~14. Siapa Sena sebenarnya?

15 0 0
                                    

Assalamualaikum selamat sore teman-teman.

Jangan lupa untuk divote terlebih dahulu ya, sebelum membaca:)

Selamat membaca^^

***

Aqila membuka pintu mobilnya dengan tangan gemetar. Entah mengapa sejak dulu, setiap bertemu dengan Airon ia selalu merasa takut. Padahal kejadian itu sudah lama sekali. Tetapi perasaan takut itu tidak pernah hilang bahkan perasaan bencinya pada lelaki itu masih ada sampai sekarang.

Aqila menundukkan kepalanya membuat air matanya keluar.

“Kenapa aku bertemu dengannya lagi?” tanya Aqila lirih.

Namun, beberapa detik kemudian Aqila teringat bahwa ia belum menjemput anak-anaknya di sekolah. Cepat-cepat ia menghapus air matanya dan mulai menyalakan mesin mobilnya. Kemudian wanita itu melenggang pergi dari parkiran supermarket menuju sekolah anak-anaknya.

Sesampainya di sekolah, Aqila tak menemukan keberadaan mereka. Aqila mulai merasa cemas. Bahkan jantungnya sampai berdetak cepat ketika guru yang mengajar anak-anaknya mengatakan bahwa anak-anaknya sudah keluar dari kelas dari 10 menit yang lalu. Pikiran Aqila hanya tertuju pada pertemuannya dengan Airon tadi.

Apakah semua ini ada hubungannya dengan lelaki itu?

Lalu, satu ingatannya lagi akan ucapan seorang wanita tua di luar restoran waktu itu yang mengatakan bahwa ia harus selalu berhati-hati, karena seseorang di masa lalu telah kembali.

Apakah Airon yang wanita itu maksud?

Aqila semakin gelisah. Pikirannya mulai kacau ketika tak menemukan keberadaan anak-anaknya di sekolah. Bahkan ia sampai bertanya pada orang-orang yang berlalu lalang di luar sekolah anak-anaknya. Namun, ia sama sekali tak mendapatkan hasilnya.

“Dimana anak-anakku?” lirih Aqila.

“Bagaimana jika Airon mencelakai anak-anakku?” gumam Aqila pada dirinya sendiri kemudian wanita menggeleng keras menghilangkan pikiran buruknya.

Baru saja Aqila hendak memasukki mobilnya, suara yang ia kenali menyapa telinganya dan hal itu seketika membuatnya hatinya tenang.

“Mamah!” pekik Keanzi yang di belakangnya ada Natusha dan Keanzo yang sama-sama menggenggam es krim di tangan mereka masing-masing.

Aqila akhirnya bisa bernafas lega, sontak ia langsung berlari menghampiri ketiga anaknya.

“Kalian dari mana saja?” tanya Aqila khawatir.

“Tadi ada tante-tante baik yang belikan kita es krim ini,” jawab Keanzi antusias.

Aqila mengernyit heran.

“Siapa?” tanya Aqila.

“Katanya dia kenal mamah.” Natusha menjawab.

“Dia cantik sekali,” puji Keanzi.

“Bukankah sudah mamah bilang berkali-kali. Jangan pernah menerima apapun dari orang asing, entah itu makanan atau pun berupa ajakan, karena kita tidak tahu niat mereka memberikan itu apa,” nasihat Aqila membuat ketiga anaknya yang tengah memakan es krim menghentikan aktivitasnya.

“Maaf,” ucap mereka bersamaan.
Aqila menghela nafas, kemudian mengangguk.

“Yasudah ayo kita pulang.”

***

Tangan Aqila gemetar ketika mendapat pesan misterius lagi. Di dalam pesannya, sang pengirim mengatakan bahwa es krim yang dimakan oleh anak-anaknya tadi sudah ditambahkan racun, begitu juga makanan yang baru saja datang ke rumahnya beberapa menit yang lalu.

Takdir yang tak berpihak 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang