~24. Kecemburuan Sena

14 0 0
                                    

Assalamualaikum, selamat malam pasukan TYTB2. Sorry aku update malam-malam soalnya aku suka lupa untuk update. Jadi, mumpung lagi inget hehe:v

Kemarin- kemarin juga aku lupa update jadi gantinya hari ini aja ya😊

Selamat membaca^^

***

Aqila terdiam kaku di depan gerbang sekolah putra-putrinya, merasa terkejut dengan apa yang ia lihat saat ini. Tak jauh dari tempatnya berdiri, Aqila melihat sosok Airon tengah bersama dengan anak-anaknya.

Bahkan lelaki itu mengajak ketiga anaknya untuk bermain bola bersama. Aqila bisa melihat raut bahagia dari ketiga anaknya.

“Mamah!” pekik Natusha membuat Airon dan kedua adiknya menoleh.

Wajah Airon berubah terkejut bahkan lelaki itu sampai menjaga jarak dengan kedua putranya. Tanpa Aqila sangka, Airon melangkah pergi. Namun, belum sempat jauh, Keanzi menahannya dengan mencekal sebelah lengan lelaki itu membuat Airon mau tak mau tak jadi melangkah.

“Om jangan pergi, kita belum selesai bermain,” kata Keanzi polos.

Airon sempat melirik Aqila, namun tak berselang lama lelaki itu melepaskan cekalan tangan Keanzi pada lengannya secara perlahan seraya tersenyum tipis.

“Kalian sudah dijemput,” ucapnya begitu lembut.

Aqila yang melihat interaksi antara mereka pun sedikit tergerak hatinya. Apakah benar yang dikatakan Aileen, bahwa Airon telah berubah?

Setelah Airon mengatakan itu, Keanzi menghampiri Aqila dan menggenggam kedua tangan ibunya membuat Aqila sempat tersentak.

“Mamah Zizi masih ingin bermain dengan paman itu,” katanya dengan nada merengek sembari menunjuk Airon yang hendak pergi.

“Ini sudah waktunya pulang Zizi,” ujar Aqila membuat bibir Keanzi melengkung ke bawah hendak menangis.

Aqila menghela nafas.”Yasudah hanya sebentar saja,” kata Aqila meingizinkan membuat anak-anaknya berjingkrak kesenangan. Begitu juga dengan Airon yang tanpa Aqila sadari menerbitkan senyumnya.

Hampir setengah jam Aqila menunggu anak-anaknya selesai bermain dengan Airon. Ternyata waktu yang diberikan Aqila tidak berlaku bagi anak-anaknya. Bahkan mereka terlihat sangat asik dan lupa waktu hingga dirinya dianggurkan sejak tadi.

“Sudah cukup bermainnya, ayo kita pulang sekarang!” perintah Aqila mengajak anak-anaknya untuk pulang karena hari juga sudah mulai sore.

Ketiga anak Aqila mendesah kecewa ketika mendengar ajakan dari sang mamah. Padahal mereka masih ingin bermain dengan Airon.

Airon terkekeh kecil melihat raut kecewa anak-anak Aqila. Dengan gemas Airon mengacak-acak rambut anak-anak Aqila satu persatu.

“Jika nanti kita ingin bermain dengan om lagi boleh?” tanya Keanzo sembari mendongak menatap mamahnya.

Belum sempat Aqila menjawabnya, suara Keanzi membuatnya menyetujui apa yang diminta anak-anaknya.

“Boleh ya mamah,” pinta Keanzi dengan wajah super menggemaskan hingga Aqila pun terkekeh kecil melihat tingkah anak-anaknya.
Akhirnya, Aqila mengangguk membuat mereka senang bukan main.

Yes!” seru mereka bertiga kesenangan.

Lalu, setelah itu mereka bergegas masuk ke dalam mobil. Sebelum Aqila ikut masuk, ia menyempatkan untuk berterima kasih pada Airon karena telah menjaga anak-anaknya selama ia belum menjemput.

“Aqila tunggu!”

Aqila yang hendak masuk ke dalam mobil diurungkan, lalu wanita itu berbalik arah untuk menatap Airon.

“Aku ingin menebus semua kesalahanku,” kata Airon penuh keyakinan bahkan Aqila melihat kejujuran di mata Airon. Sepertinya memang benar yang dikatakan Aileen bahwa Airon telah berubah.

Takdir yang tak berpihak 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang