•
•
*** 23.04 ***
Aku harus melewati jalanan Namdaemun lagi untuk pulang kerumah, dan memandang melas ke arah tempat itu.
Aku baru saja hendak menginjak dalam pedal gas, saat kulihat Rosie sedang berdiri dengan seorang pria.
Aku mengawasi mereka dan terkaget melihat pria itu.. aku kenal dia.. dia Leo!! Sedang apa mereka berdua
Aku menepikan mobilku sedikit jauh dari mereka, dan aku bersyukur suasana di sana ramai sekali membuat mereka tidak menyadari kehadiranku di dekat mereka.
Aku merendahkan posisi topiku untuk menutupi wajahku dan memunggungi mereka di antara keramaian itu.
"Gimana, kamu berhasil?" Tanya Leo pada Rosie.
Aku menajamkan pendengaranku untuk mengetahui apa sedang mereka bicarakan.
"Ya, kayanya si gitu. Mereka bertengkar hebat tadi. Aku mencium Jisoo tepat di bibirnya saat dokter Jennie melihat ke arah kami" Rosie menimpali.
"Terimakasih, kamu bekerja dengan sangat baik. Setelah mereka berpisah kamu bisa bersama Jisoo dan aku cukup membuat Jennie dekat denganku agar dia mau menerimaku menjadi suaminya. Terimakasih Rosie" Leo menepuk bahu Rosie, tapi Rosie menghindarinya. Tampak sekali Rosie sepertinya tidak nyaman dengannya.
Aku sangat marah dan mengeraskan rahangku setelah mendengar semua itu. Jadi Leo yang memaksa Rosie untuk membantunya merusak hubungan kami?! Apa yang dia fikirkan? Aku fikir kita sudah tidak ada masalah!!
Aku berjalan cepat saat menyadari Leo pergi meninggalkan Rosie, kemudian menarik bahunya dan melayangkan pukulan yang sangat keras di wajahnya yang cukup untuk membuatnya terpental kebelakang, aku benar-benar harus berterimakasih pada pelatih bela diriku!
Dia terjungkal kebelakang dan memegangi wajahnya, hidungnya berdarah. Aku rasa, aku telah mematahkan hidungnya. Aku mendekat kearahnya dengan napas memburu dan menendang perutnya saat dia mencoba untuk berdiri hingga dia kembali terjungkal.
Aku cengkram kerah bajunya, dan memukulnya berulang kali, hingga beberapa orang menarikku kebelakang memisahkan kami, beberapa orang berteriak dan mulai berkerumun.
Aku berontak, dan berhasil melepaskan diri dari pegangan orang-orang itu, kembali ku hampiri Leo yang terbaring di aspal kemudian menarik kerah bajunya sembari mendudukinya.
"Kayanya aku bakal ngebunuh kamu malam ini" ucapku menyeringai melihat wajahnya yang sudah berlumuran darah itu.
Wajah Leo tampak pasrah walaupun tak di pungkiri ada rasa ketakutan yang tersirat di wajahnya, ku layangkan kembali kepalan tanganku mengarah ke wajahnya, dia menutup mata, dan terkaget membelalakan matanya saat ternyata aku menghantamkan kepalan tanganku ke aspal di sebelah wajahnya.
Aku berdiri dari tubuhnya dan menyuruh orang-orang untuk menelpon ambulan.
Aku melihat Rosie shock melihat kami terutama melihatku yang baru saja mengamuk kesetanan seperti tadi. Aku memandangnya dengan tatapan sangat marah dan mulai mendekat ke arahnya.
"Kalau kamu laki-laki, mungkin kamu juga akan tergeletak di samping dia, dan berlumuran darah karena pukulan aku. Ohya, aku membutuhkan kamu besok. Aku bakal ngajak kamu kerumah sakit buat ketemu sama dokter Jennie dan kamu harus jelasin semuanya. Sekarang, kamu pulanglah ini udah larut malam. Aku bukan orang yang suka nyakitin perempuan, tapi malam ini rasanya aku pengen banget matahin hidung kamu juga" ucapku tersenyum miring dan pergi meninggalkannya.
•
•
*** 01.35 ***
![](https://img.wattpad.com/cover/322364018-288-k786250.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
♡ Typa Girl ♡ • [JENSOO] •
FanficCinta pertama anak SMA & Dokter Spesialis Tulang