Hari ini Esa dan Junpi udah ada di Apartemen gue, gak lupa sama si setan sontoloyo itu yang juga udah nimbrung sama kita.
Em, lebih tepatnya ke gue sih. Soalnya yang diajak ngomong sama dia cuma gue, sedangkan Esa sedang fokus jelasin strategi yang perlu kita gunakan untuk menangkap pembunuhnya Hoshi.
"Ini jauh lebih sulit kalo kita gak bisa nemuin bukti jelas. Percuma kita tau alur kejadiannya tapi kita gak tau siapa pembunuhnya." kata Esa.
"Andaikan di mimpi gue muka orang itu keliatan jelas pasti udah gampang banget kita seret dia ke penjara." kata Junpi.
"Gak segampang itu juga Jun, kalo kita gak punya bukti dia yang bunuh. Pada akhirnya balik lagi ke argumennya Esa, kita kudu nemuin semua buktinya baru bisa jeblosin pembunuh psycho itu ke penjara." sahut gue.
"Kira-kira ada sesuatu yang bisa dijadikan acuan buat mempermudah kita nyari bukti gak? Mungkin dari cara dia ngebunuh, ato apapun itu yang melekat di dia? Kira-kira apa?"
Gue langsung menoleh ke sebelah kanan gue, si setan sontoloyo itu bikin gue jadi membayangkan sesuatu yang sebenernya agak ragu mau gue sampein.
Tapi kayaknya mending gue sampein dah, siapa tau itu adalah sebuah petunjuk untuk mempermudah gue dan temen-temen buat nemuin pembunuhnya.
"Eung, gais, nyadar gak kalo selama ini pembunuh itu ada kaitannya dengan kantong besar warna hitam?" tanya gue.
Tapi gak lama gue tersentak sendiri seakan baru inget. Oemji! Kantong besar hitam? Itu kan yang digunakan pembunuh disekitar Apartemen gue juga kan?
BENTAR!
Jangan-jangan dia adalah orang yang sama yang udah ngebunuh Hoshi!
Lalu Esa dengan cepat melebarkan matanya seolah baru aja ketemu sesuatu yang penting.
"Nah!" serunya. "Itu! Kantong kresek hitam besar! Kalian nyadar gak petugas yang mergoki dia mayatnya di masukkan ke dalam kantong kresek hitam besar? Hoshi kan hampir dimasukkan kesana juga cuma karna keburu ketauan, akhirnya mayatnya dimasukkan ke dalam tong besar itu,"
"... berarti petunjuk kita adalah orang-orang yang mencurigakan dengan kantong kresek hitam besar. Kita mulai dari situ." lanjut Esa.
"Gue gak mau bikin kalian tambah kaget, tapi kayaknya kalian perlu tau satu fakta dari gue deh," ujar gue ke mereka semua.
"Apartemen gue sekarang udah gak aman, di sekitar sini ada orang mencurigakan. Ciri-cirinya juga kurang lebih sama kayak pembunuhnya Hoshi, sampe gue mikir jangan-jangan dia adalah orang yang sama yang ngebunuh Hoshi juga."
"Ha? Lo serius? Kok gue gak tau sih Soo? Lo salah liat kalik? Jangan-jangan dia tukang sampah tuh!" Junpi malah gak percaya sama gue.
Padahal kita satu komplek apartemen, masa' yang tau gue doang dia kemana aja selama ini ha?
"Jun, sekarang logikanya apa ada tukang sampah yang ngangkut satu tangan dimasukkan ke dalam kantong kresek besar kalo dia bukan pembunuh? Apa coba gue tanya?"
Junpi melebarkan kedua matanya gak percaya sambil mangap-mangap udah kayak ikan kehabisan aer.
"Soo, lo jangan bercanda dong. Gue di rumah sendirian nih. Merinding sialan ngalah-ngalahin liat setan aja! Lagian lo tau dari mana kalo itu tangan? Salah liat kalik lo."
Gue menggeleng tegas, lalu lanjut jelasin. "Kalo bukan tangan apa? Kenapa ada jari-jarinya?"
"Properti kalik tuh, jangan asal nuduh lo Soo gak baek nuduh-nuduh gak ada bukti! Orang di sini tuh kawasan aman kok bisa-bisanya ada pembunuh berkeliaran!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Ghost U | SeokSoo [GS] ✔
FantasyMemecahkan misteri, teka-teki, serta menjalani penyelidikkan dengan berbagai kasus kriminal yang ada, Jisoo beserta teman-temannya memiliki kemampuan khusus di bidang masing-masing yang tergolong unik dalam memecahkan setiap kasus. Jisoo seorang ind...