•
•
Di Mobil Jennie.
*** 20.23 ***
"Kamu ada PR? Kenapa enggak bilang dari tadi, sekarang udah malam, kamu harus cepat kerjain Jisoo!!" Omelnya.
"Tenang aja Dokter, otak aku ini jenius. Kurang lebih sama lah kaya Albert Einstein, aku bisa nyelesaiin PR dalam hitungan menit" ucapku percaya diri.
Padahal otakku ini isinya hanya game, makan dan tidur.
"Oh jadi kamu jenius kaya Einstein ya, oke kalau gitu jawab aku. Apa itu *katalis, ikatan kovalen dan distilasi" ucapnya sinis, aku menunjukan wajah sedikit kaget dan kebingungan.
"Heii tunggu, bahasa apa itu? Malah aku belum pernah dengar" kataku protes dan di jawab dengan lirikan tajam dengan mata kucingnya.
"Dokter, lirikan kamu kaya mau ngebunuh aku" ucapku dan pura-pura bergidik.
"Kamu bilang kamu sejenius Einstein, tapi istilah dasar kimia aja kamu enggak bisa. Enggak bisa di percaya banget" katanya skeptis.
Aku tertawa mendengar omelannya, dia seperti Bundaku.
Kami berbelok memasuki sebuah toko buku dan peralatan tulis dijalan sebelum masuk komplek rumahku dan dia menghentikan mobilnya.
"Dokter mau tunggu di sini atau ikut masuk, aku cuma mau beli kertas aja sebentar" tanyaku padanya.
"Kayanya aku ikut masuk, mungkin aku bisa beli beberapa novel atau semacamnya buat aku baca di pesawat besok" gumamnya kemudian menyusulku keluar mobil.
Aku tidak sadar jika dia sudah ada di sampingku hingga tiba-tiba dia menggandeng lenganku erat. Aku berhenti dan memandangnya, dan mata kami bertemu di iringi senyuman yang manis.
Aku terpaku, kenapa dia cantik sekali sih..
Aku merasa musim semi datang di sekitarku, dengan bunga-bunga yang mulai bermekaran.
Dia wangi, cantik dan punya senyuman yang membuat aku mematung. Aku sempat berpikir, apakah dia mempunyai sihir atau kekuatan supranatural hingga aku jatuh dalam pesonanya. Indah sekali.
Kami berjalan bergandengan. Yaaah.. meskipun dia harus sabar menungguku berjalan dengan lamban.
Kami berjalan masuk kedalam mencari tempat keperluanku, dia pamit padaku untuk mencari beberapa bacaan untuknya sendiri dan meninggalkanku.
Aku telah menemukan keperluaku dan membayar, aku mencari dia di sekeliling dan tidak menemukannya, aku putuskan untuk mencarinya sebelum dia terlalu tenggelam pada buku-buku itu.
Aku mengitari lorong buku, dan rak tinggi tapi tidak menemukannya, baru saja aku ingin pergi keluar dan memutuskan untuk menunggunya di mobil aku mendengar suaranya, suara yang sedikit emosi dan menangis.
Aku langsung mendekat ke arah suara itu dan terkejut dengan pemandangan di hadapanku.
Dokter Jennie sedang menangis dan memohon di lepaskan karena tangannya sedang di tarik oleh seorang pria, dia pria yang tadi kutemui di lift..
Brengsekk!!
Aku melihat pria itu menarik tangan dokter Jennie dan membuatnya menangis. Hatiku terasa di hantam palu ribuan ton, terkejut dan sangat marah.
~Bbruuughh~
Entah bagaimana awalnya, tapi tiba-tiba aku berlari ke arah mereka dan langsung melayangkan pukulan terkuatku tepat di rahang pria itu, membuatnya jatuh terjungkal ke samping.
KAMU SEDANG MEMBACA
♡ Typa Girl ♡ • [JENSOO] •
FanfictionCinta pertama anak SMA & Dokter Spesialis Tulang