•
•
Aku terpaku mendengan nama dokter Jennie.
"Dia disini, disekolah aku?? Kok bisa??" Aku terguncang tidak percaya.
Lisa menatapku dan mengerti ekspresi kagetku.
"Maaf Chu, tadi aku langsung nelpon dokter Jennie waktu liat kaki kamu berdarah, terus dia bilang bakal langsung kesini, tadi aku juga harus keluar soalnya nunggu dia di depan gerbang dan nganterin dia ke UKS bareng bu Jesica" katanya sedikit ragu melihatku.
Aku tidak percaya dengan apa yang di katakan Lisa, dia datang kesini, ke sekolahku hanya karena kakiku berdarah!
Bagaimana mungkin?!
Bagaimana mungkin dia rela datang kesini hanya karena hal seperti ini.
Maksudku, dia bisa saja menungguku dirumah sakit saat mendapat telpon dari Lisa, dan cukup mempersiapkan perawatanku, hanya itu!!
Lisa memanggil namaku karena aku hanya diam mematung.
"Jisoo, ayoo!!" Perintahnya.
Wendy dan Seulgi berdiri di samping merangkul dan membantuku berjalan.
Aku menarik napas berusaha menahan rasa perih dan ngilu di bawah sana tapi ternyata rasa sakit itu masih kalah dengan debaran dadaku yang sekarang berdetak sangat kencang.
Entah mengapa aku merasa sangat senang dia ada di sini, aku yakin semua orang pasti akan bahagia saat pujaan hatinya berada di satu tempat yang sama, bukan?
Aku mencengkram erat bahu Wendy dan Seulgi saat mereka menyeretku menyusuri lorong, aku mengumpat karena entah kenapa perjalanan dari kelas ke UKS biasanya bisa ku lalui dalam waktu 2 menit dengan berlari, tapi sekarang rasanya seperti seharian.
Dan berjalan jauh dengan keadaan kondisi kaki yang sangat ngilu benar-benar tidak menyenangkan.
"Cepat sedikit, Chu. Bu Jesica udah nunggu" kata Lisa tidak sabar di belakangku.
Aku berhenti sejenak dan menjitak kepalanya.
"Kalau kamu enggak sabaran, kenapa kamu enggak gendong aku aja!" Kataku kesal padanya, dan bertambah kesal karena Lisa hanya memasang cengiran bodohnya.
Kami berjalan lagi menyusuri lorong, semakin mendekati UKS aku rasa dadaku berdetak lebih kencang lagi dan lagi, bahkan mungkin seragamku akan terlihat sedikit bergetar jika dilihat lebih dekat.
Keringat dingin aku rasakan mulai turun dari dahiku dan tidak hanya itu, saat ini tangan dan kakiku mulai dingin, huuhh.. aku gugup sekali.
Gugup dan juga takut!!
Yaa.. aku takut dokter Jennie akan mencekikku sekarang, karena aku tidak membalas pesannya, di tambah kondisi kakiku ini.
Well, aku akan meminta permintaan terakhir sebelum dia benar-benar membunuhku.
Aku sampai di pintu UKS ketika aku mendengar suaranya yang halus sedang berbincang dengan wali kelasku.
Wendy melepaskan pegangannya dan mengetuk pintu sebelum menyeretku masuk.
Pintu terbuka dan di sana lah dia. Duduk berhadapan dengan wali kelasku, sedang memandangku dengan pandangan mematikan yang aku sangat yakin semua orang pasti akan mati kaku dan berbusa mulutnya jika di pandang seperti itu.
Tenggorokanku mendadak terasa kering, aku menelan ludahku yang menjadi terasa sakit saat aku melakukannya.
Oke, sepertinya aku sudah merasakan malaikat maut sedang tertawa di sampingku sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
♡ Typa Girl ♡ • [JENSOO] •
FanficCinta pertama anak SMA & Dokter Spesialis Tulang