~4. Selingkuh?

50 3 0
                                    

Budayakan untuk dibaca dan vote ya:)

Selamat membaca^^

***

Aqila terus melamun memikirkan seseorang yang tadi mengiriminya pesan saat di pantai. Beberapa detik kemudian ia menggelengkan kepalanya. Mengapa ia jadi memikirkan pesan itu. Bisa saja, itu hanya orang yang kurang kerjaan. Zaman sekarang, banyak manusia-manusia yang sering menggunakan gadget untuk meneror orang.

Ia melanjutkan acara membuat salad buah untuk anak-anaknya. Dirasa siap, ia pun membawanya ke ruang keluarga. Disana ada Aksa yang  tengah bermain kuda-kudaan dengan Keanzi juga Natusha. Sedangkan, Keanzo seperti biasanya, yaitu sibuk menggambar.

"Saladnya siap." Aqila menaruh salad tersebut di meja.

Mereka menoleh dan menghentikan aktivitasnya masing-masing. Lalu, mereka menghampiri meja dimana salad buatan Aqila ditaruh.

"Abang, kenapa tidak ikutan bermain kuda-kudaan?" tanya Keanzi dengan mulut yang penuh karena disuapi salad oleh Aksa.

"Malas," jawab Keanzo dingin dan jujur.

"Padahal ini seru sekali Kean," timpal Natusha.

"Kalian saja," tolak Keanzo pada Natusha. Setelah mengatakan itu, Keanzo kembali sibuk dengan menggambar.

Gadis kecil itu menunduk sedih. Lagi-lagi Keanzo bersikap dingin dan acuh padanya.

Aqila yang menyadari perubahan raut wajah Natusha langsung mengusap lembut rambut panjang gadis itu sembari tersenyum manis.

"Kamu harus lebih sabar lagi," ucap Aqila masih tersenyum pada Natusha.

"Nanti juga Kean akan bermain bersama Tusha," lanjut Aqila menenangkan putrinya.

Natusha tersenyum lebar sembari mengangguk semangat.

"Yang penting kak Tusha tidak kesepian, kan ada Zizi," timpal Keanzi yang berbicara dengan tangannya yang tak bisa diam memasukkan salad ke dalam mulutnya.

Natusha terkekeh, lalu menghampiri adiknya dan memeluknya erat.

"Tetaplah saling menyayangi. Yang penting saling menjaga satu sama lain," pesan Aksa yang diangguki oleh Keanzi dan Natusha, termasuk Keanzo. Walaupun sejak tadi sibuk dengan dunianya sendiri, Keanzo sejak tadi juga mendengarkan apapun yang mereka bicarakan.

***

Aqila baru saja selesai membersihkan dirinya. Ia hendak merapihkan handuk yang baru dipakainya. Namun, suara pesan masuk dari ponsel mengalihkan perhatiannya. Ia pun meraih ponselnya yang sejak tadi ia simpan di atas kasur, ternyata nomor tanpa nama.

Ia pun membuka pesan dari nomor tak dikenal itu. Seketika ponsel yang digenggamnya terjatuh ke lantai setelah ia melihat foto yang dikirimkan oleh orang itu.

Aksa yang baru saja dari ruang kerjanya terkejut saat melihat tangan Aqila gemetar dan pandangan wanita itu yang terlihat seperti shock. Ia pun segera menghampiri istrinya, mendekapnya erat. Dan hal itu mampu membuat Aqila tersadar.

"Kamu kenapa?" tanya Aksa khawatir.

Tanpa sengaja, tatapannya tertuju pada ponsel Aqila yang tergeletak di lantai. Ia pun mengambilnya, tak lama keningnya mengkerut saat melihat foto keluarganya dikirimkan dari nomor asing.

"Aku membenci kebahagiaan mu dan secara perlahan-lahan akan ku renggut semua itu!" Aksa membaca pesan akhir yang diketik orang itu dengan pelan.

Aksa kembali menatap Aqila yang masih shock.

"Tidak perlu dipikirkan, mungkin itu hanya orang jahil," ucap Aksa mencoba menenangkan Aqila yang sudah ada di dalam pelukannya lagi.

"Sudah aku blokir nomornya." Aksa menunjukkan nomor yang telah ia blokir di hadapan Aqila.

Takdir yang tak berpihak 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang