11. kecupan di dahi

6.7K 510 37
                                    

kita bukan lagi aksara tanpa makna, melainkan kedua doa yg tak pernah sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kita bukan lagi aksara tanpa makna, melainkan kedua doa yg tak pernah sama. Karena kita hanyalah dua Atma yang tak di izinkan semesta untuk bersama.

___________••___________

Pagi ini Atta masih termenung di depan kaca, rambut dan tubuhnya masih basah karena beberapa menit yang lalu ia sengaja mengguyur tubuhnya Dengan beberapa liter air dingin berharap kesedihan nya ikut luntur terbawa air.

Kesedihan nya masih terus menempel pada diri atta entah mengapa kesedihan itu susah sekali untuk luntur dari diri Atta.

Netra atta tertuju pada gelang hitam yang melilit pergelangan tangan nya seketika semua bayang bayang atta tertuju pada Zidanta. Sosok cinta yang mengungkapkan perasaan nya pada sepertiga senja.

Tangan atta mengelus elus gelang itu pertanda anak Adam itu merindukan sosok Zidanta.

Kemarin Atta tak bertemu Idan sama sekali kata Idan ia ada urusan di luar kota. Kemarin hati atta begitu hampa dan sengsara karena tak ada sosok cinta di sisinya, hati atta menjerit rindu pada Idan ia ingin pelukan hangat dari Idan, ia ingin tepukan manis di kepalanya, ia ingin elusan lembut di pipinya.

Atta bergegas memakai seragam karena pak Danang memanggil manggil namanya sambil mengetuk ngetuk pintu kamar atta.

"Mas.. di depan gerbang ada cowo yang nyariin mas atta." Ucap pak Danang dari balik pintu.

"Siapa Pak?" Jawab atta sedikit berteriak sembari merapikan bajunya yang baru saja atta pakai.

"Kurang tau mas.."

"Suruh masuk dulu aja Pak.. nanti Atta turun ke bawah"

"Siapp Mass.." jawab pak Danang dari balik pintu penuh dengan senyum.

Atta penasaran dengan lelaki yang mencarinya, atta rasa itu sahabat nya Tama jika tidak itu Linggar.

Tangan atta meraih tas hitam yang ada di atas meja belajarnya lalu ia bersiap untuk meninggalkan kamarnya kakinya begitu lihai menuruni anak tangga satu persatu yang terbuat dari ubin.

Atta terkejut netra nya membulat setelah melihat sosok laki laki itu. dia Idan, kekasihnya. Atta tak menyangka jika Idan yang menemuinya karena kemarin Idan pergi keluar kota, atta tak mengetahui jika Idan tak benar benar pergi keluar kota melainkan mencari pendonor jantung untuk bunda.

Hati dan perasaan atta yang tadi nya mendung kini seterang cahaya mentari setelah melihat guratan senyum Idan.

"Idan.. Lo kemana aja? gue kangen.." atta berlari memeluk erat tubuh tegap Idan, atta begitu rindu dengan kekasihnya itu.

"Kangen ya? Sama gue juga rindu sama Lo ta.." ucap Idan lalu membalas pelukan erat dan hangat dari atta.

"Tolong jangan pergi lagi.." ucap atta masih memeluk Idan. Saat ini Atta dapat mencium dengan jelas aroma tubuh Idan, atta dapat merasakan denyut jantung Idan yang berdebar Saling menyahut dengan jantung nya.

Pelangi di bulan Juli.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang