"Aku hanya jiwa yang terkurung dalam harapan yang terkikis oleh sang langit."
— Macau Gun Treerapanyakun•••
"Untuk apa kau datang kemari?"
"Iya, aku harus menemui istriku. Porsche tidak perlu menghalangi jalanku dan memandangku layaknya penjahat. Karena aku hanya ingin meminta maaf pada Porschay."
"Jangan harap!!"
"Aku tak sengaja melukainya, Porsche."
Kinn yang melihat perdebatan besar itu pun berusaha melerai sang istri. "Porsche, jalan lakukan hal yang gila, sekarang kita ada di rumah sakit."
Mata tajam milik Kinn pun menandang kearah sang adik, bahkan tatapan Kim masih terkesan culas tanpa menunjukan rasa penyesalannya. Kemudian kaki Kinn mendekati Kim, karena Pemimpin Klan Main itu tidak ingin adiknya semakin membuat keadaan Porschay memburuk.
Kali ini Kim menepis tangan Kinn.
"Ada apa denganmu, Hia?" Tanya Kim tidak percaya, bahkan kali ini kakaknya begitu mengitimidasinya.
"Porschay, butuh istirahat sekarang?" Ujar Kinn.
"Aku hanya ingin melihatnya." Kim masih kekeh. "Aku menyesal!" Bahkan pria itu berseru, untung saja lorong rumah sakit itu masih cukup sepi.
Sementara itu Porschay yang berada di dalam kamar inap pun berusaha menghalangi pintu. Dia menangis di dalam diam sambil memeluk tubuhnya sendiri. Rasa sakit yang di berikan Kim padanya masih membekas di raga dan jiwanya.
"Hiks.. Pergii.." Monolog Porschay dengan begitu kacau.
Porsche yang terlihat emosi pun mencengkram kerah kemeja milik Kim dan memukulnya bertubi-tubi.
Brukk!!!
Yah, ini pertama kalinya Porsche mukul wajah seseorang setelah sekian lama.
"Aku bilang jangan temui adikku?!"
Kim menyekat luka di sudut bibirnya, mata tajamnya melirik kearah kakak iparnya.
Porsche sangatlah marah dan kecewa pada Kim yang begitu tega melukai adiknya, dan dia juga tidak menyaka bila luka yang di torehkan Kim pada Porschay sangatlah dalam. Yang jelas ia hanya bisa meluapkan amarahnya. Bahkan dia tidak tega melihat adik satu-satunya di jadikan samsak oleh Kim yang bejat.
Kali ini Kim memilih menyerah dan pergi meninggalkan rumah sakit. Sementara itu Porsche mendudukan dirinya kelantai, air matanya menetes dengan begitu deras, dengan begitu siaga Kinn memeluk tubuh Nang Main.
"Semuanya akan baik-baik jangan khawatir?" Ucap Kinn dengan begitu lembut.
"Kim terlalu jahat pada adikku." Jelas Porsche pada prianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
03. WHY Seasons 3 | Endless Circle of Satans [END]
Fanfic[WHY Seasons 3 "Endless Circle of Satans"] "Tanpa sadar diriku mencintaimu, hingga lancangnya diri ini dengan sejuta kesalahan mengores belati di dalam lerung hatimu."