"Ini hanya sekedar cerita seorang anak laki-laki yang begitu mungil. Selalu tersenyum di balik kesedihannya. Hidupnya di penuhi rasa takut dan kesepian. Pada akhirnya Tuhan mulai mengujinya dan meminta untuk di kuatkan bahunya."
— Venice Kornwit Treerapanyakun•••
"Cau, hari ini pulanglah untuk beristirahat?"
Porsche berusaha keras untuk membujuk Macau yang berhari-hari masih setia menunggu Porschay yang tak kunjung siuman. Bahkan keadaan Macau sudah terlalu kacau sampai kemejanya terlihat lusuh, di samping itu Porsche menyayangkan terapi Macau yang tertunda.
"Aku tidak ingin ketika Porschay bangun mencari diriku dan menangis." Ucap Macau, bahkan dia tidak ingin Porschay mencarinya dan menangis histeris.
"Macau, Phi harap kau juga harus bisa menjaga kesehatan untuk melindungi Porschay dan Jinnie?" Saran dari Kinn berhasil menarik perhatian Macau untuk saat ini. "Hari ini adalah upacara kematian calon anakmu, aku harap kau bisa hadir di kediaman Minor."
Tak lama kemudian, Nang Minor datang berkunjung untuk menjemput abu kremasi mendinga calon keponakannya. Dia pun segera memeluk erat tubuh Nang Main. Kemudian melihat kearah Porschay yang masih tidak sadarkan diri.
Macau hanya terdiam ketika melihat kedatangan kakaknya dan kakak iparnya.
Merasa diperhatikan, ia pun membalas menatap kearah Nang Minor. "Aku akan datang ke upacara kematian anakku, jadi Phi Pete tidak perlu khawatir, disini aku baik-baik saja." Ucapnya.
Pete pun segera memeluk tubuh adiknya. "Hei jangan menyiksa dirimu seperti ini, setelah ini kamu harus mengikuti terapi."
Sejenak, Macau berusaha berpikir jernih. "Aku tidak bisa meninggalkan Porschay sendirian?"
"Masih ada banyak orang yang menjaganya, jadi dengarkan Phi kesayanganmu itu dengan baik." Sambar Vegas dengan cepat, bahkan Kinn dan Porsche saling memandang. "Macau, kau harus dengarkan Nang Minor?"
Perkacapan itu membuat Kinn dan Porsche bertanya-tanya untuk apa Macau harus menjalani terapi, karena setahu mereka Macau sudah menyalani hidupnya dengan baik tanpa ada kekurangan ataupun kecacatan sama sekali. Tanpa membuang waktu, Porsche bertanya sesuatu tentang topik pembicaraan Vegas dan Pete yang baru saja terjadi.
"Terapi untuk apa? Kenapa Macau harus terapi?" Porsche bertanya-tanya.
Pete melihat kearah suaminya dan adik iparnya bergantian, mungkin sudah waktunya keluarga Main tahu bila Macau juga menyimpan rasa sakit.
"E-eh... adikku sedang sakit dan aku menyarankan untuk menjalani terapi." Jawab Pete sekenanya dan berusaha menutupi penyakit mental adik iparnya.
Sementara Macau hanya bisa terdiam membisu, dan Vegas menepuk bahu adiknya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
03. WHY Seasons 3 | Endless Circle of Satans [END]
Fanfiction[WHY Seasons 3 "Endless Circle of Satans"] "Tanpa sadar diriku mencintaimu, hingga lancangnya diri ini dengan sejuta kesalahan mengores belati di dalam lerung hatimu."