Beberapa hari kemudian, Jumat.
*** 13.08 ***
Hari ini aku berniat mengajak dokter Jennie untuk pergi ke suatu tempat, salah satu tempat wisata romantis di Korea Selatan.
Aku memarkirkan mobilku di halaman rumahnya, aku akan mengajaknya menaiki transportasi umum saja yaitu subway.
Tempat yang akan kami kunjungi adalah Namsan tower, ini adalah ikon kota Seoul dan menjadi destinasi wisata yang banyak di kunjungi para turis asing, bukan hanya pengunjung dari luar negeri tempat ini juga menjadi tempat favorit masyarakat Korea untuk berwisata bersama keluarga, teman-teman dan kekasih tentunya.
Saat ini aku dan dokter Jennie sedang berjalan di kawasan Myeongdong dan kesan petama dari tempat ini untuk dokter Jennie mungkin membuat dia kurang nyaman karena tempat ini sangat ramai, mengingat dia memang terkadang cemas dan merasa ketakutan saat melihat banyak kerumunan orang-orang di sekitarnya.
"Sugar, sebenernya kita mau kemana sih?" Tanya dokter Jennie lirih dengan tangan yang memeluk erat lenganku, aku menengok ke arahnya mengerti akan kecemasannya.
"Duh Racap, kamu cerewet banget sih kaya baru tumbuh mulut" ucapku mencandainya, mencoba mengalihkan rasa takutnya.
"Ngaco deh jawabannya" ucapnya sebal dengan memajukan bibirnya, aku tertawa melihatnya.
"Ya lagian kamu tuh nanya itu terus dari kita turun di stasiun tadi" ucapku masih dengan menahan tawa, dia makin kesal terbukti dari cubitannya di perutku.
"Aaaww.. sakit racap, pokonya kamu percayain aja sama aku. Hari ini aku mau jadi tour guide pribadi buat kamu" ucapku menenangkan, dia menganguk pasrah.
Aku mengamati keadaan sekitar yang memang sangat ramai, aku kasihan melihat dokter Jennie yang tidak terbiasa dengan suasana seperti ini. Tapi, masa iya aku harus mengajaknya pulang begitu saja! Tentu tidak!!
Aku memutar keras otakku dan ide berlianpun muncul.
"Disini banyak tempat makan dan penjual pernak pernik loh" ucapku antusias, aku tahu betul kesukaannya yaitu berbelanja.
dan benar saja ucapanku sukses membuat dia menengok cepat ke arah ku.
"Yang benar sugar?" Tanya dengan mata berbinarnya, aku mengangguk cepat meyakinkannya.
Kami masih berjalan bergandengan, Matanya pun langsung mengedarkan pandangannya pada setiap sudut tempat itu membuatku mengurungkan niat untuk mengajaknya pulang karena sepertinya dia mulai nyaman dengan suasana ini.
Myeongdong ini merupakan salah satu destinasi wisata belanja menarik terutama untuk penggemar skincare, kosmetik dan fashion.
Kami terus menelusuri kawasan Myeongdong yang merupakan kawasan belanja dengan gang-gang kecil hingga sedang di dalamnya. Tapi di bagian kanan dan kirinya berdiri banyak toko.
Jika di kiri-kanan di penuhi dengan pertokoan maka bagian tengah jalanan Myeongdong ini di penuhi oleh gerobak-gerobak untuk kios makanan dan kios pernak pernik.
Beberapakali langkahku harus terhenti karena dia menarikku untuk melihat-lihat pernak-pernik yang di anggapnya lucu.
"Sugar, cincin ini bagus enggak buat aku?" Ucapnya sambil mencobanya di jari lentiknya.
"Bagus, lucu. Tuh serasi sama warna baju kamu, sama-sama warna pink" Ucapku tersenyum, dan dia langsung tersenyum lebar.
Saat dia ingin membayar cincin itu, aku lebih dulu memberikan dengan uang pas pada penjual, aku yakin dia pasti akan membayarnya dengan pecahan uang besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
♡ Typa Girl ♡ • [JENSOO] •
FanfictionCinta pertama anak SMA & Dokter Spesialis Tulang