• 26 •

1.5K 239 48
                                    

Sabtu, Rumah Sakit.


*** 11.39 ***


"Gimana kondisinya, dok?"

Aku mendengar suara yang tak asing, seperti suara Lisa.

"Hasil Rontgennya bagus, tidak ada fraktur atau disloc. Hanya memar"

Jawab seorang perempuan, yang suaranya familiar.

"Syukurlah, dok. Tadi di ambulance darahnya keluar terus"

Ucap suara lain lagi, tapi aku tidak tahu siapa itu.

"Aku udah berpesan supaya hati-hati kan"

Terdengar suara lain sedikit bergetar, seperti menangis .

"Kami hampir kalah, dan Jisoo tiba-tiba melompat menendang bola itu dan terjatuh dengan posisi kepala dan punggung menghantam lapangan"

Seseorang menjelaskan dengan sedih.

Aku berusaha menggerakan tanganku, dan aku merasa itu berhasil.

Aku mencoba membuka mata, terasa sangat silau awalnya tapi semua baik-baik saja.

Aku melihat dokter Jennie, teman-temanku dan Bundaku yang menangis memeluk Lisa.

"Hei, kalian kenapa?" Ucapku pelan, mencoba duduk tapi kepalaku terasa sedikit ngilu dan pundakku sakit.

Mereka menatapku seperti hantu dengan pandangan mengerikan. Aku tetap berusaha duduk dan meraba kepalaku yang ternyata ada sebuah kapas besar di bagian belakang.

Tidak ada dari mereka yang mengeluarkan suara, hingga beberapa detik kemudian Lisa dan yang lainnya mendekat mengerumuniku.

"Jisoo kamu udah sadar?"

"Jisoo.."

"Jisoo.."

"Blah..blah..blah"

Aku tidak ingat mereka bilang apa saja, yang pasti sekarang aku bingung. Aku dirumah sakit, lalu bagaimana pertandingan di sekolah? Harusnya kita bermain di semi final sore ini.

"Hei, kenapa kalian disini? Nanti sore kita semi final" ucapku dan ingin meraih gelas di atas kabinet sampingku, dokter Jennie mendekat dan membantuku.

"Jangan minum banyak, kepala kamu cidera. Air dingin akan memperburuk otak kamu" ucapnya.

Dokter Jennie kemudian menelpon seseorang dan beberapa menit kemudian seorang perawat datang dengan seseorang pria yang memakai whitecoat.

"Selamat siang dokter Jennie" kata Pria itu.

"Selamat siang dokter Leo, maaf saya mengganggumu" ucap dokter Jennie tersenyum.

Kenapa bukan dokter Jennie yang memeriksaku?!

"Tidak masalah" jawab dokter Leo itu dengan ramah, dan mulai meeriksa kondisiku, menyuruhku membuka mulut, menyenter mataku hidungku dan telingaku.

"Apa yang kamu rasakan?" Tanyanya datar.

"Pusing dan sedikit ngilu di pundak" jawabku jujur.

Dia mengalihkan pandangan pada dokter Jennie dan menghiraukanku.

"Hasil x-ray tidak memperlihatkan adanya fraktur dan trauma lain itu hanya trauma ringan dan Contusion (memar)" matanya melembut saat berbicara pada dokter Jennie.

Mereka berbicara sebentar dan menyebutkan hal-hal yang tidak aku mengerti dan pria itu meninggalkan kami setelah menyentuh bahu dokter Jennie, aku sangat tidak menyukainya.

♡ Typa Girl ♡  • [JENSOO] •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang