Ibu ku mengajarkan beberapa hal kepadaku sebelum kepergiannya. Salah satunya Yaitu, manusia membutuhkan manusia lain agar tetap hidup, ada yang terluka, bahagia, kehilangan arah tujuan dan rumah, mereka membutuhkan sandaran, entah ditemukan atau menemukan, kita semua takkan bisa sendiri
"eomma, kenapa ibu sangat baik kepada orang lain??"
"Itu adalah yang seharusnya"
"Aku tak mengerti"
"Orang yang baik akan bertemu orang yang baik, begitupun sebaliknya, menjadi tulus bukan perkara mudah, orang yang tulus sudah tentu baik, tapi yang baik belum tentu tulus, Jisoo kalau sudah besar, harus jadi orang yang tulus, maka jisoo akan bertemu orang yang tulus juga"
Aku ingat hal itu, berulang kali aku memimpikan hal itu, mataku terkesima saat melihat ibuku, aku yang lemah, dan selalu membebani ayah serta ibu, hanya mampu menatap lugu.
"Arasso, aku akan menjadi orang yang tulus"
Jawabanku sangat lantang, dimana waktu itu kami berbicara?
Ruang tamu?
Rumah kecil yang terkadang sangat dingin di musim salju, tapi kehangatan akan keluarga, membuatku cinta dan merindukan selalu tempat itu.
Tapi
Kehilangan adalah pelajaran terhebat dalam kehidupan.
"eomma, aku merindukanmu"
Tapi aku rasa ibu tak perlu khawatir.
Dihadapanku ini ada sosok pria tulus seperti ibu, dia aneh, dulu dia pendiam, dingin, kasar, tapi berkat dia dan ayahnya, mereka menyelamatkan hidupku, aku terus mengejarnya, matanya yang dulu sayu, aku ingin disampingnya, sekali saja, aku ingin buat pria itu tersenyum, tertawa dan tak kesepian, aku mengejarnya mati-matian, belajar, berdandan, memasak, aku mencoba menjadi wanita yang sesungguhnya. aku yang ingin dia tersenyum, kini terhempas dan jatuh dalam senyuman itu. aku dan dia.
ibarat langit dan bumi 5 tahun lalu, tahun ketiga aku telah bersamanya, dan egoisnya aku memaksa hatiku melupakannya, aku tak mengerti tentangnya, surat yang ku buat penuh keberanian, ia pikir candaan, kusangka aku telah di tolak setelah semua perjuangan.
Nyatanya.
Tidak. Takdir membawa kami kembali. menikah di usia muda, aku terlalu banyak berpikir yang tidak-tidak, egoisnya aku yang membuatnya berubah, memaksanya mencintaiku, kemudian meninggalkannya sendiri lagi, bahkan sekalipun telah terikat janji suci dengannya, aku masih sangat egois.
"eomma, aku mencintai pria ini"
"tidak, aku sangat"
"Mencintainya"
***
"Aku"
"Aku mencintaimu sejak dulu, Kim Taehyung" Ucap jisoo. Gadis itu tersenyum lebar, matanya berbinar-binar, Taehyung terkesima, surat yang ia dapatkan dari jisoo yang dulu tomboy, kini ia percaya setengah mati, ia mengelus kepala jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry You? (VSUniverse)
FanfictionOriginal From Author VSUniverse PT 1 Banyak yang bilang cinta diawali dengan benci dan begitupun benci bisa diawali dengan perasaan cinta. Begitulah jisoo yang terus membenci dan menganggap kim taehyung sebagai musuh besarnya. Pria dingin dan nakal...