~16. Kedatangan Sena

13 0 0
                                    

Assalamualaikum teman-teman, jangan lupa sebelum membaca di vote dulu ya :)

***

Darry menatap bingung Sena yang pulang dengan wajah seperti menahan kekesalan. Darry pun menaruh secangkir kopi yang sedang ia nikmati ke atas meja. Lalu, mengikuti langkah Sena dari belakang. Ketika gadis itu hendak menutup pintunya dengan cepat Darry menahannya menggunakan kaki kanannya.

“Aku sedang ingin sendirian,” ucap Sena penuh penekanan.

Darry menatap Sena.

“Ada apa Dini?” tanya Darry membuat Sena terkejut. Bukan karena pertanyaannya, tetapi karena kalimat terakhir yang diucapkan oleh lelaki itu.

Darry tersenyum miring.

“Sudah aku katakan, aku bisa mengetahui segalanya dalam sekejap,” katanya.

Saat ini Sena sedang tidak ingin mempermasalahkan identitasnya. Tetapi yang menjadi fokusnya sekarang adalah, pertemuannya dengan Aqila tadi. Ingin sekali rasanya ia berteriak di depan wajah wanita itu, lalu mengatakan bahwa dirinya adalah Dini. Seorang gadis yang keluarganya dan masa remajanya hancur.

“Kau yang akan ceritakan sendiri atau aku –“

“Kau itu bukan siapa-siapa!” sentak Sena memotong perkataan Darry.

Darry menggertakan giginya menahan amarah, sungguh ia sangat tidak suka dibentak dan ditentang.

“Berhenti ikut campur dalam urusanku!”

“Aku muak Darry!" lanjut Sena lagi.

“Kau –“

“Apa?!” potong Sena lagi.

“Aku akan pergi dari sini kalau memang itu yang ingin kau katakan,” lanjut Sena hendak pergi, namun dicegah oleh Darry.

“Sekali ini saja kau jangan keras kepala Sen?!”

“Aku seperti ini karena aku peduli padamu.”

Sena menghempas kasar tangan Darry yang menyentuhnya.

“Aku tidak butuh kepedulianmu!”
Sena melenggang pergi begitu saja meninggalkan Darry.

“Aku tahu semua rencanamu!”

Perkataan Darry barusan mampu membuat langkah Sena terhenti. Gadis itu membalikkan tubuhnya dan ia melihat Darry menghampirinya.

“Ternyata selama ini aku menyembunyikan seorang penjahat,” ucapnya yang lagi-lagi membuat Sena menelan ludahnya.

“Nama aslimu adalah Dini, pernah bersekolah di SMA Bima sakti, dan pernah di penjara karena kasus percobaan pembunuhan,” kata Darry panjang lebar.

“Apakah dendamu belum selesai hingga kau terus menerus meneror orang itu melalui pesan ini.” Darry menujukkan ponsel yang isinya pesan-pesan mengancam tepat di depan wajah Sena.

“Lalu, kau akan mengusirku?” tanya Sena.

“Tidak.”

Sena mengernyit.

“Karena aku memiliki dendam. Sama sepertimu,” ucap Darry membuat Sena cukup terkejut.

“Aqila?” tanya Sena.

“Bukan. Aku tidak memiliki masalah dengan istrinya,” jawab Darry.

“Maksudmu?” bingung Sena.

“Aku ingin menghancurkan lelaki bernama Aksa.”

“A … aksa?”

Darry mengangguk sembari tersenyum.

“Pria yang diceritakan oleh wanita bernama Maria itu, tak lain adalah wanita yang kemarin bertemu denganmu.”

Takdir yang tak berpihak 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang