42. Bad Feeling

153 27 9
                                    

"Kupikir kamu gak akan pernah bangun."

Seokmin mengawali bincang-bincang dengan Jisoo yang suasananya cukup canggung. Karena Jisoo yang sudah terbiasa dengan sikap dingin dan kalimat tajam dari Seokmin di dunia nyata ini, ia pun dengan mudahnya selalu menjawab tanpa ragu.

Seakan kembali mengibarkan bendera peperangan di antara keduanya.

"Itu harapan kamu 'kan?"

"Walaupun benar, tapi saya tetap ingin adik saya yang kembali bukannya kamu. Kemana Ichan?"

Seokmin yang disini bener-bener nyebelin banget bajang bayik!

"Padahal kamu tau aku baru sadar, lalu dari mana aku tau Ichan kemana? Seharusnya kamu tau apa jawabanku selanjutnya."

"Bukannya terakhir kali, kamu dan Ichan tenggelam di dasar sungai dengan kamu yang kembali tapi Ichan yang gak pernah di temukan sama sekali sampai sekarang? Seharusnya dia kembali bersama kamu, kenapa kamu malah kembali sendirian? Dimana adik saya?"

Jisoo yang merasa kesalnya mulai memuncak, ia memberanikan diri menatap langsung kedua mata Seokmin.

"Pak Jaksa yang terhormat, Anda ini Jaksa macam apa ha? Seharusnya anda dan jajarannya lah yang memiliki tugas untuk menyelidiki kemana perginya adik Anda. Jika Anda bertanya kepada saya, dari mana saya tahu itu? Saya juga adalah korban jika Anda lupa."

"Ichan lebih menurut sama kamu dari pada saya, dia lebih sayang kamu dari pada saya, makanya terakhir kali kamu di temukan di pinggir sungai itu, saya langsung panik. Adik saya tidak ada bersama kamu, apa yang terjadi sebelum peristiwa itu terjadi?"

Jisoo mencoba mengingat sejenak karena memang sempat merasa ingat akan sesuatu. Kemudian perlahan ingatan itu satu persatu terkumpul, seakan-akan Jisoo memiliki ingatan super tajam di dalam memorinya, sungguh sangat berbeda dengan Jisoo saat berada di alam lain sebelumnya.

Di alamnya ini justru Jisoo berkebalikan dengan dirinya ketika masih berada di alam lain yang serba lupa dan sedikit ceroboh itu.

Disini bahkan secuil ingatan apapun itu ia mengingatnya, bahkan seharusnya juga ketika ia kembali ke dunia nyata, ingatan akan dirinya yang terdampar ke dunia lain tidak seharusnya membekas namun justru malah sebaliknya yang terjadi.

"Tunggu! Aku inget sesuatu, dimana Jihoon?" tanya Jisoo seakan bersiap akan melepas infus yang menancap pada lengannya, namun Seokmin menahan.

"Mau ngapain kamu? Kenapa tiba-tiba ngebahas Jihoon?"

Jisoo menghela nafasnya sejenak, lalu berdecak melepas tangan Seokmin yang menahannya.

"Jihoon pelakunya. Sekarang biarin aku ketemu Jihoon, dimana dia?"

"Apa maksud kamu? Kenapa tiba-tiba kamu menuduh Jihoon? Jangan ngomong sembarangan kamu!"

Jisoo tak menghiraukan Seokmin, perempuan itu tetap kekeuh melepas paksa infus yang akhirnya terlepas dan mulai beranjak ingin keluar dari ruangannya.

Namun lagi-lagi Seokmin menahan, lelaki itu menahan lengan Jisoo.

"Kamu jangan macam-macam Jisoo! Jangan bertindak sesukamu, menuduh tanpa bukti konkrit itu ada pasalnya, kamu gak boleh sembarangan kalau gak punya bukti, ngerti kamu!"

"Yang macem-macem tuh dia! Dia yang waktu itu dorong Ichan, terus waktu aku mau nolongin Ichan aku mendapat dorongan yang kencang bikin aku ikutan kelempar gitu aja. Kamu gak tau, 'kan betapa paniknya aku apalagi sungai itu dalam, kamu gak tau betapa takutnya aku, aku panik! Belum lagi aku lihat Ichan hanyut aku hanya bisa gandeng tangannya di dalam air, habis itu aku udah gak bisa liat apa-apa lagi! Seharusnya kamu paham betapa takutnya aku waktu itu tanpa aku jelasin kayak gini!! Dimana hati nurani mu ha??"

I Ghost U | SeokSoo [GS] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang