapi kalau dipakai di badan kamu akan terkesan mewah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kopi Susu
Fiction généraleAnne suka susu. Cairan putih yang menghilangkan rasa dahaganya. Yang bisa menghilangkan crunky-nya. Tapi sayangnya dia membenci kopi karena sudah menodai warna putihnya. Kai adalah kopi. Pria hitam manis yang selalu membuat hangat orang di dekatnya...