•
•
*** 15.00 ***
Entah berapa lama dia tertidur, aku masih fokus dengan ponselku yang sedang mengambil gambarnya yang tertidur di pundakku hingga sebuah mata indah itu sedikit terbuka dan menatap pada layar ponsel yang berada di depannya, aku merasakan sedikit pergerakan darinya.
"Loh kok bangun, Tidurlah lagi. Enggak akan ada yang menculik kamu kok disini" ucapku pelan, dia meregangkan tubuhnya.
"Aku harus ke rumah sakit sore ini, aku harus nyerahin laporan untuk presentasi" ucapnya malas.
"Aku juga belum mandi, tadi pas sampai aku langsung ke sekolah kamu" Tambahnya lagi, aku tersenyum senang karena dia melakukan itu untukku.
"Yaudah kamu mandi aja disini" ucapku kini dia memelukku pinggangku dan menyandarkan kepalanya di dadaku.
Kemudian dia memandang ke sekeliling teras belakangku ini yang tampak asri.
"Aaahh.. kayanya aku ingin di sini selamanya" ucapnya dan memandangku dengan wajah berseri, pipinya bersemu dan matanya cerah.
"Apa?" Tanyaku polos.
"Gimana kalau suatu saat aku tinggal disini selamanya?" Ucapnya lagi.
Mulutku terkunci, tubuhku kaku. Aku tidak bisa mencerna kata-katanya, aku memandang lurus tanpa berkata apapun.
"Mungkin akan lama, dan butuh perjuangan. Tapi, aku merasa sebagian hatiku tertinggal disini. Dan aku pasti bakal seneng banget kalau aku bisa tinggal di sini suatu saat nanti" ucapnya dan memandang ke arah kolam ikan.
Aku hendak mengeluarkan sebuah kata saat Kak IU datang dan mengganggu kami.
"Maaf aku ganggu kalian, tapi aku cuma mau berpamitan. Aku mau kembali ke apartemen sekarang" ucap Kak IU.
"Apa kakak bawa mobil?" Tanyaku, aku berdiri dan mengikutinya berjalan kedepan, begitu pula dokter Jennie yang mengekor di belakang.
"Mobil aku biar disini aja, aku di antar Bunda. Oh iya, Jennie. Nanti jam 6 kamu harus ke rumah sakit, mereka nunggu laporan kalian" ucap Kak IU mengingatkan.
"Iya, tadi mereka udah nelpon aku. Hati-hati ya" ucap dokter Jennie lalu memeluk Kak IU dan Bunda.
"Jaga kelakuan kamu ya, Bunda nganterin Kakak kamu dulu. Dan jangan buat Jennie marah atau Bunda yang bakal mukul kamu" ucap Bunda memperingatkanku.
"Bun, aku loh yang anak bunda. Bukan dokter Jennie" ucapku kesal, bunda selalu saja berlebihan jika menyangkut dokter Jennie.
Kemudian mereka naik ke mobil dan mulai menjauh dan menghilang.
"Masih ada 3 jam sebelum jam 6, mendingan kamu mandi dulu abis itu aku anterin ke Mall" ucapku dan kembali masuk ke rumah.
Aku menyuruhnya mandi di kamarku dan dia naik ke lantai dua untuk mandi dan berasiap. Sedangkan aku mandi di kamar mandi bawah.
Selesai mandi Aku menyusulnya ke kamar atas, menutup pintunya karena menyadari dia masih ada di dalam kamar mandi dan segera memasuki walk in closet untuk memilih pakaian dan menyemprotkan sedikit parfum ke tubuhku.
Tak lama dia keluar dari kamar mandi, rambutnya basah dan segar.
Aku tersenyum ke arahnya yang terkaget saat aku ada disana juga.
Aku melangkah perlahan ke arahnya dan melihatnya mematung, aku berdiri di hadapannya dan melihat wajahnya merona saat aku mulai membelai pipinya.
"Kamu keliatan segar banget, kaya es teh manis jumbo" ucapku sambil mencubit pelan pipinya gemas.
![](https://img.wattpad.com/cover/322364018-288-k786250.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
♡ Typa Girl ♡ • [JENSOO] •
FanficCinta pertama anak SMA & Dokter Spesialis Tulang