*** 18.57 ***
Tepat saat aku keluar dari kamar, aku berpapasan dengan dokter Jennie yang sedang menyapa Ayah Bunda, aku melihatnya melirik ke arahku, tersenyum sekilas lalu mengalihkan pandangannya lagi pada Bunda.
Bunda menggandeng dan tersenyum padanya sangat lembut berjalan menuju ruang makan kami.
"Kayanya aku transparan di mata bunda" pikirku kesal, karena tidak ada seorang pun yang menayapaku.
Aku menoleh ke samping rumah, dan ternyata kosong di sana.
"Kemana mereka para perempuan setengah lelaki itu?" Gumamku dan segera menyusul orangtuaku ke ruang makan.
Setibanya di ruang makan ternyata semua temanku sudah berkumpul lebih dulu di sana lengkap dengan Kak IU dan Kak Jun kekasihnya yang menyapa dokter Jennie.
Dan Lisa.. bagaimana bisa dia ada disana?! Bagaimana dengan tugas yang aku berikan tadi?!
Aku menatap tajam pada Lisa, dan dia seakan mengerti arti tatapannku karena dia sekarang memberi kode padaku dengan tangan yang di silangkan ke arah lehernya dengan arti,
'Cepat duduk semuanya udah beres' juga dengan mata disipitkan.
Aku menghela napas dan mengambil posisi duduk di sampingnya. Aku baru saja duduk saat tangannya mengajakku 'toss' di bawah meja.
"Hahaha dia emang bisa di andalin" batinku senang.
"Oke semua, terima kasih sudah berkumpul disini malam ini. Saya sangat ber terimakasih pada kalian semua karena kepedulian kalian pada Jisoo. Dan juga, Ayah meminta tolong pada kalian, teman-temannya untuk menjaga Jisoo selama di sekolah mulai besok" ucap Ayahku sambil menatap kami semua.
Aku terkejut mendengar Ayah menyuruhku sekolah besok, aku kira dia tidak akan mengijinkanku sekolah hingga aku bisa berjalan sendiri.
"Jadi, baikalah mari kita berdoa sebelum makan" Ayah mulai memimpin doa.
Seharusnya aku menunduk dan berdoa dengan tenang saat ini, tapi yang aku lakukan justru memandang terpaku pada dokter Jennie yang duduk di depanku.
Entah kenapa dia terlihat sangat cantik dengan dress sederhana dan rambut panjang bergelombangnya yang dibiarkan terurai.
Dia sungguh mempesona dan aku yakin mataku akan memerah karena memandangnya tanpa berkedip, dan Lisa langsung menendang kakiku menyadarkan diriku sebelum dokter Jennie sadar ada seseorang yang terus menatapnya seakan ingin menculiknya.
Dokter Jennie, betapa dia benar-benar menarik perhatianku.
•
•
Kami memulai acara makan malam, dengan beberapa obrolan ringan saling terdengar. Dan aku hanya terdiam memandang wanita cantik di hadapanku yang sedang berbincang dengan Kak IU.
Matanya yang bening, hidung mancungnya yang mungil, bibir indah yang dihiasi lipstik tipis berwarna merah muda, dan gummy smilenya ketika tertawa.
Aaahh.. dia terlalu indah untuk di ceritakan dalam tulisan, seakan Tuhan sedang tersenyum saat menciptakannya.
Entah kenapa aku tersenyum saat ini, yaaa.. malam ini aku banyak tersenyum, tapi hanya pada diriku sendiri.
Melihatnya saja membuatku kegirangan bukan kepalang, seakan seperti aku mendapat piala oscar atau jackpot lotre ratusan juta.
Aku yakin semua orang juga pasti akan bahagia saat melihatnya seperti ini. Aku menggelengkan kepalaku mencoba mengusir perasaan terlalu bahagiaku.
Aku tidak bisa menghilangkan senyuman di bibirku sekarang dan terpaksa menunduk karena tidak ingin semua orang di meja makan menganggapku kesurupan.
KAMU SEDANG MEMBACA
♡ Typa Girl ♡ • [JENSOO] •
FanficCinta pertama anak SMA & Dokter Spesialis Tulang