"Maaf, Gue baru dateng." Ucap Jungwon baru saja masuk ke tempat membuka pintu besi lalu menutupnya kembali berjalan ke arah sofa hijau yang berada di tengah ruangan.
"Hampir aja gue pikir Lo lupa sama kita." Ucap Jake bercanda.
"Mana mungkin." Ucap Jungwon melepaskan jaketnya meletakkan pada sofa. "Kita kan sahabat sehidup semati." Lanjutnya.
"Gimana gak sahabat sehidup semati, mati aja kita bisa bareng Lo hahaha." Ucap Ni-ki tertawa sendiri padahal gak ada yang lucu saat menyadari tatapan lima sahabatnya yang menatapnya tajam Ni-ki menghentikan tawanya dengan canggung. "Oke-oke maaf, silahkan lanjut." Ucap Ni-ki mulai tahu dia tidak boleh mengatakan kata keramat itu.
"Di mana, bang Heeseung?" Tanya Jungwon yang pasalnya sejak tadi dia tidak melihat keberadaan Heeseung.
"Sebentar lagi paling juga dateng."
Baru saja Jake menjawab, orang yang sedang di tunggu akhirnya datang. Heeseung berjalan ke arah mereka lalu meletakkan satu buku di atas meja membuat mereka berenam bingung menatapnya. Dengan santai Heeseung duduk di samping Jungwon.
"Jangan bilang yang Lo maksud penting itu cuma buku ini?" Tanya Jay kesal pasalnya dia sedang sibuk tapi dia lebih mementingkan datang kumpul bersama sahabatnya.
"Baca."
Jay langsung menuruti Heeseung bersiap membaca buku tapi dia terdiam saat melihat wajah Heeseung. "Wajah Lo kenapa?"
"Biasa." Jawabnya singkat padat.
"Kalau Lo trauma naik mobil kenapa tetep keras kepala." Ucap Jay mulai tahu penyebab luka di muka Heeseung.
"Gue suruh Lo baca bukan komentar." Ucap Heeseung dingin, Jay tak ingin mencari keributan akhirnya menurut membaca buku sampul merah maroon yang di berikan Heeseung.
Tak berselang lama Jay meletakkan buku itu kembali menatap Heeseung dengan keheranan dan sedikit kesal. "Gue tahu Lo pengen banget balik ke dunia asal kita. Tapi gue rasa ada saatnya buat kita bisa ikhlas nerima keadaan."
"Keadaan? Keadaan yang mana, haa?" Tanya Heeseung mulai tak bersahabat membuat Ni-ki, Sunghoon dan Jake mulai ketar-ketir takut terjadi baku hantam. "Kita mati terus hidup lagi kayak gini menurut Lo itu masuk akal?" Heeseung berdiri menatap nyalang Jay.
Jungwon menghela napas berat berdiri di depan Heeseung. "Berhenti, kita di sini buat menyelesaikan masalah bukan ribut jadi gue mohon kalian bisa nahan emosi kalian. Kalian bukan anak kecil lagi." Ucap Jungwon tegas, Heeseung kembali duduk dengan tenang begitu pula dengan Jay. "Di sini gak ada yang gak pengen balik kehidupan kita yang dulu. Dengan masalah ini seharusnya kita tambah akrab. Kita harus menyelesaikan masalah dengan kepala dingin." Lanjutnya mengambil buku itu lalu membacanya.
Cukup lama Jungwon terdiam sebelum dia tersenyum smrik. "Dengan kejadian yang kita alami, gue semakin berpikir gak ada yang gak mungkin di dunia ini. Gue tahu ini gak mudah tapi setidaknya gak ada salahnya kita cari tahu siapa pemilik buku ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And War || Yang Jungwon
FanfictionApakah dari kalian ada yang mau mengorbankan nyawa kalian hanya untuk bertemu dengan idola? Normalnya pasti jawabnya tidak. Namun jawab itu akan berganti iya, begitu pertanyaannya ditujukan untuk Ha Rin. Ketika Oh Ha Rin mendapatkan buku catatan aj...