-II-098-40-

30 7 0
                                    

MENU sarapan, makan siang, dan makan malam tidak memiliki perbedaan. Semuanya berupa sup ikan salmon. Suhu sangat dingin, dan kali ini hanya aku saja yang memakan makanan itu. Ya, hanya aku yang makan. Pulau seberang tidak banyak memiliki sumber daya alam yang bisa dijadikan sebagai bahan-bahan untuk bertahan bertahan hidup. Alhasil mereka, yang memang tidak begitu perlu memakan makanan manusia, tidak diberikan jatah makan lagi oleh Evan.

“Satu-satunya orang yang membutuhkan makanan di sini hanyalah Nathalia,” kata Evan. “Aku tidak akan lagi membuat masakan untuk kalian semua, karena kita harus menghemat bahan makanan yang semakin menipis. Aku akan membuat sup ikan salmon dan rumput laut yang akan aku masukkan ke dua termos makan.” Dia mengangkat empat termos makanan yang masing-masing berkapasitas dua liter. “Lalu aku juga menyiapkan empat termos air berkapasitas sama.” Dia mengangkat empat termos lainnya. Ternyata itu saja isi tiga ransel besar yang mereka bawa. “Sekarang hanya Nathalia saja yang boleh makan. Semoga ini cukup untuk makan Nathalia selama beberapa hari ke depan.”

“Masalah berikutnya adalah kayu bakar yang menipis. Dari pengamatanku, kita hanya bisa bertahan sampai besok pagi. Maka dari itu, aku akan kembali ke benua Amerika untuk mengambil kayu bakar sebanyak yang aku bisa bawa. Nathalia harus tetap hangat agar tidak terkena hipotermia. Selama aku pergi, kau Ethan, tidak boleh berhenti mendorong bongkahan es ini.”

“Aku belum menyelesaikan permainanku,” sela Ethan.

“Kau mau aku yang menyelesaikannya dengan melemparkannya ke laut?” tanya Evan. Dia terlihat menyeramkan ketika mengatakan itu. Ethan langsung menciut dan cemberut seperti anak kecil.

“Aku akan ikut denganmu,” kata Immanuel. “Semakin banyak kayu bakar, semakin Nathalia bisa merasa hangat.”

“Itu ide bagus,” kata Evan. “Tapi Nathalia membutuhkanmu di sini. Kita harus berjaga-jaga bila ada musuh yang mengetahui tujuan dan keberadaan kita. Nathalia adalah orang yang harus kita lindungi, dan dia membutuhkan segala kekuatan yang kita miliki untuk membantunya. Termasuk dirimu.”

Immanuel mengangguk. Evan membalas anggukannya.

“Dan untuk kalian semua, banyak-banyaklah berburu. Kita tidak tahu musuh kita seperti apa. Atau bahkan sekuat apa. Kita harus selalu memiliki stamina yang sangat prima, dan dalam keadaan tubuh yang siap siaga menghadapi setiap kemungkinan. Aku hitung-hitung, kita akan sampai ke katedral sekitar besok lusa. Entah pagi, siang, atau sore. Kita tidak bisa menebak apa yang akan menghambat atau bahkan mempermudah kita untuk sampai.”

Evan sudah seperti seorang komandan yang memimpin pasukan saja. Kata-kata, ekspresi, dan atmosfer yang dia ciptakan membuatku serasa benar-benar berada dalam keadaan perang. Aku dapat merasakan ketegangan yang mengalir di antara kami.

“Dan untuk Nathalia. Tetaplah sehat dan kuat. Kau harus makan dan hangat agar dapat membantu kami di saat kemampuanmu dibutuhkan nanti,” katanya, padaku. Kalimatnya sedikit terdengar seperti, “jangan manja!” tapi dibuat lebih halus.

Aku mengangguk mengiyakan.

“Aku akan pergi sekarang. Laksanakan tugas kalian dengan baik,” pungkas Evan. Dia melompat ke dalam air dengan dua kantung kain. Ethan menyusulnya melompat untuk mendorong bongkahan es ini terus lurus menuju utara.

Dan begitulah kenapa setiap menu makananku selalu sama selama seharian. Meskipun nafsu makanku sedikit berkurang karena selalu makan sendirian, tapi aku berusaha tetap menghabiskannya. Evan sudah susah payah membuatkanku sup yang enak agar aku tetap bisa bertahan dalam perjalanan ini. Aku tidak boleh menyia-nyiakan semua yang telah ia lakukan dan bersikap manja.

Ella berusaha memasang mata dan telinga agar tetap waspada. Pasukan Matthew pasti melewati jalur ini di beberapa kesempatan. Immanuel terus berada di sampingku, bersiap melindungiku dari segala sesuatu yang bisa mengancam jiwaku. Ethan tetap berenang mendorong bongkahan es. Pulau es ini tidak pernah berhenti bergerak. Beberapa kali mereka bergantian berburu paus atau hewan-hewan lainnya yang memiliki darah, dan kadang juga bergantian mendorong. Mereka melakukan tugas mereka dengan baik. Dan aku juga berusaha melakukan tugasku dengan baik.

Membeku #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang