~49. Mimpi Natusha

27 1 0
                                    

Assalamualaikum, semuanya 🙏

Kira-kira siapa aja yang nunggu cerita ini kembali update?

Boleh acungkan tangan yang rindu kisah Aqila👆

Eitssssssssss, jangan lupa di vote dulu sebelum membaca yaaaaaaa 😘

Selamat membaca^^

***

“Kemana saja kau selama ini?” tanya Aqila pada Aksa.

Kini keduanya tengah duduk bersama di tepi ranjang.

Aksa yang mendapat pertanyaan itu pun hanya mampu menunduk.

“Aku menitipkan anak-anak padamu. Tetapi, kau justru meninggalkan mereka,” lanjut Aqila semakin membuat Aksa merasa sangat bersalah.

“Aku siap mendapat setiap cacian dan hinaan orang-orang padaku. Tetapi, tidak dengan anak-anak. Bertahun-tahun mereka hidup tanpa ayah dan ibunya. Tentunya itu adalah hal yang sulit bagi mereka.”

“Maafkan aku,” ucap Aksa.

“Setelah kepergianmu aku terlalu egois. Aku terlalu memikirkan perasaanku sendiri tanpa memikirkan anak-anak yang juga membutuhkanku.”

“Rasa kehilanganku membuatku lupa bahwa aku memiliki amanah yang harus aku jaga,” lanjutnya dengan lirih.

“Maafkan aku Aqila.” Aksa menggenggam erat kedua tangan Aqila dengan air matanya yang perlahan menetes.

Aksa menyesal dengan apa yang sudah dilakukannya. Sudah berulang kali Arvin mengingatkan akan hal ini. Namun, sifat keras kepalanya menguasai hati dan pikirannya hingga selama bertahun-tahun ini ia mengabaikan anak-anaknya.

Ia membiarkan anak-anaknya lepas dari pengawasannya bahkan Aksa sama sekali melupakan kabar tentang mereka selama ini.

“Aku memaafkanmu. Sekarang kita bangun kembali keluarga kita,” ucap Aqila yang diakhiri senyum tipis.

Aksa pun langsung mengangguk.

***

Kini Aqila tengah berada dalam perjalanan menuju rumah Airon. Namun, sebelum itu, ia sudah menyempatkan berkunjung ke rumah Santi diantar oleh suaminya.

Kedatangannya ke rumah mamahnya, membuat Santi sangat terkejut. Keadaan Santi terlihat tidak baik-baik saja. Mamahnya terlihat lebih kurus karena terus memikirkannya selama bertahun-tahun.

Mengingat wajah kurus mamahnya membuat Aqila kembali menitikkan air matanya. Ada perasaan menyesal di dalam hatinya karena telah membuat mamahnya dalam kondisi seperti itu. Namun, dibalik semua itu, Aqila telah melihat senyuman Santi setelah kedatangannya.

“Semua orang bahagia setelah kedatanganmu,” ucap Aksa dengan sebelah tangannya menggenggam erat tangan kanan Aqila sedangkan sebelah tangannya lagi memegang stir mobil.

Aqila pun tersenyum tipis sebagai respon.

Tak berselang lama, mereka sampai di depan rumah sederhana yang katanya milik Airon. Semalam Natusha menceritakan, bahwa selama ia dan Aksa tak ada di sisi anak-anaknya, Aironlah yang sering mengunjungi rumah dan menemani anak-anaknya.

Aqila mengetuk pintu di depannya. Walaupun ia merasa sedikit ragu, Airon akan menerima kedatangannya, mengingat ia telah membuat lelaki itu kehilangan adiknya.

Cukup lama mereka menunggu hingga akhirnya pintu pun terbuka menampilkan sosok Airon.
Lelaki itu nampak terkejut akan kedatangannya dengan Aksa.

“A … aqila?”

“Bisa kita bicara?” tanya Aqila membuat Airon tersadar kemudian lelaki itu mengangguk dan mempersilahkan Aqila juga Aksa untuk masuk ke dalam rumahnya.

“Apa yang ingin kau katakan?” tanya Airon.

Takdir yang tak berpihak 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang