~7. Aileen's wedding

18 2 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman. TYTB2 update kembali:)

Yuk posisikan diri kalian di tempat ternyaman dan baca kelanjutannya😍

Selamat membaca^^

***

Tidur Aqila terusik saat merasakan pergerakan di kasurnya. Dengan mata yang masih mengantuk, ia perlahan membuka matanya dan betapa terkejutnya ia saat melihat kedua putranya tengah duduk di sebelahnya dengan tatapan yang teruju padanya.

"Kalian sudah pulang?" tanya Aqila setelah merubah posisinya menjadi duduk bersandar.

"Mamah sakit, kenapa tidak bilang kami?" bukannya menjawab, justru Keanzo menodong Aqila dengan pertanyaan.

"Sekarang sudah lebih baik," jawab Aqila.

Aqila terkekeh kecil saat Keanzo dan Keanzi memeluknya begitu erat.

"Bagaimana menginap di rumah omah?" tanya Aqila.

"Menyena-" Keanzi belum sempat menyelesaikan ucapannya, Keanzo langsung memotongnya.

"Biasa saja, tidak ada yang menyenangkan," potong Keanzo jujur.

"Tapi menurut Zizi menyenangkan, karena omah membelikan semua yang Zizi mau," kata Zizi begitu antusias.

Aqila tersenyum senang melihat wajah bahagia dari Keanzi.

"Dasar manja," sindir membuat Keanzi memberenggut kesal.

"Abang!" peringat Aqila saat ia melihat raut sedih dari Keanzi.

Keanzo menghela nafas,"Maaf."

Seharian ini Aqila ditemani oleh kedua putranya. Keanzo dan Keanzi tidak membiarkan ia turun dari kasur walau sebentar pun. Ketika ia tanya mengapa dirinya tidak boleh turun dari ranjang, jawaban mereka adalah, Aksa yang memerintah mereka untuk tidak membiarkannya banyak beraktivitas hari ini.

Suaminya itu sangat berlebihan.

Sejak tadi yang ia lakukan hanya memperhatikan dua buah hatinya yang sibuk bermain robot. Tak lama ia mendengar suara pintu terbuka dan tampaklah sosok Natusha yang sudah berdiri di ambang pintu dengan rambut yang dikuncir kuda serta tas digendongannya. Gadis itu menghampirinya dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya.

"Mamah sudah lebih baik?" tanya Natusha yang diangguki oleh Aqila.

Natusha langsung berhambur ke pelukan Aqila dan menangis.

"Tusha takut saat melihat mamah pingsan kemarin. Tusha takut mamah akan meninggalkan Tusha seperti Om Arrayan," lirihnya.

Aqila melepaskan pelukannya perlahan. Ia mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata yang terus mengalir di pipi putrinya.

"Mamah hanya kelelahan Tusha," bohong Aqila untuk menenangkan putrinya.

Lalu Aqila menarik kedua sudut bibir Natusha menggunakan ibu jarinya sehingga gadis itu tersenyum. Tak lama gadis itu membalikkan tubuhnya, menatap kedua adiknya yang masih asik bermain. Ia pun akhirnya ikut bergabung bersama mereka, walaupun awalnya mendapat penolakan dari Keanzo.

***

Aqila sejak tadi sibuk mondar-mandir sembari berbicara di telpon membuat Aksa yang sejak tadi memperhatikannya pusing sendiri. Entah sudah berapa lama istrinya itu sibuk dengan ponsel dan melupakannya. Wanita itu sibuk mengurus pernikahan sahabatnya, Aileen dan melupakan dirinya yang sejak tadi sudah duduk manis di ranjang.

Aksa berdecak kesal melihat istrinya yang tak kunjung usai menelpon.

"Aqila?" panggilnya.

Aqila sempat menoleh, namun tak lama wanita itu kembali fokus menelpon.

Takdir yang tak berpihak 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang