25. Bonon yang Aneh bin Ajaib

135 21 14
                                    

Pagi ini gue ke sekolah kayak biasanya, nah pas gue lagi bersenandung ria sambil mencangklong tas punggung macem Dora, gue di bikin heran sama kerumunan para siswa yang udah rame di depan mading.

Penasaran, gue pun mendatangi kerumunan itu jadi kepo mendadak.

"E-eh ada apaan nih kok rame-rame?" tanya gue ke salah satu siswi di antara kerumunan itu.

"Katanya ada adek kelas meninggal karena di bunuh. Gue juga penasaran makanya gue mau liat beritanya."

Lagi?? Gue sampe melebarkan kedua mata dan buru-buru langsung menerobos gerombolan. Bodo amat sama badan orang-orang yang gue terobos yang keliatan gak terima.

"Permisi dong, gue juga mau lihat! Minggir bentar!"

Begitu gue udah di depan mading dan membaca berita itu, sukses bikin gue menutup mulut pakek tangan.

Wajah seorang cewek yang gak begitu asing. Itu cewek yang waktu itu tubrukan sama Vernon.

Cewek yang waktu itu kegirangan di tolongin sama Vernon pas gak sengaja tubrukan.

Sumpah. Ini makin gak beres.

"Gue kasian sama keluarganya Vany gimana ya begitu tau Vany udah gak ada?" kata salah satu siswa di sekitar gue.

"Tega banget sumpah yang bunuh orang seceria Vany. Kayak masih aja gak nyangka, dia tuh keliatan gak punya musuh loh tapi siapa yang tega bunuh dia gilak apa ya!"

Terus gue pun menoleh ke sumber suara buat bertanya lebih.

"Sorry, kalo gue boleh tau meninggalnya dia gimana ya?" tanya gue.

"Yang gue denger mayatnya di temukan ada dalam kantong besar hitam di gang sempit. Kata polisi, kemungkinan mayatnya Vany udah berapa hari ada disana dan baru ditemukan pagi ini. Pantesan aja hampir seminggu Vany gak pernah masuk sekolah lagi ternyata dia udah gak ada. Sumpah ya gue gak percaya loh sampe sekarang."

Gue melototkan kedua mata. GILAK APA YA??

Gue kembali menutup mulut dengan tangan gue beneran gak mau denger kenyataan ini demi apapun.

"Dan tau gak sih, pembunuhnya belum ketemu jadi dia masih buron. Gilak gue makin takut anjir! Mau pindah sekolah aja gue, kalo bisa pindah kota sekalian. Sumpah disini makin gak aman loh kalo di pikir-pikir." kata temennya yang lain.

Sedangkan gue masih terdiam syok sendiri dan menggeleng kecil kepala.

"Oke, thanks ya." ujar gue ke mereka sambil pergi dari kerumunan.

Gue berjalan sambil menyentuh kepala tiba-tiba aja kepala gue merasa agak pusing. Gue pengen nangis tapi gak bisa, kayak, pliss ini udah berbahaya banget kalau semakin di biarin aja.

Lama-lama gue gak sanggup.

Terus saat dirasa kesadaran gue hampir hilang, gue hampir aja tumbang kalau gak ada yang tiba-tiba menahan tubuh gue.

"Lo sakit?" Gue pun menoleh ke orang yang sedang menahan tubuh gue ini.

Tapi sedetik kemudian gue sadar dan mencoba menegakkan tubuh agak mendorong tubuh orang itu.

Ya, orang itu adalah Vernon.

"Jangan sentuh gue!" sentak gue dengan kedua mata berkaca-kaca. Gue mencoba beraniin buat menatap matanya yang tajam itu.

Gue lihat dia agak mengernyitkan keningnya, sepertinya dia bingung. Tapi gue gak peduli, gue pengen aja marah sama dia. Nunjukin kalau gue gak takut sama dia, malah bikin gue semakin gencar buat jeblosin Vernon ke dalam penjara.

I Ghost U | SeokSoo [GS] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang