Paginya Ha Rin keluar dari lift dengan memakai seragam dan tas ransel yang berada di punggungnya. Di balik semua itu, ada yang aneh dengan gaya jalan Ha Rin yang mengangkang. Ha Rin tengah berjalan menuju ruang makan. Baru saja dia melangkah masuk dia merasa seseorang menatapnya lekat.
"Kenapa jalan Lo gitu?" Tanya Heeseung yang duduk di meja makan menatap heran ke arah Ha Rin yang kini mematung di buatnya.
Bagaimana gak kaget, rumah yang biasanya gak ada penghuni kecuali dirinya kini Heeseung duduk manis di ruang makan keluarganya. Yah walau sebenarnya gak aneh juga sih, Heeseung kan sepupunya.
"Gue habis sunat." Balas Ha Rin merubah jalannya seperti manusia normal lainnya.
Heeseung hanya geleng-geleng kepala mendengar jawaban aneh Ha Rin. Heeseung melanjutkan makan ramyeon nya.
Ha Rin duduk di sebrang Heeseung melihat cukup banyak menu tersaji di depan Heeseung. Ha Rin melihat satu persatu menu dan matanya tertuju pada roti bakar selai coklat, tanpa meminta ijin Ha Rin menarik piring Heeseung dan memakan roti Heeseung membuat Heeseung menatapnya tak bisa berkata-kata.
"Tenang aja, selesai makan nanti gue ganti kok."
Heeseung hanya mengangguk, toh ini juga rumahnya jadi Ha Rin kan lebih berhak cuma ya agak gak sopan aja kan. Ya kali Ha Rin langsung narik piring tanpa minta ijinnya, kan tuh makanan udah jadi miliknya. Udahlah, dia males ribut di pagi hari yang cerah ini.
Tak lama Ha Rin selesai makan, dia mengambil sesuatu dari tasnya dan mengeluarkan selembar uang. Ha Rin kini melirik jus jeruk di depan Heeseung dan dia meminumnya tanpa permisi membuat Heeseung kini menjadi kesal karena sikap tak sopan Ha Rin padanya.
"Gue tahu lo pemilik rumah ini. Tapi kan tuh makanan sama minuman udah jadi milik gue. Apalagi gue lebih tua dari Lo, setidaknya Lo minta ijin dulu sama gue. Yang sopan dikit kan." Omel Heeseung kesal pada Ha Rin yang tak menggubrisnya berjalan ke arahnya dan meletakan selembar uang.
"Siapa bilang gue pemilik rumah ini. Gue di disini cuma numpang hidup gak lebih dari apapun." Jelas Ha Rin santai membuat Heeseung terdiam. "Nih uangnya. Udah gue ganti kan? Kita impas sekarang." Ucapnya berbalik ingin pergi tapi Heeseung mencekal tangan kanannya membuatnya menoleh kebelakang.
"Maksud Lo apa?" Tanya Heeseung bingung pada Ha Rin.
"Maksud? Maksud yang mana?" Tanya Ha Rin tak kalah bingung.
"Maksud dari perkataan lo tadi?"
Ha Rin menghela napas panjang. "Gini ya... Gue bilang itu gak sepatah dua kata, tapi panjang. Yang Lo tanyakan itu yang mana?"
"Semuanya." Ucap Heeseung sedikit kesal padanya.
"Lo itu selama ini kemana sih? Masa gak ngerti perkataan gue."
"Ha Rin." Ucap Heeseung setelah sekian lama dia tak pernah memanggil namanya, sudah jelas sekali Heeseung tengah marah.
"Oke... Gue itu bukan keluarga Jay lagi. Lo gak tahu, nama gue hampir di hapus dari KK sama ayah. Sejak saat itu gue gak pernah di kasih sepeserpun uang dari keluarga gue makannya gue kerja dan setiap kali gue numpang di sini, biayanya gak gratis. Apapun yang gue gunakan, ya gue bayar." Jelas Ha Rin panjang lebar dengan santainya seolah tak ada beban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And War || Yang Jungwon
FanficApakah dari kalian ada yang mau mengorbankan nyawa kalian hanya untuk bertemu dengan idola? Normalnya pasti jawabnya tidak. Namun jawab itu akan berganti iya, begitu pertanyaannya ditujukan untuk Ha Rin. Ketika Oh Ha Rin mendapatkan buku catatan aj...