~Chapter ke 8~

90 24 2
                                    

Afsa menghampiri Nara yang sedang melamun sendirian di taman belakang sekolah,taman itu memang sepi sangat jarang ada yang mengunjungi nya karena letaknya yang berada di belakang sekolah.

"Jangan melamun sendirian ntar kesambet."celetuk afsa yang tiba tiba sudah berdiri di samping nara.

"Siapa juga yang melamun," kilah nara tak mengaku.

"Oh ok, " pasrah afsa, karena percuma juga saat ini berdebat dengan  sahabatnya karena mood nara sedang buruk gara-gara insiden dikantin tadi.bukannya menenangkan malah bisa membuat mood nara semakin buruk.

"Lo kenapa kesini,nggak ngajak gue lagi? " tanya afsa.

"Nggak papa, cuman cari angin aja," jawab nara

"Cari angin apa ingin menyendiri?"

"Apaan sih,lo gajelas banget." ketus nara

"Udah sana pergi, daripada lo ganggu waktu gue!" usir nara

"Yaudah, gue pergi nih." baru satu langkah afsa melangkah tapi langkahnya dihentikan karena suara Nara yang memanggilnya.

"Eh jangan pergi dong, temenin gue."

"Katanya, tadi disuruh pergi." ujar afsa setelah mendudukkan dirinya disamping nara.

"Gue becanda tadi."ujar Nara

"Gue minta maaf deh,udah usir lo tadi,gue cuman lagi bingung butuh solusi."

"Lo bingung kenapa?" tanya afsa.tapi Nara hanya diam saja sambil menerawang kedepan seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Pasti,lo bingung karena insiden dikantin tadi ya?" tebak afsa.dan nara pun hanya mengangguk.

"Bener kan tebakan gue"

"Gue bingung, sebenernya gue itu kenapa,  setiap gue sedang bersama Aldan tuh rasanya kayak nyaman, ada yang ngelindungin gue gitu.tadi pas gue lihat aldan nangis,dada gue rasanya sesak banget pengen nangis." curhat nara mencurahkan segala rasa isi hatinya.

"Fiks, itumah lo lagi jatuh cinta," ujar afsa

"Udah,kalo lo suka sama aldan tembak aja dia gitu aja susah.jadi orang tu harus sat set sat set gitu." cerocos afsa tanpa henti.

Pletak

Nara menjitak kepala afsa yang seenak jidatnya menyuruh Nara menyatakan perasaan nya pada aldan duluan,iya kalo Aldan menerimanya tapi kalo enggak.jadi sadgirl dong dia,ups canda sadgirl🤭

"Enak aja nggak nggak, emangnya gue cewek apaan nembak cowok duluan."

"Ihh, nggak papa nar, itu malah bisa buat hati lo plong gitu. Kalo lo udah nyatain itu, hati lo akan merasa lega gitu, biar si Aldan juga tau dia harus mundur apa harus maju menjalani kisah cinta bersama lo."ujar afsa menasehati bak seorang ahli pakar cinta.

"Kayak lo pernah nembak cowok aja,gayanya sok ahli dalam pakar cinta ketemu sama orangnya aja mendadak jadi ukhti diem kek patung, padahal sebenarnya mah kunti." ujar Nara diiringi kekehan di akhir kalimat.

"Enak aja cantik gini dibilang kek kunti" ujar afsa tak Terima karena dirinya disamakan dengan mbak kun-kun.

"Fa, udah dong jangan bahas mbak kun-kun lagi," ujar Nara menyadari bahwa posisinya sedang berada di taman belakang sekolah,mitos yang beredar katanya pernah ada pembunuhan digudang yang letaknya tak jauh dari sini.

"Yakan,lo yang bahas itu duluan."

Mendadak bulu kuduk Nara berdiri semua rasa merinding menyergap nya.ia merasa seakan akan di belakangnya seperti ada yang mengawasinya.

Beautiful Scenario AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang