• 9 •

1.6K 291 24
                                    

Senin.



*** 11.12 ***



"Iya dokter.. dia lagi tidur.. apa?.. baik dokter.. sepertinya begitu.. baik, dokter adalah orang pertama yang saya hubungi, terimakasih"



Aku mendengar suara seseorang yang masuk ketelingaku, dan aku mendengar seseorang itu menyebut kata 'dokter'.

Aku hendak membuka mata tapi aku tak kuasa, mataku seakan terkunci rapat, dan tubuhku seakan lumpuh.

Aku yakin obat yang semalam aku minum masih bereaksi dan aku tenggelam lagi dalam tidurku yang lelap.








"Ini udah siang, kenapa dia belum bangun juga?" Aku mendengar suara seorang pria, dia Ayahku.

"Kemarin kakinya kambuh, terus dokter kesini buat ngasih pertolongan. Aku rasa dokter memberinya obat untuk membuatnya tertidur, apa aku perlu nelpon dokter lagi?" Itu suara bundaku.

Orang tuaku disini, tapi kemana Lisa?!

Aku benar-benae ingin bangun, aku mencoba membuka mataku dan berhasil.

Aku menatap bunda yang memandang cemas pada ayahku.

"Bunda" aku mencoba mengeluarkan suara dan terdengar serak.

Ya Tuhan, berapa jam aku tidur? Aku merasa tubuhku lemah sekali.

Bunda dan Ayah memandangku dan langsung duduk disampingku.

"Kamu udah bangun, Ji. Gimana rasanya kaki kamu?" Ayah mengelus kepalaku lembut, tangannya sedikit berkeringat dan terasa dingin di dahiku.

"Lebih baik" aku melihat kakiku, sudah tidak bengkak, dan sudah tidak sakit lagi.

"Bengkaknya udah ilang, Bun, berapa lama aku tidur?" Tanyaku penasaran pada bunda.

"Kamu tidur dari jam 7 malam dan ini udah jam 11 siang, kamu tidur kaya mayat. Bikin ayah sama Bunda khawatir setengah mati. Bunda sampe nelpon dokter Jennie tadi" ucap Bunda, jadi tadi bundaku yang menelpon, aku masih sedikit teringat tentang beberapa kalimat yang ku dengar tadi.

Sekarang aku merasakan lapar, sangat lapar dan haus yang membuat perut dan tenggorokanku merasa sakit.

"Bun, aku lapar.. bisa enggak bunda bawain aku makanan, lagian kan aku harus segera minum obat sebelum kakinya bengkak lagi" ucapku sedikit lemah, bunda sedikit kaget melihat ekspresiku.

"Bisa dong sayang, apalagi yang kamu butuhin?" Bunda berdiri menuju pintu keluar bersama ayah.

"Segelas air, please" ucapku sambil tersenyum.

"Okay, tunggu sebentar ya" ucap bunda, sesaat kemudian mereka berdua menutup pintu dan pergi.

Aku masih sedikit linglung dengan keadaanku, aku mengambil ponsel dan melihat beberapa notifikasi yang tertera disana.

Ada pesan dari Lisa dan Ryujin yang menanyakan keadaanku dan bilang bahwa mereka akan kesini sepulang sekolah.

Aku membalas cepat pesan mereka, setelah memeriksa lagi pesan untuk ku balas, ternyata dokter Jennie semalam tidak membalas pesanku. Aku tutup ponsel dan meletakannya di sampingku.

"Huh, kenapa dia enggak bales chat aku. Bikin aku kesal aja" aku bergumam pada diri sendiri.

Aku mencoba untuk bangun dan turun dari ranjang, memakai tongkat elbow di lengan dan mencoba untuk berjalan.

Aku ingin ke kamar mandi, tubuhku lengket dan aku butuh mencuci rambutku.

Aku mulai berjalan dengan susah payah menuju kamar mandi. Aku bersyukur kamar ini terdapat kamar mandi kecil yang di lengkapi kloset duduk. Aku mengambil handuk dengan tangan kananku dan batang shower dengan tangan kiri dan mencoba duduk diatas kloset.

♡ Typa Girl ♡  • [JENSOO] •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang