~Chapter ke 22~

63 12 0
                                    

Keesokan hari nya pagi pagi sekali Aldan telah sampai di depan rumah Nara. Nara bersama keluarga nya sedang menikmati sarapan pagi bersama. Suapan Nara terhenti begitu mendengar perkataan Bi Nilam yang mengatakan ada Aldan di depan rumah.

"Suruh masuk aja Bi, Aldan nya. Kasian kalau nunggu di luar sendirian,"

"Baik, Nya,"

Flashback on

Bi Nilam ijin keluar untuk membuang sampah sebentar di luar, ketika ia membuka pintu utama ia terkejut melihat Aldan yang sedang duduk sambil memainkan hp nya. Saking asyik nya bermain hp, Aldan sampai tak menyadari keberadaan Bi Nilam.

"Ternyata ada den aldan di luar, toh,"

"Ehh, iya Bi,"

"Bibi mau kemana?"

"Ini, bibi mau buang sampah didepan,"

"Yasudah, bibi ke depan dulu ya."

"Iya Bi, silakan."

Setelah selesai membuang sampah, bi nilam kembali masuk kedalam rumah.

"Bibi masuk dulu, ya,"

"Iya, Bi."

Flashback of

Bi nilam kembali keluar lagi untuk mempersilakan Aldan masuk kedalam dan meminta Aldan menunggu Nara di dalam saja.

Melihat Bi Nilam keluar lagi membuat Aldan bertanya tanya.

"Kenapa bi?"

"Itu, den Aldan disuruh Nyonya masuk dan menunggu non Nara didalam saja."

"Baiklah."

Aldan mengikuti Bi Nilam masuk ke dalam rumah berlantai 2 itu. Ia mengikuti Bi Nilam sampai ke ruang makan, kebetulan letak dapur dan ruang makan itu bersebelahan jadi ketika mau ke dapur harus melewati ruang makan dulu.

"Sini nak, kita sarapan pagi bersama-sama."

Aldan menarik salah satu kursi dan mulai mendudukkan dirinya.

"Maaf Tante, tapi saya sudah sarapan tadi." tolak Aldan secara halus.
Bukannya Aldan sungkan untuk sarapan bareng keluarga nara, tadi memang  Aldan sudah sarapan di rumah sebelum meluncur ke rumah Nara.

"Yasudah, kalau kamu sudah sarapan." umma melanjutkan makannya tadi yang sempat terhenti.

Aldan mengambil buah jeruk, mengupasnya lalu memakannya.

Nara telah selesai memakan sarapannya, ia mengajak Aldan berangkat sekolah sekarang. sebelum berangkat Nara berpamitan terlebih dahulu sama umma dan juga Abba.

"Nara berangkat dulu, assalamu'alaikum," ucap Nara sambil mencium tangan kedua orang tuanya bergantian. Setelah itu disusul Aldan yang melakukan hal yang sama dengan Nara.

"Berangkat sekarang, nih?" tanya Aldan setelah sampai di depan motor besar kesayangannya.

"Ya iya lah, masa tahun depan." sungut Nara

"Ayok, naik."

"Sekarang nih?"

"Iya Nara ku sayangggggggg"

Nara ini memang aneh, tadi dia yang jawab sekarang lah sekarang tanya kapan. Untung saja kesabaran Aldan setebal cor coran jalan tol

Aldan mulai menyalakan motor nya dan membelah jalanan pagi. Saat ini, jalanan masih sepi pengendara dan Aldan melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Beautiful Scenario AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang