~20. Patah hati Darry

7 0 0
                                    

Assalamualaikum, selamat pagi dan selamat beraktivitas teman-teman 😄

TYTB2 kembali update dan jangan lupa sebelum membaca untuk divote terlebih dahulu.

Selamat membaca ^^

***
“Apa sebenarnya yang kau maksud?” tanya Darry.

“Kau tahu dia lari dari penjara saat kecelakaan itu terjadi,” ucap Mack, namun Darry sama sekali tak terkejut karena ia mengetahui hal itu.

“Dan kau juga sudah mencari tahu alasan dia mengirimkan begitu banyak pesan kepada istri dari musuh perusahaanmu.”

Darry berdecak gemas.

“Langsung ke intinya saja Mack!”

“Apa kau yakin, bahwa perempuan itu membalaskan dendam murni karena kesalahan dari istri musuhmu Aksa?” tanya Mack.

“Dan apa kau yakin, jika dia tidak akan mengkhianatimu?”

“Aku rasa dia menyembunyikan sesuatu,” kata Mack lagi.

“Aku sudah tahu semuanya tentang dia,” kata Darry percaya diri dan lantang.

“Kau yakin?”

Darry mengangguk.

Mack mendekat pada Darry, kemudian menepuk pelan pundak Darry.

“Jangan bodoh hanya karena cinta Darry. Perempuan itu bisa menghancurkanmu kapan saja,” kata Mack berpesan kemudian pergi setelah mengatakan itu.

Sedangkan Darry hanya terdiam kaku setelah mendengar peringatan dari sahabatnya.

***

“Mengapa mamah membentak paman itu?” tanya Keanzi pada Aqila yang tengah mengemudi. Namun, anak lelaki itu tak mendapat jawaban apapun dari Aqila.

“Paman itu sangat baik, dia selalu menjaga kita saat mamah dan tante Aileen berbelanja,” ucap Keanzi lagi dan perkataannya kali ini berhasil membuat Aqila menoleh sebentar.

Ketika melihat sorot terkejut dari mata mamahnya, Keanzi pun langsung melanjutkan ucapannya.

“Zizi berkata jujur,” lanjutnya sembari menunjukkan wajah meyakinkan pada Aqila.

“Kali ini aku setuju dengan Zizi. Paman itu sangat baik,” timpal Keanzo dari bangku belakang.

“Bahkan paman itu yang selalu menemani kita di depan gerbang sekolah, jika mamah terlambat menjemput,” tambah Natusha.

Aqila terkejut hingga menginjak rem secara tiba-tiba dan untung saja mereka sudah sampai di halaman rumah.

“Apa dia melakukan sesuatu pada kalian?” tanya Aqila dan ketiga anaknya menggelengkan kepala.

“Apa sebenarnya yang dia rencanakan?” batin Aqila.

“Mulai sekarang menjauhlah dari paman itu,” pesan Aqila kemudian wanita itu melepas sabuk pengamannya dan keluar dari mobil.

Baru saja beberapa langkah Aqila keluar, ia melihat sebuah mobil ibu mertuanya yang terparkir tak jauh dari mobilnya parkir. Setelah memastikan anak-anaknya ikut turun dari mobil, Aqila langsung masuk dan benar saja ada Maria disana. Ibu mertuanya itu tengah duduk di sofa dengan gaya angkuh menurutnya.

Maria menatapnya tak dengan tatapan tak minat, namun sudut bibir wanita itu terangkat mengukir sebuah seringaian.

“Suami pulang kerja dan istri pulang keluyuran?” sindirnya sembari melirik Aqila dengan senyuman sinis.

“Istri macam apa yang kau nikahi Aksa?” tanya Maria tanpa mengalihkan pandangannya dari Aqila.

Takdir yang tak berpihak 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang