22• Membalut Luka

22 1 0
                                    

Dulu aku berfikir dunia itu jahat, namun akhirnya aku sadar, bukan dunia atau takdir yang jahat tapi kitalah yang tak cukup memahami makna yang sebenarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dulu aku berfikir dunia itu jahat, namun akhirnya aku sadar, bukan dunia atau takdir yang jahat tapi kitalah yang tak cukup memahami makna yang sebenarnya

_Aviona Arunika_

***

Sang mentari kini mulai kembali menyembunyikan dirinya hingga memancarkan keindahan yang terpampang jelas di langit sore kala itu.

Viona menatap lekat langit jingga dari atas rofftop, kedua tangannya mencekram kuat pembatas di hadapannya melampiaskan segala kekesalan yang menyikasa lubuk hati gadis malang itu.

Pandangannya menerawang jauh ke angkasa, ada satu nama yang terlintas di benaknya, ia mencoba tidak peduli namun entah mengapa hatinya terus saja menyebut nama aksa, ya orang itu adalah aksara, seseorang yang sudah berhasil mencairkan dinginnya hati seorang viona.

Aksara sosok pemuda tampan dengan segala pesona yang ia miliki mampu mengikat siapa saja yang mengenalinya, termasuk viona yang mulai jatuh bahkan sudah tidak menemukan jalan pulang untuk pergi dari sosok sempurna seorang aksara.

Cowok itu yang mengenalkan kata setia yang sesungguhnya, yang mengajarkan definisi ketulusan dalam dirinya, yang selalu menawarkan tempat pulang untuk dirinya yang sudah tidak memiliki rumah, seorang tameng terhebat setelah ayahnya.

Namun, cowok itu juga mengajari bahwa segores luka bisa datang dari siapa saja, bahkan dari dia,orang yang kita anggap sebagai tempat pulang ternyaman.

Flashback on

Saya udah bilang bukan saya pelakunya bu!

Lantas bagaimana kamu bisa menjelaskan hanphone itu bisa ada dalam tas kamu?

Ujar bu ambar mentap ragu gadis di hadapannya.

Saya juga ngak tau kenapa hanphone raisa bisa ada dalam tas saya.

Viona masih kekuh dengan pendiriannya, karna jelas jelas ia tidak menyentuh bahkan melihat hanphone raisa hari ini.

"maaf bu, bukannya saya lancang, tapi kita ngak bisa menyimpulkan kejadian tadi hanya karna hanphone raisa ada dalam tas viona, bisa jadi ada orang yang sengaja ngejebak dia"

Ucap ando, pemuda itu ikut keruang bp sebagai saksi dan selaku ketua kelas yang bertanggung jawab atas keamanan kelasnya.

Bu ambar menghembuskan nafas lelah, wanita paruh baya itu melepas kaca mata yang sejak tadi bertengker di hidung mancungnya.

"terus mau kamu apa?"

"kita bisa liat CCTV yang ada di kelas bu" usul ando yang berharap bisa menemukan titik terang dari permasalahan ini.

Setelah melewati perdebatan yang agak panjang akhirnya bu ambar setuju untuk memeriksa rekaman cctv.

***

AKSAVIO[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang