-II-111-53-

18 6 1
                                    

RUANGAN terbuka dan aku melihat cahaya terang yang membuat mataku butuh beberapa detik untuk beradaptasi. Sebuah ruangan lainnya yang tidak kalah mengerikan. Alat-alat di tempat ini lebih beragam. Pisau-pisau medis berbagai ukuran yang terbuat dari silver, labu infus yang lebih besar berisi cairan yang tidak kukenal, monitor dengan banyak tombol seperti ruang kokpit pesawat, dan——yang menurutku paling mengerikan——sebuah kursi yang mirip seperti kursi yang ada di dokter gigi. Bedanya kursi tersebut memiliki alat ikat yang terbuat dari logam dan kulit, seolah-olah dibuat agar orang yang didudukkan di kursi tersebut tidak kabur tiba-tiba ... atau untuk menahan tubuh yang meronta-ronta dari orang yang didudukkan tersebut. Ditambah ada alat besar yang menempel di langit-langit. Itu sebuah mesin yang ujungnya mirip seperti helm full face, tapi bentuknya aneh.

Mereka semua saling lirik.

“Apa gunanya semua alat ini?” tanya Ethan, melirik Immanuel dan Evan. Ella berjalan lebih dalam ke bagian lain ruangan. "Aku seperti masuk ke set film sains fiksi ilmiah."

Immanuel menggelengkan kepalanya tidak tahu, dia tidak terlihat tertarik dengan apa pun di dalam ruangan ini, dia tetap berada di di dekatku.

“Em ... sepertinya alat itu digunakan untuk mencuci otak,” kata Ella. Melirik kami dengan mimik wajah yang sulit diartikan. Lalu dia kembali melirik semacam buku-buku dan lembaran kertas yang berserakan di atas salah satu meja. Kami mendekat untuk melihat kertas tersebut. Namun Evan lebih memilih tetap siaga di dekat pintu.

“Lihat.” Ella menunjuk salah satu kertas. “Mereka menggunakan sesuatu yang dinamai Serum Venom, yang disuntikkan secara paksa ke pasien melalui kedua pelipis, yang sepertinya memang sengaja dimasukkan melalui bagian itu untuk memengaruhi otak kiri dan kanan.”

Immanuel melongok untuk sedikit melihat kertas tersebut tanpa jauh-jauh dariku, yang sama sekali tidak tertarik untuk melihat.

“Lalu berbarengan dengan itu, ada jarum ke tiga yang memasukkan serum yang sama melalui tengkuk, untuk memengaruhi bagian batang otak dan tulang belakang. Setelah itu, mereka menyetrum kepala objek mereka untuk mengacaukan neuron dalam otak," lanjut Ella. 

“Ella benar,” kata Ethan, dia memeriksa mesin dengan ujung yang mirip helm full face tersebut. “Ada tiga jarum suntik besar di dalam sini.”

Aku semakin pucat. Awalnya aku mengira akan langsung menemui Nathan yang masih hidup dan segar bugar tanpa ada satu pun hal yang terjadi padanya. Bahwa dia hanya dikurung di sebuah penjara. Tidak dibuat menjadi objek penelitian sampai dicuci otak segala. Tapi sekarang ... aku merasa kehilangan harapan.

Ella beralih melihat-lihat ke tempat lainnya.

“Paman Matthew ingin membuat serigala vampir, seharusnya dia cukup mengambil gen dari pemburu iblis, lalu dicampurkan dengan racun vampir. Apa dia berencana untuk menggigit semua pemburu iblis yang dia culik, menjadikannya sebagai serigala vampir, lalu mencuci otak mereka semua agar tunduk padanya?” ujar Immanuel, mengemukakan pendapatnya.

“Itu masuk akal,” kata Evan, yang sedang melipat tangannya di depan dada sambil melihat ke lorong yang tadi kami lewati untuk sampai di ruangan ini.

“Aku rasa dia memiliki rencana lain untuk mereka,” ujar Ella, yang masih melihat gambar di secarik kertas. “Lihat, di bagian depan alat yang mirip helm itu ada semacam corong untuk memasukkan sesuatu ke dalam mulut dan hidungnya secara paksa.”

“Yep,” kata Ethan, yang masih memeriksa benda yang mirip helm tersebut untuk membenarkan apa yang dijelaskan Ella. “Ada sesuatu semacam selang di bagian mulut dan hidung helm ini. Sepertinya untuk memasukkan sesuatu ke dalamnya. Selang ini bisa memanjang dan memendek. Lalu di sini ada semacam masker yang bisa dibongkar pasang.” Ethan mencabut benda yang mirip masker itu dan mencoba memakaikannya.

Membeku #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang