"Bumi ini cukup untuk semua orang tapi tak bisa memuaskan 1 orang serakah."
— Kim Khimhant Treerapanyakun•••
Saat menatap ke arah Jinnie membuat Porschay tidak sadar, pria cantik itu menuangkan air ke dalam gelas hingga tumpah ke atas meja pantry. Dengan lembut jemari lentiknya mengelap pantry dan mendekati sang putra.
"Sedang main apa?"
Jinnie mendongak dan melihat kearah Ibunya yang duduk di sampingnya. Hari ini bocah laki-laki itu sedang libur sekolah dan sibuk bermain mobil-mobilan.
Mendadak, terlihat Kim yang baru saja keluar dari ruang kerjanya. Ia menatap tajam kearah sang istri yang sibuk menemani Jinnie bermain. Dengan begitu peka Porschay pun menitipkan Jinnie kepada pengasuh.
Namun kali ini Porschay merasa tidak melakukan apapun, tetapi tatapan Kim membuat hatinya berdenyut. Kemudian ia menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya menemui sang suami.
Mungkin kali ini Kim sudah menunggu.
Bahkan Porschay terlihat gugup.
Dengan segera pria cantik itu pun membuka pintu kamarnya dan mendapati Kim yang sibuk mengenakan jas untuk bersiap pergi. Bahkan Porschay tidak ingin menjadi seorang istri yang cerewet, tapi nalurinya membuat dirinya ingin bertanya.
"Hari ini aku akan pulang sedikit terlambat, Chay." Ucap Kim dengan begitu dingin.
"Kenapa perginya harus terburu-buru?"
Rasa penasaran itu masih saja tetap timbul di dalam diri Porschay ketika suaminya yang terlihat terburu-buru, hingga akhirnya Porschay membantu prianya itu memakaikan dasi.
"Karena ada sesuatu yang sedang aku urus di kantor."
Kedua mata Porschay melihat kearah suaminya. "Haruskah pergi siang ini?"
"Aku berkerja mulai pagi hingga malam atau siang hingga pagi lagi, semua uangku pasti akan lari ke dalam rekeningmu." Pria dingin itu pun mencoba membela dirinya, masih terlihat ada kebohongan dimata tajam itu. Tanpa menyela. Kali ini Porschay hanya bisa terdiam tanpa menanggapi.
Perkataan Kim memang terdengar keterlaluan kali ini. Karena Porschay sedang tidak membutuhkan uang ataupun perhiasan mewah hingga bermiliyar-miliyar. Tapi yang ia butuhkan hanyalah kehangatan di dalam rumah dimana Jinnie bisa merasakan keluarga yang utuh. Bukan dengan cara pemikiran Kim yang sibuk hanya mencari uang tanpa memberikan waktu kepada keluarga kecilnya.
Dimana letak kesadaran Kim saat ini?
Dan mungkin saja Kim tidak akan bisa menjawab pertanyaan itu.
"Rencananya aku ingin mengajak Jinnie pergi ke taman bersamamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
03. WHY Seasons 3 | Endless Circle of Satans [END]
Fanfiction[WHY Seasons 3 "Endless Circle of Satans"] "Tanpa sadar diriku mencintaimu, hingga lancangnya diri ini dengan sejuta kesalahan mengores belati di dalam lerung hatimu."