~32. Terungkapnya identitas Sena?)

28 1 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman, jangan lupa untuk divote dulu ya 🙏

Selamat membaca^^

***
Hampir setiap hari Maria berkunjung ke rumah hanya untuk menemui menantu keduanya yang tengah hamil. Seperti pagi ini, Maria tengah duduk bersama dengan Sena di ruang tamu. Sebelah tangan wanita itu terus mengusap perut Sena yang masih terlihat rata. Masih di dalam kandungan saja sudah diperhatikan seperti itu bagaimana jika sudah lahir?

Aqila tersenyum sedih karena ia merasa Maria memperlakukan Sena begitu berbeda dengannya dulu. Bahkan wanita itu sama sekali tak memperdulikan dirinya yang posisinya sebagai istri pertama yang merasa dikhianati oleh putranya. Justru Aqila melihat Maria seperti bahagia dengan pernikahan Aksa dan juga Sena.

Setelah mengetahui Sena hamil pun Maria tak mengizinkan wanita itu untuk bekerja lagi. Itu sebabnya, mulai hari ini Sena hanya akan ada di rumah bersamanya. Kabar pernikahan kedua Aksa pun masih belum diketahui oleh rekan kerja Aksa, teman-teman dan juga Santi.

Namun, Aqila sudah memutuskan untuk segera menggugat cerai Aksa di waktu yang cepat. Walaupun ia tidak yakin jika ia akan merasa bahagia dengan keputusannya. Tetapi, Aqila yakin jika jalan inilah yang paling terbaik untuk dirinya sendiri, Aksa dan juga Sena.

Aqila juga akan segera memberitahu Santi dalam waktu dekat ini, karena ia tidak bisa menyembunyikan apapun dari mamahnya.

“Untuk pertama kalinya aku meminta bantuanmu,” kata Maria yang entah sejak kapan sudah ada di sebelah Aqila.

Aqila yang tiba-tiba mendengar suara Maria pun tersadar dari lamunannya kemudian menghentikan aktivitas membersihkan dapurnya.

“Jaga menantuku baik-baik,” katanya lagi dengan nada perintah membuat hati Aqila sedikit merasa iri. Namun, wanita itu tak urung mengangguk.

Setelah itu, Maria pulang hanya menyisakkan Aqila dan Sena di rumah sedangkan anak-anaknya di sekolah, lalu Aksa di kantor.

Aqila merasa jika Sena menghampirinya.

“Boleh aku membantu?” tanya Sena.

Aqila hanya melirik sekilas.

“Tidak perlu atau aku akan terkena masalah karena membiarkan wanita hamil bekerja,” kata Aqila dengan nada yang seperti tak suka Sena berada di dekatnya.

“Apa kau takut posisimu tergantikan?” Lalu Sena mengangkat sudut bibirnya ketika melihat Aqila menghentikan aktivitasnya setelah mendengar pertanyaan darinya.

Aqila mendekat pada Sena, kemudian menatap Sena dari atas hingga bawah, lalu tersenyum remeh.

“Aku sama sekali tidak takut posisiku tergantikan olehmu.”

“Seharusnya kau yang merasa takut karena istri pertama selalu menjadi wanita yang diutamakan oleh suaminya,” lanjut Aqila seraya tersenyum puas melihat perubahan wajah Sena.

“Bersikaplah yang sopan di rumahku,” lanjut Aqila lebih sinis kemudian pergi meninggalkan Sena yang kesal setengah mati atas setiap ucapan Aqila.

“Tak lama lagi kau akan terhempas dari rumah ini.” Sena tersenyum miring sembari menatap kepergian Aqila.

***

Aqila baru selesai mengangkat pakaian kering yang tadi pagi dijemurnya. Aqila adalah wanita yang mengerjakan pekerjaan rumah tanpa seorang pembantu. Selama bertahun-tahun ia melayani dan mengurus anaknya sendiri.

“Yaampun,” keluh Aqila karena keranjang pakaiannya tiba-tiba saja terlepas dari genggamannya hingga membuat semua pakaiannya jatuh berserakan. Aqila memejamkan matanya menahan kesal.

Hampir seharian ia mengerjakan pekerjaan rumah dan saat ia hampir selesai justru Aqila merasa jika pekerjaannya bertambah. Namun, belum sempat Aqila meraih pakaian-pakaian itu untuk dimasukkan keranjang lagi, mata Aqila tak sengaja melirik kamar Sena.

Melihat kamar itu, mengingatkannya pada kemarin malam saat suaminya memutuskan untuk menemani Sena malam itu. Dengan gerakan cepat Aqila melanjutkan aktivitasnya yang sempat terhenti. Tapi entah mengapa ia merasa penasaran ingin masuk ke dalam kamar wanita itu. Dan tanpa meminta persetujuan Sena, Aqila masuk begitu saja memeriksa kamar wanita itu.

Karena setelah kedatangan wanita itu dalam hidupnya, Aqila selalu merasa bahwa ada saja hal aneh yang terjadi di keluarganya. Aqila penasaran akan identitas Sena, karena waktu itu Aksa hanya menceritakan tentang Sena secara singkat.

Aqila sama sekali tak menemukan hal mencurigakan dari kamar Sena dan akhirnya Aqila memutuskan untuk keluar sebelum Sena melihatnya. Namun, ketika hendak keluar, tak sengaja Aqila melihat selembar foto terjatuh dari meja rias Sena.

Dilanda penasaran, Aqila pun mengambil foto tersebut dan betapa terkejutnya ia saat melihat dua orang yang ada di dalam foto tersebut. Bahkan tangan Aqila sampai gemetar.

Ia tahu siapa kedua orang itu, yang tak lain adalah Dini dan Airon. Dulu, saat ia masih memiliki hubungan dengan Airon, beberapa tahun lalu sebelum dirinya bersama dengan Arrayan. Airon pernah menujukkan foto yang sama dan ia yakin jika foto yang digenggamannya itu sama persis dengan yang ditunjukkan Airon waktu itu.

Tapi, mengapa foto itu ada pada Sena? Apa hubungan Sena dengan mereka? Aqila tak mengerti semua ini.

Aqila baru ingat bahwa Airon sudah bebas dari masa hukumannya. Itu artinya Dini pun sudah bebas, namun ia sama sekali tak pernah melihat keberadaan Dini selama ini. Lalu, tatapannya kembali pada selembar foto digenggamannya lagi.

“Tidak mungkin.” Aqila menggelengkan kepalanya.

“Sena tidak mungkin Dini. Wajah mereka sangat berbeda bagaimana mungkin wanita itu adalah Dini,” gumam Aqila sembari menggelengkan kepalanya menolak agar pikiran itu hilang dari otaknya.








***

#tbc

Sorry banget ya, bab ini sedikit soalnya waktu nulis bab ini, aku lagi kurang mood jadi harap dimaklumi:)

See you di part selanjutnya. Papay 👋

Takdir yang tak berpihak 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang