prolog

218 7 0
                                    

Aksara mengibaskan tangannya di depan wajah kini ia berada di gedung tua yang sudah tidak terpakai, asap yang entah berasal dari mana memenuhi isi ruangan itu, tidak ada fentilasi cahaya sedikitpun, sesekali pemuda itu terbatuk kecil karna lebatnya asap yang menyapa indra penciumannya.

Pemuda itu menyalakan flashlight dari hanphonenya, ruangan ini benar benar gelap.

"WOY!! KELUAR LO SEMUA!!"

"JANGAN MACEM MACEM SAMA GUE!"

"PENGECUTTT LO SEMUA!!"

Aksara berteriak seperti orang kesetanan, pemuda itu berajalan dengan sangat hati hati, kabut asap yang memenuhi gedung itu membuat pandangannya sedikit terganggu.

"VIOOO LO DI MANA?!"

"INI GUE AKSAAA"

"VIOOO TOLONG BERTAHAN SAMPAI GUE NEMUIN LO"

Tidak ada sahutan dari siapapun, gedung itu benar benar kosong, rasanya aksa ingin menagis saja, ia lelah, rasa takut akan kehilangan seseorang yang ia cintai kini menguasai dirinya, pikirannya benar benar kacau, ia takut terjadi sesuatu pada viona, mengingat gadis itu yang phobia kegelapan, apa gadis itu baik baik saja?"

Aksara menggelangkan kepalanya mencoba menghapus pikiran pikiran negatif yang bersarang di otaknya, tampa ingin membuang buang waktu lebih lama pemuda itu kembali melanjutkan langkahnya, menelusuri gedung itu sendirian.

Aksara menghentikan langkahnya ketika Suara isakan tangis terdengar di indra pendengarannya, walaupun samar tapi ia yakin itu suara viona.

Dengan sedikit berlari pemuda itu memasuki ruangan yang ia yakini sebagai tempat penyekapan viona.

Ceklek..

Ketika pintu itu berhasil di buka, satu sosok yang sangat aksa rindukan sedang terduduk lemas di atas kursi dengan tali yang mengikat sadis tubuh mungil itu, ruangan itu sangat gelap hanya ada satu lampu kecil yang meneranginya.

Tampa pikir panjang aksa segera berlari menghampiri gadis itu.

"aksaaa" lirih viona dengan rasa sakit di tubuhnya yang seperti di hujam oleh jutaan belati.

Satu tetes air mata mengalir di pipi aksara, ia tak kuasa melihat gadis yang ia cintai dalam kondisi yang benar benar mengenaskan sekarang, siapa dalang dari semua ini? Aksa tidak akan membiarkan orang itu lolos begitu saja.

"vi maafin gue yang lambat nemuin lo,maafin gue yang udah gagal ngelindungin lo" air mata aksara mengalir dengan deras tampa ia minta, tanganya membelai lembut rambut viona yang terlihat lepek, wajah gadis itu di penuhi luka lebam yang semakin membuat hati aksa seperti teriris melihat keadaanya yang jauh dari kata baik baik saja.

Aksara menghapus kasar air matanya, pemuda itu mengeluarkan pisau dari jaketnya, dan dengan sangat hati hati ia mengiris tali yang mengikat tubuh viona.

"AKSA AWASS!" viona berteriak histeris ketika melihat siulet seseorang mendekat ke arah mereka.

"Pyarrrr"

***

Gi mana sama proloknya?
Next part ya

Jangan lupa komen and vote nya bestie


Sekalian mampir yuk di sosmed mereka

@aviona_arunia
@aksara_bswragta16

AKSAVIO[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang