Chapter 46

523 75 74
                                    

"Ketika orang tua bertengkar di depan mata anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketika orang tua bertengkar di depan mata anaknya. Bagaimana hancurnya si anak pada saat itu?"
- Nang Minor [Pete Pongsakorn Saengtham]









•••









"Jinnie, ingin minum susu?" Nang Minor mensejajarkan tubuhnya pada keponakannya. "Nanti malam tidur dengan Phi Venice, ya? Nanti kalau Phi Venice nakal biar Aunty yang pukul? Jangan takut padanya?"

"Telima kasih." Ucap Jinnie ketika mendapatkan susu kotak.

Perkataan Pete sangatlah lembut, bahkan dia membantu Jinnie untuk menusuk sedotan dalam susu kotak. Dengan begitu hati-hati Jinnie menyedot susu kotak pemberian Bibinya, kali ini Pete hanya bisa tersenyum lega.

Tak lama kemudian Sam datang. Lalu iris mata milik Nang Minor melirik kearah jam dinding, dan sayangnya waktu menujukan jam untuk memompa asi.

Sekarang ini Pete hanya bisa menitipkan Jinnie kepada calon menantunya, tanpa ada penolakan Sam segera mengiyakannya. Iris mata Jinnie hanya menatap polos kearah pria cantik di hadapannya itu.

"Jinnie, suka dengan rasa susu kotaknya?" Sam tersenyum lembut kearah Jinnie yang terlihat polos dan lembut, dengan polos bocah laki-laki itu pun menawarkan susu kotaknya pada Sam. "Habiskan saja susunya setelah itu kita bermain lagi."

Dengan polos Jinnie mengangguk. "Kenapah Mami Jinnie tidak puyang-puyang dali lumah putih?" Sorot mata yang bergitu suci, bahkan Sam tidak bisa menjawab pertanyaan si manis.

Sam yang sedari tadi mensejajarkan tubuhnya pada Jinnie hanya bisa membisu, dengan lembut dia hanya bisa tersenyum sambil mengelus lembut surai milik Jinnie. Nasib anak kecil ini sangatlah malang, bahkan hati kecil milik Sam berdenyut ngilu.

Nang Minor yang melihat Jinnie dari kejauhan pun menitihkan air mata, bahkan hatinya terenyuh. Sampai dirinya tidak habis pikir bagaimana bisa Kim sekejam itu mengorbankan kebahagian anaknya, dan Porschay tidak akan pernah selingkuh bila Kim juga tidak bermain api.

Betapa bodohnya Kim sudah menelantarkan anaknya, sekarang... Jinnie hanya sendirian dan hanya memiliki Ibunya di dalam hidupnya.

"Aunty tahu!!! Sekarang Mami Jinnie sedang istirahat di rumah sakit untuk sementara waktu?!" Jawab Pete dengan lembut.

"Apakah adik Jinnie baik-baik saja?" Seketika Pete dan Sam membisu ketika mendapat pertanyaan itu dari Jinnie.

Mungkin, Nang Minor hanya bisa memberikan pelukan hangat untuk keponakan kecilnya. Dia baru saja mendapatkan kabar bila Porschay sedang drop dan hampir kritis, lalu pria cantik itu menatap kearah Jinnie.

"Adiknya Jinnie sekarang sudah pulang kerumah Tuhan." Seperti mantra, bahkan Pete berusaha memberikan kalimat lembut untuk keponakannya.

"Kenapa adik Jinnie pelgi ke lumah Tuhan? Apa di sana ada ayunan dan boneka?" Kali ini Sam tidak bisa membendung air matanya, sedangkan Pete nampak terlihat tegas dari calon menantunya.

03. WHY Seasons 3 | Endless Circle of Satans [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang