26. Pulang

22 0 0
                                    

Aku menatap iba diriku sendiri, yang berdiri mematung menatap langit, menunggu keajaiban turun dari sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menatap iba diriku sendiri, yang berdiri mematung menatap langit, menunggu keajaiban turun dari sana.

_Aviona Arunika_

Seorang gadis dengan rambut di kuncir kuda sedang menyendiri di rofftop sekolah, sorot matanya menjelajah jauh ke depan di temani rasa ganjal di hatinya, pikirannya menyimpan satu nama "Aksara" cowok yang biasanya selalu mengganguNya ketika menyendiri di rofftop, namun kali ini cowok itu entah hilang ke mana, tak ada satupun kabar tentang nya.

"Sa, lo bilang lo ngak akan lama perginya, tapi kenapa lo hilang tanpa kabar? Gue rindu lo sa"

Viona menunduk membiarkan air matanya luruh begitu saja, sudah sebulan lamannya aksa pergi yang katanya hanya akan menguburkan ayahnya lalu segera kembali ke indonesia namun hingga saat ini tak ada tanda tanda bahwa cowok itu akan segera kembali, rasa kesal juga rindu mengerumuni hati viona ingin rasanya ia berlari memeluk tubuh jangkung yang selalu berdiri di hadapannya, entah harus berapa lama lagi ia menunggu pemuda itu datang.

Viona menghapus kasar air matanya, lalu dengan santai merapikan switeer biru dongker yang melekat cantik membungkus tubuh mungilnya ada rasa sedikit tidak rela meninggalkan rofftop sekolah namun ia tersadar sudah terlalu lama berdiri di sana, bulan yang menemaninya kali ini pun  seolah menatapnya dengan iba, seperti menyuruhnya untuk segera pulang.

"Bulan lo ngak bakalan ngerti jadi gue, gue ngak mau pulang karna ngak bakalan ada yang nyambut gue di rumah, aksa udah pergi, gue udah ngak punya siapa- siapa lagi sekarang" Monolognya dengan wajah yang mengadah ke atas.

Setelah mengatakan itu viona berbalik menuju pintu rofftop, kaki nya yang sudah lelah berdiri berjam jam di atas rofftop ia paksa untuk tetap kuat menuruni tangga, tangannya ia gunakan untuk memegang gagang tangga untuk menahan tubuhnya yang terasa berat untuk berjalan.

Viona terus menuruni tangga, tak memperdulikan suasana di sekitarnya yang terasa semakin horor, jam sudah menunjukan pukul 23:00 dan kini ia masih berada di sekolah, tangga yang ia lewatipun sangat gelap hanya ada pencahayaan minim dari ponselnya dengan sangat hati hati ia menuruni tangga hingga kakinya terhenti ketika flashlight dari ponselnya menerangi sepatu seseorang.

Viona menelan ludahnya susah payah, tangannya sedikit bergetar matanya masih terus memandangi sepatu itu tanpa berani melihat siapa pemiliknya, dengan sangat was was viona memundurkan langkahnya takut orang yang di depannya sekarang adalah seorang psikopat jika memang ia maka tamatlah riwayat viona malam ini.

Dengan keberanian yang minim gadis itu mengarahkan flashlight nya ke wajah orang itu, hingga sepersekian detik berikutnya viona membukatkan matanya tak percaya dadanya tiba tiba berdesir hebat disertai dengan rasa geli yang langsung menjalar di perutnya.

Aksa..? Ujarnya lirih dengan sorot mata yang entah sejak kapan berbinar menatap lawan bicaranya.

"iya ini gue aksa"

AKSAVIO[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang