~54. Penolakan Keanzi

42 1 1
                                    

Assalamualaikum teman-teman pasukan pembaca TYTB 2 😄

Kemaleman lagi updatenya hehe>.<

Tapi enggaka apa-apa kali ya, yang penting bisa update:,-)

Oke lanjutin aja bacanya yaaaaaaa.

Selamat membaca^^

Keanzo terus mondar-mandir di ruang tamu sejak pagi tadi sembari sesekali melirik ke arah pintu. Lelaki itu tengah menunggu adiknya pulang. Namun, sudah berjam-jam ia menunggu bersama dengan Natusha, tapi tak ada tanda-tanda adiknya itu pulang.

Keanzo yang tadinya hendak duduk kembali menegakkan tubuhnya saat mendengar suara deru motor milik Keanzi. Keanzo melangkah mendekat pada Keanzi yang baru saja melintas di hadapannya.

"Ada yang ingin aku bicarakan!" ucap Keanzo cukup keras karena jarak antara dirinya dan Keanzi cukup jauh.

Sontak Keanzi yang hendak melangkahkan kakinya ke anak tangga terhenti. Lalu, lelaki itu membalikkan tubuhnya untuk menatap kakaknya sembari tersenyum remeh.

"Kau masih ingin berbicara denganku?" tanyanya dengan salah satu alisnya yang terangkat.

Keanzo berusaha menahan amarahnya walaupun saat ini emosinya mulai tersulut. Tetapi, hari ini ia tidak akan membuat kekacauan. Semua ini demi mamahnya.

"Mamah ingin bertemu denganmu."

Keanzi tertawa, semakin membuat Keanzo mengepalkan tangannya merasa ingin menghajar wajah adiknya yang benar-benar membuatnya muak.

"Wanita itu ingin bertemu denganku?" ejeknya.

Keanzo yang sudah tak bisa menahan amarahnya pun hendak mengangkat tangan untuk memukul Keanzi. Namun, ditahan oleh Natusha.

"Aku tidak mau bertemu dengannya!" tolak Keanzi mentah-mentah.

"Jika dia ingin bertemu denganku, panggil saja dia," suruh Keanzi.

"Dimana dia?" matanya menyapu seisi ruangan mencari keberadaan Aqila.

"Panggil dia, mengapa dia memintamu yang memberitahuku?"

"Wanita itu -"

"Dia sedang sakit!" jawab Keanzo membuat Keanzi sempat terdiam. Namun, tak lama lelaki itu terkekeh sembari mengangguk-angguk.

"Kau pikir ini lelucon Keanzi?" tanya Natusha.

"Ah tidak! tidak! hanya saja aku merasa wanita itu sepertu banyak drama."

Bugh!

Satu pukulan Keanzo layangkan tepat di wajah adiknya membuat Keanzi sedikit limbung.

"Mamah hanya memintamu untuk menemuinya. Apa susahnya hah?!" emosi Keanzo meledak. Lelaki itu kembali memukul Keanzi. Namun, Keanzi kali ini membalas dengan memukul rahang Keanzo.

"Aku tidak peduli!" balas Keanzi.

"Shit!"

Keanzo kembali memukul wajah Keanzi dengan brutal.

"Kau bilang mamah hanya drama?!"

"Apakah menurutmu penyakit mamah itu sebagian dari drama?!"

"Kau tahu penyakit apa yang mamah idap?!"

"Kau tahu hah?!" ulang Keanzo berteriak di depan wajah Keanzi yang sudah terkapar di lantai sembari mencengkeram kuat kerah jaket adiknya itu.

Keanzi kembali terdiam sembari memegangi wajahnya yang terasa sakit karena pukulan kakaknya.

Takdir yang tak berpihak 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang