~8. Family time

15 2 0
                                    

Assalamualaikum, selamat malam teman-teman. Siapa yang nunggu cerita TYTB 2 update nih?

Yuk yang sudah penasaran divote dulu sebelum membaca:)

Selamat membaca^^

***

Pikiran Aqila masih melayang menerka-nerka apa maksud dari perkataan wanita tua tadi? Karena sibuk memikirkan semua itu, ia sampai tidak menyadari bahwa sejak tadi Aksa memanggilnya.

"Aqila?" panggil Aksa entah yang sudah ke berapa kali.

Aqila tersentak karena terkejut mendengar panggilan dari suaminya," Iya?"

"Ada apa? Ada yang menggangu pikiran kamu?" tanya Aksa dengan sesekali menoleh pada istrinya karena ia tengah sibuk mengemudi.

"Tidak ada."

"Dari tadi melamun, ceritakan ada apa?"

Aksa tahu bahwa ada sesuatu yang menggangu pikiran istrinya hingga membuat Aqila melamun selama perjalanan. Bersamaan dengan itu, ia mendengar suara helaan nafas keluar dari bibir Aqila.

"Tadi ada seorang wanita yang mengatakan sesuatu." Aqila mulai bercerita.

Aksa mengernyit, merasa heran.

"Lalu?"

"Dia mengatakan bahwa ada seseorang di masa lalu kembali. Aku tidak tahu perkataan itu tertuju pada siapa. Tapi, tadi disana hanya ada aku dan saat dia mengatakan itu, dia menarik tanganku," jelasnya dan Aksa manggut-manggut paham.

"Tidak perlu dipikirkan, mungkin itu hanya orang jahil. Itu hanya akan menambah beban pikiran kamu saja," nasihat Aksa.

Aqila mengangguk seraya tersenyum. Lalu, ia membalikkan tubuhnya untuk melihat anak-anaknya yang ternyata sudah terlelap. Selama itu ia melamun hingga tidak sadar jika putra-putrinya sudah tertidur begitu nyenyak?

Sesampainya mereka di pekarangan rumah, Aqila turun terlebih dahulu dari mobil untuk membuka pintu agar Aksa tidak kesulitan membuka pintu sembari menggendong Keanzo dan Keanzi. Sedangkan, setelah ia membuka pintu, ia mengangkat Natusha ke dalam gendongannya.

Dirasa putra putrinya sudah terlelap dengan nyaman. Aqila kini telah berada di kamarnya. Wanita itu duduk di ranjang, menunggu Aksa yang belum selesai mandi sembari melamun. Entah mengapa perkataan wanita tadi begitu menggangunya dan terus terngiang di telinganya.

"Sayang tolong keringkan rambut aku," pinta Aksa sembari menyerahkan handuk kecil pada Aqila. Namun, wanita itu sama sekali tidak merespon.

"Sayang?"

Aqila terlonjak," Iya? kamu butuh sesuatu?"

Aksa menghela nafas.

"Masih memikirkan hal yang tadi?"

Aqila hanya menunduk. Tak lama ia melihat Aksa duduk di lantai sembari menatapnya. Kemudian kedua tangannya digenggam oleh Aksa dengan sesekali memberikan usapan lembut.

"Sepertinya kamu butuh istirahat."

"Lebih baik kamu istirahat, ayo." Aksa mengajak Aqila untuk berbaring.

"Apa ini ada hubungannya dengan hadiah yang berisi darah itu?" tanya Aqila sambil mendongak sedikit karena kini posisi kepalanya yang bersandar di dada bidang milik Aksa.

"Sudah jangan dipikirkan."

***

Aqila tengah menemani anak-anaknya di ruang tamu. Natusha dan Keanzi yang sibuk bermain, sedangkan Keanzo sibuk dengan kertas kosong dan pensil warnanya. Masih dengan senyumnya, Aqila terus memperhatikan setiap tingkah anak-anaknya hingga rasa lelah setelah mengerjakan pekerjaan rumah seharian hilang begitu saja ketika melihat tawa ceria mereka.

Takdir yang tak berpihak 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang