27. kesaksian di bulan Juli

514 49 19
                                    

Dan malam sejatinya hanya menunggu insan kurang sempurna yang ingin merindu

______••_____


Senin itu hari baru bagi mereka yang rindu dengan masa SMA, Senin itu hari bagi mereka kelas 12 untuk tentukan masa depan dan impian mereka sebab hari ini adalah ujian terakhir jenjang SMA

Hari di mana hari yang sangat di tunggu tunggu oleh atta dan juga Idan, karena setelah ujian terakhir mereka akan lulus dan berniat untuk pergi dari Bandung

Bandung sudah bawa banyak sakit tiap hari, detik dan juga jam. Namun Bandung juga berih bahagia bagi mereka yang tidak Sempurna.

Idan atta dan juga yang lain sudah menyiapkan ini di jauh hari, tiap berkumpul tak lupa mereka selalu membahas perkiraan materi yang akan keluar. Dari mereka berlima hanya atta dan Idan yang antusias akan hari ini. Nayla, Linggar dan juga Tama mereka malah takut jika memilih jawaban yang salah.

Satu jam sebelum bel kelima nya sudah duduk di depan kelas, mereka sama sama belajar dan juga berjuang.

"Anjing kenapa sih harus pisah ruangan kan ngak bisa nyontek." Tama begitu kesal dengan ruangan ujian nya karena dia di tempatkan dengan kelas bahasa.

"Ngak cuman Lo aja, kita semua juga beda ruangan." Ucap Nayla sedikit jengkel sebab dari tadi Tama hanya mengoceh dan mengeluh

"Dari pada Lo ngoceh nih ya.. mending Lo baca tuh materi." Nayla melempar kan buku tebal ke tama.

"Gue ngak kuat.. mau muntah anjing baca buku setebel itu." Tama mengeluh rasanya dia sudah pasrah dengan hari ini.

"Ehh liat dehh.." Tama menunjuk dua putra Adam yang sedang fokus dengan buku dan juga terlihat begitu bahagia.

"Mereka gigih banget ya mau pergi dari Bandung.. kayaknya gue juga mau ikut mereka deh."

"Ngapain Lo ikut? Ngak usah Lo di sini sama gue." Kali ini lingar mengucapkan kalimat nya, terlihat sekali jika ia sedang sedikit marah

"Kalo Lo ikut atta sama Idan pergi buat kabur yang ada Lo malah jadi beban anjir." Linggar mengoda kekasihnya itu yang di goda Hanya diam dan berfikir keras dengan omongan linggar.

Di samping mereka tak jauh dari mereka berada atta dan Idan habis kan waktu bersama meski banyak tatapan benci namun keduanya tetap bahagia dan saling tertawa.

"Lo belajar kan buat ujian ini?" Tanya atta pada Idan saat ia melihat netra Idan yang kosong dan sendu seperti sudah lagi tak memiliki semangat untuk hidup

"Dikit sih, pusing banget semalem jadi ngak fokus buat belajar hehe."

"Alesan.. gue takut Lo ngak lulus tahun ini."

"Lo ngeraguin gue nih?" Tanya Idan ia sedikit tidak terima jika dia di sebut bodoh secara tidak langsung

"Enggak bukan gituu.." bantah atta pada kekasihnya.

"Gue turut seneng ayah Lo udh nemuin pasangan hidup baru, tapi gue juga sedih liat Lo sedih kayak gini." Meski atta tidak bilang pada Idan jika dia sedang bersedih namun Idan bisa tahu tentang hal itu.

"Makasih buat doa dan harapan nya"
jawab atta lalu dia mengarahkan tangannya pada telapak tangan Idan agar saling terpaut dan menggenggam.

"Atta.."

"Iya.. kenapa?"

"Gue takut.. takutt kalo umur gue ngak bakal lama di bumi ini."

Ucap Idan tiba tiba dia teringat akan leukimia stadium akhir yang Idan  derita.

"Kenapa Lo ngomong gitu? Lo ngak pengen sembuh? Buang jauh jauh pikiran kayak gitu."

"Mustahil kalo gue bakal sembuh.. terapi sama kemo pun ngak jamin gue sembuh seratus persen, gue udah ikhlas kalo pada akhirnya bakal pergi."

Idan begitu takut jika di bulan ini menjadi bulan terakhir nya untuk hidup di bumi. Rasa takut nya saat ini bahkan lebih besar ketika ayah marah kemarin pagi.

Sejak pulang dari Jogja ia begitu pusing, tubuhnya gemetar hebat, dan jantungnya berdebar tak karuan di dadanya. Bahkan obat yang dokter beri untuk bulan ini terasa tak bekerja pada tubuh lemah Idan.

"Tapi ikhlas nya gue buat pergi, belum ikhlas ketika Lo ngak bahagia di bumi ini." Ucap Idan yakin

"Gue belum sanggup kalo Lo harus pergi. Tolong bertahan buat hidup di bumi ini.. masih ada gue di sini, masih ada gue yang berharap buat Lo  tinggal di bumi. Jadi stop buat ngomongin hal yang sama sekali ngak gue suka."

"Ketika gue pergi tolong jangan terlalu banyak menangis, dan kenangan yang kita buat tolong jangan di lupain terlalu cepat ya?"

Atta peluk tubuh Idan yang ringkih itu, lalu netra nya keluarkan tangis yang hatinya rasakan. Dia ingin memeluk Idan seperti ini, penuh dengan kasih sayang dan juga luka.

"Selama umur Lo belum habis di bumi ini, ayo habiskan waktu buat kita berdua."

Bisik atta pelan pada Idan yang di jawab dengan anggukan dan pelukan yang erat. Atta berani ucapan kalimat nya pada laki laki yang umurnya hampir habis

Dan kalimat dari Idan buat hati atta bergetar, dia menangis mendengar kekasihnya berbicara seolah akan mati, dan tentang pergi atau mati sesungguhnya atta benar benar benci akan hal itu, sebab ia sudah muak dengan kematian yang tidak dia inginkan pada seseorang yang dia sayang.

Tangan mereka bertaut kencang di balik buku milik mereka, dan keduanya sama sama berjuang agar tingal lebih lama di bumi ini.

Di bulan ini, bulan juli menjadi saksi atas cinta dan kasih sayang dua putra Adam jalin di atas bumi Pasundan.
Mereka selalu mengingat cinta mereka akan bersemi di bulan juli.

Dan bulan Juli menjadi bulan paling sial untuk putra Adam yang punya banyak penyakit.

Bel masuk berbunyi, semua siswa begitu riuh dan panik sebab ujian akhir sudah ada di depan mata mereka. Terdengar dari hati mereka berharap akan keberhasilan.

Banyak doa yang mereka minta agar ujian ini menjadi jauh lebih mudah. Begitu juga dengan mereka yang ingin selesaikan ujian ini dan cepat cepat untuk tinggalkan bandung, ada Jogja yang harus mereka kejar dia sana.

Idan begitu pusing tentang jawaban yang sedang ia pikirkan, lembar kertas kotor tempat untuk mencoret coret rumus dan angka seperti tak berguna sebab tak di gunakan sama sekali oleh Idan,

Kepalanya begitu pusing sampai sampai netra nya terpejam menahan rasa sakit, tepat saat Idan akan membuka matanya suara berdesing di telinga Idan.

Darah segar menetes di kertas kotor milik Idan keluar tepat dari hidung nya, bibir Idan juga terlihat pucat sekali. Saat ini Idan hanya ingin tidur sebentar dengan tenang sebab dia sudah tidak tahan dengan rasa perih dan sakit di kepalanya

Darah mengalir di hidung dia seka darah dengan tangan kanan nya lalu dia sumpal lubang hidung kirinya Dengan kertas, meski perih dia berusaha untuk menahannya, dan Idan begitu berharap agar darah di hidung nya itu cepat cepat berhenti karena dia tak ingin jika Sahabat terutama kekasihnya itu mengetahui akan sakitnya semakin parah.

Dan ternyata dunia kelewat bercanda pada dua Adam yang ingin tinggalkan bumi Pasundan, keduanya sama sama belajar agar lebih kuat dan ngak pernah buat menyerah untuk jadi lebih baik karena mereka cuman jiwa kurang sempurna yang banyak salahnya.

____________________________________________________________________________

Allo semua gimana malem ini?
Pelangi di bulan Juli udah up lagi nih, pantengin lagi buat kedepannya dan bulan ini, rencananya mau aku selesaiin bulan ini juga di bulan Juli sesuai sama judul dan kisah kita dulu.
Cung siapa yg baperr.

Pelangi di bulan Juli.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang