"Anak yang sering tertawa lepas dan selalu terlihat bahagia adalah anak yang mempunyai luka yang begitu menyakitkan, dan terkadang, luka itu adalah luka yang dibuat oleh orang tuanya."
•••
"Papi?!"
Jinnie yang sedari tadi ketiduran di samping kulkas pun mencari keberadaan sang Ayah. Bahkan bocah laki-laki itu sedang kelaparan karena sejak sore tadi belum makan apapun, iris matanya melihat ke arah pelacur yang Ayah yang sedang tertidur di atas sofa.
Hingga akhirnya iris mata Jinnie melihat kearah sisa puding di atas meja dekat asbak rokok.
Jemari mungil Jinnie pun mengambil puding sisa itu dan memakannya. Baju sekolahnya terlihat sangatlah kusut. Dengan hati-hati Jinnie memasukan sesuap demi sesuap puding itu ke dalam mulut kecilnya.
"E-eumm.." Iris mata Jinnie melihat kearah kekasih sang Ayah yang sedang mengubah posisi tidurnya.
Bocah laki-laki itu pun menaruh puding itu di tempatnya kembali, dia kembali ketempat semula karena ketakutan melihat kejadian tadi sore. Karena untuk pertama kalinya Jinnie melihat Ayahnya menaiki pelacur itu seperti kuda.
Jelas saja Jinnie masih ketakutan, bahkan pelacur tadi mendesah seperti orang kesakitan. Di memori Jinnie terekam melihat Ayahnya dan pelacur itu sama-sama telanjang sambil bermain kuda-kudaan. Bahkan Jinnie belum boleh memahaminya.
Setelah situasi kembali senyap Jinnie berjalan kearah meja dan memakan puding itu kembali. Dia sangatlah kelaparan hingga membuat perutnya sakit.
Tak lama kemudian pelacur itu mendengar suara berisik di sampingnya. Lalu kedua matanya terbuka dan melihat Jinnie yang sibuk memakan puding sisa. "Hei, dasar pencuri?!!"
"T-tidak! Jinnie tidak menculi makanan, kalena Jinnie hanya kelapalan?!" Ucap Jinnie dengan suara hampir terbata-bata.
Pelacur itu pun mulai menfitnah si kecil, bahkan dia ingin mengadukannya pada Kim, tanpa membuang waktu dia pun bangkit dan ingin pergi ke ruang kerja milik prianya.
"Akan aku adukan pada Ayahmu bila kau mencuri makanan, dasar anak kecil?!!!"
Kaki jenjang pelacur itu pun menaiki tangga dan memanggil Kim yang sibuk membaca dokumen. Bahkan Kim terlihat terkejut melihat kedatangan kekasihnya.
"Sayang?! Kamu harus tahu sesuatu hal yang penting?!"
"Ada apa? Kenapa?!" Tanya Kim pada pelacurnya itu. "Aku sedang mengurus dokumenku?"
"Anakmu mencuri makanan!"
Pada akhirnya pun, Kim terlihat naik pitam. Bahkan dia tidak mau mendengarkan pembelaan Jinnie sama sekali, tanpa belas kasihan Kim menghajar Jinnie yang masih kecil. Bahkan kurang 2 hari lagi Jinnie berusia 4 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
03. WHY Seasons 3 | Endless Circle of Satans [END]
Fanfiction[WHY Seasons 3 "Endless Circle of Satans"] "Tanpa sadar diriku mencintaimu, hingga lancangnya diri ini dengan sejuta kesalahan mengores belati di dalam lerung hatimu."