[WHY Seasons 3 "Endless Circle of Satans"]
"Tanpa sadar diriku mencintaimu, hingga lancangnya diri ini dengan sejuta kesalahan mengores belati di dalam lerung hatimu."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku akan menjadikanmu sebagai tokoh utama di dalam hidupku." — Venice Kornwit Treerapanyakun
•••
Pandangan tetap yang terlihat di condo mewah milik Venice hanya yerdapat action figure dan beberapa gitar koleksinya. Tidak lupa juga deretan rak yang terbilang unik dengan buku-buku tebal tentang saint.
Venice terlihat tampan dengan mengenakan kaca mata bacanya sambil membuka setiap lembar buku tebalnya di sofa single ruang bacanya. Setelah puas membaca dengan segera dia menutup bukunya dan menyandarkan tubuhnya di kepala sofa.
Tak berselang lama pintu kamarnya pun terbuka. "Aku tahu kamu sedang bosan, jadi aku bawakan pastry kesukaanmu?"
"Hmm... taruh disana.."
"Phi, sedang lelah ya sibuk mengerjakan tugas kuliah?" Sam menghembuskan napas lesu, karena dia merasa kasihan pada prianya.
"Ayo, olahraga dengan Phi Venice?"
"Tidak mau olahraga, karena itu membuat badanku merasa sakit-sakit dan lelah. Lebih makan pastry dan minum susu biar sehat." Perkataan dari Sam cukup membuat Venice tersenyum dan melihat betapa manisnya kekasihnya yang duduk di pangkuannya itu. "Lain kali, jangan mengajakku olahraga yang berat lebih baik kita berenang bersama, ya?"
"Baik Nang Sam, saya mengerti."
"Aku masih kecil berumur 18 tahun ya? Jadi, jangan panggil aku Nang seperti itu?"
"Iya, Nong Sam yang cantik."
Sam beranjak dari pangkuan kokoh milik prianya dan berjalan kearah rak buku untuk membuka buku incarannya. Jika di lihat dari kejauhan pantat milik Sam terlihat semok, bahkan terlihat begitu berisi dan terasa sangat kenyal.
Bagaimana mungkin Venice bisa menahan untuk tidak meremasnya?
"Eughh... Phii, apa yang kamu lakukan pada pantatku? Ahhh... ughh.. lagihh.. Phi Venice."
Pria cantik itu tak sengaja menjatuhkan buku yang berada di tangannya kelantai. Bahkan jemarinya sibuk berpegangan pada rak. "Bagaimana bisa kau mengenakan celana sependek ini? Mau mengoda Phi, ya?"
Suara dalam Venice terdengar maskulin, dan hal itu membuat bulu kudu Sam terasa merinding ketika sentuhan sensitif menjalar di tubuhnya.
"Eughh... Phi Venice..." Desah Sam ketika tangan Venice meremas penis kecilnya yang masih terbalut celana.
Tuan muda Minor setika diam dan meremas brutal penis kekasih cantiknya itu. Hingga akhirnya Sam menghadapkan tubuhnya kearah Venice. Dia terlihat bergitu bergairah dan menundukan tubuhnya di hadapan Venice yang menatapnya dengan begitu dalam.
Dengan begitu lancang Sam membuka resleting celana Venice mengunakan giginya.
Jemarinya begitu terampil melepaskan celana Venice. "Jangan memancingku, karena aku tidak segan-segan untuk memangsamu."