"Pada akhirnya yang dapat dipelajari dari hidup adalah bagaimana menjadi kuat sendirian."
— Porschay Pichaya Kittisawat•••
Baiboon melangkahkan kakinya menuju kearah meja rias untuk memakai krim malam yang menjadi rutinitasnya. Sementara itu Kom bersandar pada kepala ranjang sambil membaca buku untuk menghilangkan rasa jenuhnya.
Entah mengapa sikap Kom menjadi kaku?
"Phi Kom, bisakah lain kali kita pergi jalan-jalan bersama seperti tadi sore?"
Mata tajam milik Kom pun melihat kearah pujaan hatinya. Bahkan pria itu terlihat mencari jawaban untuk menanggapi pertanyaan Baiboon.
"Tentu saja."
"Karena banyak hal yang ingin aku lakukan bersama dengan, Phi." Ucap Baiboon atusias.
Kom hanya mengangguk kecil ketika melihat kekasihnya merasa girang, hingga akhirnya pemandangan tadi sore dimana Baiboon berbicara akrab dengan pria asing membuatnya cemburu.
"Bolehkan aku bertanya? Siapa pria tadi yang kau ajak bicara di depan gang menuju jembatan?" Tanya Kom pada sang kekasih.
"Uhm... dia, hanya bos dimana tempat Phi Choke bekerja." Jawab Baiboon jujur.
"Bos siapa yang kamu maksud?"
Seketika Baiboon bungkam di saat melihat raut wajah prianya yang berubah menjadi tidak bersahabat. Terdiam. Bahkan otak Kom mencoba mengingat bila bos dari calon Nyonya rumahnya itu adalah Vegas bukan bos yang lainnya.
"Dia adik kandung dari Khun Vegas yang bernama Macau." Jawab Baiboon yakin.
"Karena aku baru tahu, ternyata Khun Vegas memiliki seorang adik."
"Sungguh! Aku juga seperti itu pas pertama kali mengenal Khun Macau." Jawab Baiboon antusias.
"Apakah kalian sudah mengenal satu sama lain?"
Baiboon hanya mengangguk kecil ketika mendengar pertanyaan prianya, ternyata pria cantik itu sangatlah polos dan tidaklah peka. Raut wajah Kom terlihat kesal dan dia begitu pintar menyembunyikan ekspresinya dari kekasihnya.
"Ya, walaupun kami tidak sering bertemu, Khun Macau selalu datang ke cafe tempatku bekerja hanya sekedar membeli susu almond." Jelas Baiboon.
"Apakah dia pria yang baik?"
"Ehm..." Jawab Baiboon sekenanya dan meletakan krim malamnya di atas meja rias. "Khun Macau, dia orang yang sangatlah baik. Tadi ketika aku bertemu dengannya, perutnya terlihat terluka seperti bekas tembakan. Tapi, aku segera mengobati lukanya agar tidak infeksi."
Kom hanya diam tanpa merespon ucapan Baiboon yang menceritakan tentang Macau. Kali ini pria dingin itu cemburu ketika kekasihnya sibuk menceritakan orang lain di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
03. WHY Seasons 3 | Endless Circle of Satans [END]
Fanfic[WHY Seasons 3 "Endless Circle of Satans"] "Tanpa sadar diriku mencintaimu, hingga lancangnya diri ini dengan sejuta kesalahan mengores belati di dalam lerung hatimu."