"Betapa naifnya dunia bila cinta sebatas raga, hatinya memintal rajutan lainnya, jiwanya berkelana bersama para pengembara."
— Kim Khimhant Treerapanyakun•••
Latihannya telah usai. Pria tampan itu pergi meninggalkan safe house, dia menjalankan motornya dengan kecepatan sedang sambil melihat jalanan kota Bangkok yang cukup sepi.
Macau pergi kesalah satu toko bunga yang sering kali ia kunjungi hanya untuk membeli sebuket bunga. Kali ini dia akan mengunjungi makan sang Ayah, entah mengapa pria tampan itu sangatlah merindukan Tuan Gun.
Sesampainya di toko bunga, iris matanya melihat kearah krisan berwarna putih. Hingga akhirnya Macau memesan sebuket bunga itu untuk di bawa ke makam sang Ayah. Tanpa disengaja pria itu bertemu dengan Porschay.
Macau melihat kearah pujaan hatinya dengan begitu kagum, dia bahkan melihat tangan Porschay yang terbalut belat.
"Porschay?"
Pria cantik itu hanya tersenyum ketika mendengar sapaan dari pria tampan di hadapannya, dengan naluri Porschay meremas pelan celana pendeknya karena gugup, karena pria cantik itu malu harus bertemu Macau dengan keadaan kacau.
Ini terlihat mengerikan...
"I-iya... senang bisa melihatmu..."
"Terima kasih, ambil saja kembaliannya." Ucap Macau pada pemilik toko.
Tangan kekar Macau pun meraih tangan Porschay untuk keluar dari toko bunga.
"Phi, bisakah kita berbicara sebentar?"
"Bicaralah, sayang... maafkan aku tidak bisa datang di hari ulang tahun Jinnie yang ke-3 tahun." Macau terlihat menyesal.
Hal ini sangat berbeda dengan Kim yang terlihat tidak perduli pada hari special putranya. Sedangkan, Macau yang bukan Ayah biologis Jinnie sangatlah menyesal tidak bisa hadir.
"Lain kali, bisakah kamu mengajakku dan Jinnie pergi ke taman safari, sudah lama dia tidak pergi berlibur."
"Itu mudah... mungkin besok kita bisa pergi, waktuku cukup luang untuk membawa kalian pergi ke taman safari." Macau tersenyum kearah pujaan hatinya, bahkan tangan lembutnya mengelus surai Porschay pelan.
Iya, Porschay mendekatkan tubuhnya dan mencium bibir Macau tanpa aba-aba, dan ini membuat pria tampan itu shock. Iris matanya hanya melihat Porschay berjalan mundur beberapa langkah.
"Terima kasih banyak." Pria cantik itu tersenyum manis. "Besok, kita bertemu disini?"
"E-emm, iya."
"Dahh... sampai jumpa." Pria cantik itu tersenyum.
Porschay pun berlalu dari pandangan tajam milik Macau. Entah mengapa rasanya seperti terhipnotis, bahkan ini seperti obat untuk Macau yang sedang kalut.
KAMU SEDANG MEMBACA
03. WHY Seasons 3 | Endless Circle of Satans [END]
Fanfic[WHY Seasons 3 "Endless Circle of Satans"] "Tanpa sadar diriku mencintaimu, hingga lancangnya diri ini dengan sejuta kesalahan mengores belati di dalam lerung hatimu."