~Chapter ke 28~

106 6 5
                                    

"Sampai kapanpun gue sama Aldan nggak akan pernah bisa bersatu, Fa, mau sekeras apapun usaha yang gue lakuin itu nggak akan merubahnya sedikitpun!"

"Sebab, yang gue lawan adalah takdir. Suatu ketentuan yang udah di tentukan."

"Gue sama dia berbeda, Fa,"

"Iya, tapi kenapa lu sama mantan lu nggak bisa bersatu padu? Takdir maksudnya apa coba?"

"Keluarga gue dan keluarganya Aldan berbeda,"

"Iya, tapi alasannya apa Nara?" geram Afsa. Ingin rasanya Afsa telan Nara secara hidup-hidup. Tidak tahu apa kalau rasa penasaran Afsa sudah di ubun-ubun.

"Keluarganya Aldan adalah keturunan darah biru atau bangsawan."

"Kita berbeda, Fa, derajat kita nggak sama."

"Lo sama kayak mereka, sedangkan gue? Gue orang biasa, gue manusia pribumi."

"Maksud lu? Ini sebenarnya kenapa sih gua nggak ngerti deh."

"Lo sama kayak mereka, Fa, keturunan bangsawan."

"Hah?"

Otak Afsa mendadak lemot untuk mencerna fakta apa yang disampaikan oleh Nara barusan.

"Tunggu, jadi, maksud lu keluarga gua ada bangsawan bangsawannya gitu?" ulang Afsa karena masih bingung dengan fakta yang baru dia ketahui ini.

"Tadi kata lu 'kan, mantan lu itu masih keturunan bangsawan. Berarti Vano juga dong, 'kan, mereka sepupuan?"

Nara mengangguk membenarkan apa yang dikatakan oleh Afsa.

"Lo beruntung, Fa, bertemu dengan laki-laki baik dan tulus setulus Alvano, sangat jelas terlihat kalau Alvano sangat mencintai lo. Sekarang kalian udah tunangan, dan sebentar lagi juga kita akan lulus sekolah. Mungkin setelah lo lulus nanti lo bakal langsung dipersunting sama Alvano, Fa."

"Indah sekali ya kisah cinta lo berdua. Sedangkan gue, gue sakit fa, gue dikhianati, gue dicampakkan gitu aja, sakit banget hati gue rasanya, Fa,"

"Gue sadar kok, kalau gue dan Aldan selamanya tidak akan bisa bersama. Tapi, salah gue apa, Fa? Kenapa Aldan tega nyakitin gue kayak gini?"

"Nar, gua tau lu lagi hancur banget sekarang. Gua cuma bisa berharap, semoga lu dapet laki-laki yang jauh lebih baik dari Aldan,"

"Laki-laki yang bisa membimbing lu, mengayomi lu, menyayangi lu dengan tulus, mencintai lu dengan sepenuh hati, dan yang terpenting tidak mengkhianati lu!!"

"Makasih ya, Fa,"

"Emm, Nar, gua mau ngomong sesuatu!"

"Apa?"

"Mungkin ini akan menyakiti hati lu, tapi gua mohon ya jangan marah sama gua!"

"Gua nggak mau kita marahan!"

"Ya apa? Lo mau ngomong apa?"

"Janji dulu! Setelah gua ngomong semuanya, lu nggak boleh marah sama gua!"

"Sebenarnya, gua tahu kalau Aldan punya cewek lain dibelakang lu itu sebelum lu tahu semuanya."

"Beberapa hari yang lalu anak anak Alfaroz cerita ke gua kalau mantan lu itu bawa cewek asing ke base camp dan Alvano juga cerita kalau dia melihat Aldan di kafe sama seorang cewek."

"Maafin gua, Nar. Maaf, karena gua nyembunyiin fakta sebesar ini dari lu. Gua cuma nggak mau lu hancur, Nar!"

"Tapi kenyataannya sekarang gue udah hancur, Fa, gue hancur!"

"Kenapa lo tega bohongin gue, Fa? Sakit hati gue, Fa, orang yang udah gue anggap sahabat bahkan lebih ternyata menyembunyikan fakta sebesar ini dari gue!"

Beautiful Scenario AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang