-II-059-01-

307 22 11
                                    

BERSEPEDA BMX adalah salah satu kegiatan yang Nathan sukai sejak berumur lima tahun. Dia memang memiliki kemampuan di atas rata-rata seorang anak lima tahun lainnya yang bermain permainan yang sama. Bukan hanya karena kami adalah keturunan manusia serigala, tapi Nathan memang berbakat. Aku terbiasa menontoni dia bermain bersama .... dua sepupu laki-lakiku, anak dari Bibi Clarissa dan Paman Carlo.

Aku anak perempuan, nenekku selalu melarangku melakukan hal-hal yang dianggapnya cukup ekstrem. Tentu saja bersepeda adalah hal ekstrem--menurutnya. Aku hanya bisa mengendarai sepeda roda tiga, lengkap dengan helm, pelindung siku dan lutut. Aku bertanya-tanya, apakah perlindungan ini bisa melindungiku dari truk enam belas roda yang memiliki kecepatan delapan puluh kilometer per jam. Lagi pula apa yang bisa melukaiku di taman perumahan? Angsa? Atau mungkin merpati?

Beberapa tahun setelahnya, Nathan mulai ikut lomba nasional. Dia selalu berhasil menyabet--minimal--medali tiga besar. Nathan tidak pernah absen memenangkan medali ketika mengikuti lomba. Dan aku turut senang dengan apa yang dia lakukan. Lagipula aku tidak lagi membanding-bandingkan kami berdua. Aku memiliki seseorang yang berdiri di sampingku, memelukku setiap kali ada momen yang membahagiakan. Menjadi sandaranku ketika aku butuh seseorang untuk menemaniku. Gio, hadir menjadi kakak laki-laki yang ada dalam bayanganku.

Semakin tumbuh besar, Nathan semakin banyak memenangkan sebuah medali, dan aku semakin sibuk berduaan dengan Gio. Sangking banyaknya, Nathan mulai merasa bosan dengan yang namanya sepeda BMX.

Di suatu hari yang panas di musim panas--sebenarnya kota Quatur selalu panas sepanjang tahun, dia tidak sengaja melihat gerombolan anak awal dua puluhan sedang balap liar motor trail di lahan gambut. Tempat tersebut dipenuhi oleh ilalang, pasir kering, debu yang beterbangan, dan kalajengking. Aku memang suka udara panas, tapi jika telingaku juga terganggu oleh knalpot racing dari motor trail, maka aku memilih membuat boneka salju di musim dingin--tentu saja tanpa suara knalpot motor trail.

Nathan jatuh cinta kepada motor trail, beserta helm off-road, balapan liar di lahan gambut, dan kesenangan lainnya yang akan dia dapat ketika melakukan hal itu. Dia menuntut ayah membelikannya motor trail. Usianya masih di bawah empat belas tahun, bagaimana mungkin Ayah membelikannya motor? Sebenarnya Ayah bisa-bisa saja membelikannya motor atau mobil, jika Nathan mau. Masalahnya adalah, Ayah adalah tipe orang tua yang mudah khawatir. Mengizinkan Nathan bermain sepeda BMX saja hampir membuatnya terserang asma, apa lagi mengizinkannya memiliki motor trail di bawah umur?

Pada akhirnya Nathan dibelikan motor trail saat usianya enam belas. Aku tidak kuat lagi mendengar rengekannya setiap hari. Mungkin polisi juga tidak akan sadar jika dia berumur enam belas. Rata-rata anak laki-laki di keluargaku memang selalu terlihat lebih tua dari usianya. Mungkin karena tubuh mereka yang mudah sekali bertambah tinggi dan membesar. Di umur enam belas saja, tinggi Nathan sudah 178 sentimeter, lebih tinggi dari kebanyakan anak-anak seusianya. Tapi termasuk tinggi rata-rata di perkemahan musim panas dan perkemahan musim dingin pemburu iblis malam.

Setelah memiliki motor trail dan helm off-road impiannya, Nathan kembali sibuk dengan kegiatan baru. Sibuk balap liar di lahan gambut. Menjajal gunung batu pasir. Atau mengorek-ngorek motornya di bengkel. Aku hanya melihat kegiatannya selintas, di tengah-tengah kegiatanku bersama Gio. Tapi setahun setelah itu, Gio mulai mendapatkan misi pertamanya sebagai pemburu iblis malam. Dia ditugaskan di kota Unum.

Iklim di kota itu masih terbilang tropis, Gio tidak akan banyak mengalami perubahan, tapi aku yang akan mengalami perubahan. Ayah tidak mau aku hanya pergi ke mana-mana sendiri atau hanya ditemani oleh Ema. Dia pikir, harus selalu ada laki-laki yang ada di sampingku, dan Nathan menjadi korbannya. Dia menyuruh Nathan untuk selalu menjaga dan melindungiku, padahal sebenarnya tidak ada satupun orang atau sesuatu yang ingin mencelakai atau membunuhku. Tugas Nathan hanya sesederhana selalu berada di sampingku seperti pengawal. Namun, Nathan tidak membuat semuanya menjadi mudah. Menurutnya, apa yang diperintahkan Ayah terlalu berat. Dia jadi tidak bisa mengekspresikan diri melalui hal-hal yang dia sukai, karena waktunya banyak dihabiskan bersamaku, yang lebih sering pergi ke bukit untuk melihat matahari tenggelam.

Membeku #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang