~Chapter ke 26~

52 6 6
                                    

Saat ini Nara dan yang lainnya tengah menikmati waktu istirahat dengan memesan makanan dikantin sekolah.

Deringan notifikasi ponsel berhasil mencuri perhatian Nara yang saat ini tengah menyantap seporsi nasi goreng.

Ternyata notifikasi berasal dari kalender digital yang ada di ponselnya. Nara baru ingat bahwa hari ini adalah anniversary  satu tahun hubungannya dengan Aldan.

Nara melirik Alvano yang tengah fokus bermain game di ponselnya.

"Van, cowok gue mana?" tanya Nara.

"Lo nggak tahu ya, Nar. Udah beberapa hari ini tuh anak nggak masuk sekolah. Nggak tahu deh kenapa." jelas Alvin salah satu anggota inti Alfaroz.

Hal itu sukses membuat pikiran Nara melanglang buana memikirkan Aldan. Ada apa dengan Aldan? Kenapa dia tidak ada kabar dan seakan menghilang dari bumi?

Sudah seminggu ini komunikasinya dengan Aldan tak pernah lancar. Apa dia lagi sakit? Pikir Nara.

Duh, Nara jadi tak tenang memikirkan Aldan yang entah dimana keberadaannya.

Nara segera menghabiskan nasi goreng pesanannya dan menyeruput es teh nya hingga tandas.

"Guys, gue duluan ya. Oh iya, kalau mau nambah, nambah aja gue yang bayarin."

"Fa, nanti tolong bilangin sama Ibu Kantinnya ya, suruh bilang ke gue aja nanti totalannya."

Di taman belakang sekolah tepatnya, terlihat Nara tengah mondar-mandir kesana kemari. Sedari tadi ia sudah mencoba menghubungi ponsel kekasihnya. Namun, panggilannya tak diangkat. Sudah puluhan kali ia coba namun hasilnya tetap sama.
"Aldan, kamu kemana sih bikin orang khawatir aja." monolognya sembari terus mencoba menghubungi Aldan.

Anda
Sayang kamu nggak apa, kan?

Anda
Dan, angkat dong telepon dari aku jangan bikin aku khawatir sama kamu!

Anda
Sayang, nanti pulang sekolah aku mampir ke rumah kamu. Jaga kesahatan ya sayang, love you more

Nara kembali memasukkan ponselnya ke dalam sakunya karena waktu istirahat telah usai. Ia pun bergegas menuju ke kelasnya.

Sementara di ruangan lain, Aldan melirik sekilas ponselnya yang sedari tadi berdering terus-menerus. Aldan tersenyum ketika mengetahui siapa yang terus meneleponnya sedari tadi.

Pasti sekarang kekasihnya itu sedang khawatir akan dirinya yang tak ada kabar. Membayangkan wajah cemas sang pujaan hati membuat senyum Aldan semakin mengembang sempurna.

Namun, senyum itu tak bertahan lama kala Aldan teringat kembali tentang perjodohan sialan itu.

Ya, saat ini Aldan tengah dikurung dikamarnya oleh sang Papa karena Papanya itu tidak suka melihat Aldan menjalin hubungan dengan Nara dan mau menjodohkan anaknya itu dengan anak temannya yang sederajat dengan keluarganya.

Papanya itu sangat melarang keras dirinya untuk menemui Nara.

Walaupun sang Papa sudah melarangnya namun diam-diam Aldan masih sering menemui Nara. Karena kejadian itulah papanya murka dan mengurung dirinya dikamar dengan penjagaan yang sangat ketat. Bahkan dikamarnya pun sudah terpasang cctv yang memantau gerak-geriknya didalam kamar.

Jam kegiatan belajar mengajar telah usai. Kini para murid berbondong bondong pulang ke rumah masing-masing.

"Fa, gue duluan ya. Oh ya, ini tolong uangnya lo serahin Ibu Kantinnya, ya." ucap Nara sembari menyerahkan beberapa lembar uang berwarna merah pada Afsa.

Beautiful Scenario AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang