EPS 01

39K 1.3K 21
                                    

Seorang lelaki kecil berjalan kesenangan ditengah keramaian mall setelah berhasil mengecoh para pengawal dan pelayanya yang selalu mengikutinya kemanapun pergi.

"Aduhh!" Ringis Jaemin saat kepalanya terpentok karena tidak sengaja menabrak seorang pria.

"Kalau jalan pakai mata!!!" Bentak Jeno pada lelaki kecil yang sudah menabraknya itu dengan tatapan dingin.

Jaemin mendongak menatap pria dewasa yang berdiri menatapnya dengan tajam itu, belum lagi tatapan beberapa orang dibelakang pria itu. Kalau dari pakaian mereka sepertinya mereka orang kantoran karena memakai jas lengkap.

"Jalan pakai kaki Daddy bukan pakai mata" jawab Jaemin menahan tawa lalu segera menutup mulutnya.

"Daddy?,,,,,,Sejak kapan aku menjadi Ayahmu" ucap Jeno ketus dengan aura dinginnya.

Sedangkan staff dan asisten Jeno sudah menahan tawa mendengar lelaki kecil itu. Tapi anehnya sikap Jeno sama sekali tak membuat lelaki kecil itu takut bahkan tatapan tajam mata Jeno yang terkenal menakutkan itu tak menciutkan mentalnya.

"Kau mirip Papa ku,,,,, dasar pemarah" ucap Jaemin memangku tangannya dan tertawa mengejek Jeno.

"Nana kan nggak sengaja nabrak" sambungnya.

"Sengaja atau tidak,,,,,," ucapan Jeno terhenti karena lelaki kecil itu sudah menjawab.

"Iya Daddy Nana salah, Nana minta maaf" ucapnya tak ikhlas.

"Aku tak butuh permintaan maaf mu" ucap Jeno tak peduli lalu melangkah pergi meninggalkan Jaemin yang masih berdiri mencibir itu diikuti para stafnya.

"DADDY!!!" teriak Jaemin yang menghentikan langkah Jeno belum lagi beberapa orang yang jadi menoleh saat mendengar suara Jaemin.

Jeno berjalan dengan cepat dan menarik tangan Jaemin lalu membawa Jaemin ke sudut pojok mall yang sedikit sepi. Jeno menyandarkan lalu mengepung Jaemin dengan kedua tangannya.

"Berhentilah memanggilku Daddy!" Ucap Jeno tegas.

Tapi tatapan Jeno seperti sirna saat matanya juga menatap mata bulat dengan manik mata hitam pekat yang membuat hati tenang menatapnya.

"Suka suka Nana dong,,,,,,wlekkkkk!!" Cibir Jaemin dengan santainya.

"Kauuu!!" Ucap Jeno mengepalkan tangannya menahan emosi.

"Tuan muda, kami sudah sedari tadi mencari mu" suara lelah beberapa orang.

Jeno meneguk salivanya saat menatap deretan pria berbadan kekar yang tengah mengelilingi mereka.

"Nana mau diculik Daddy ini" tunjuk Jaemin pada Jeno yang masih dalam posisi yang sama.

Jeno menatap Jaemin dengan tajam penuh penekanan seolah meminta Jaemin meralat ucapannya. Bukannya takut tapi kalau lawan deretan pria berbadan kekar ini sekaligus tentu saja Jeno akan kalah.

"Tidak tidak!" Ucap Mark asisten Jeno membelanya.

"Hehehe,,,, bercanda om. Ya kali Daddy ini mau culik Nana" ucap Jaemin dengan lucunya memainkan dasi yang tertengger dileher Jeno.

Mendengar ucapan Jaemin tentu saja ekspresi para pengawal itu langsung berubah. Lalu Jeno mengubah posisinya dan menatap deretan pria itu.

"Tuan Jeno" kata salah satu dari mereka lalu Jeno mengangguk.

"Ayo tuan muda kita pulang nanti Papa mu akan marah jika kau terus kabur" ucap pengawal Jaemin.

"Emm,,,, tapi Nana masih pengen main" jawab Jaemin menolak untuk segera pulang.

"Tuan mengertilah, terlalu banyak bahaya yang mengintai mu jika kau keluar tanpa pengawasan" mohon pengawal itu.

"Baiklah Nana mau pulang deh lagian Nana juga udah puas jalan jalan" ucap Jaemin dengan patuh.

Jeno sekarang menatap dengan detail penampilan lelaki kecil itu dan wajahnya sangat familiar tapi kalau melihat dari penampilannya lelaki nakal itu memang bukan dari golongan orang biasa.

"Daaaa,,,,, Daddy" kekeh Jaemin yang berhasil membuat Jeno melotot karena lelaki kecil itu kembali menyebutnya dengan panggilan Daddy.

Entah mengapa aneh saja yang Jeno rasakan saat lelaki kecil itu memanggilnya Daddy.

_______________

Jeno kembali berjalan menuju tujuannya diikuti para stafnya menghadiri pertemuan dengan para investor dan rekan kerjanya. Jeno memasuki ruangan VIP didalam mall dimana semua orang telah menunggunya dengan wajah sedikit kusut tidak seperti biasanya yang tegas dan aura dinginnya entah mengapa pertemuannya dengan lelaki manis yang nakal itu tadi cukup merubah moodnya siang ini.

Meeting pun dimulai dan berjalan dengan cukup baik walaupun Jeno sedikit kurang fokus. Selesai meeting Jeno kembali ke kantornya dan makan siang bersama asisten sekaligus sahabatnya yaitu Mark.

"Lelaki manis yang nakal itu tadi mentalnya kuat banget yah" kata Mark sambil tertawa.

"Lelaki manis yang mana?" Kata Jeno pura pura lupa padahal sih inget banget, tapi pelolotan Mark membuat Jeno mau tak mau bicara.

"Biasa aja" jawab Jeno dengan santai.

"Biasa aja lo bilang? Cuma dia yang nggak takut sama pelolotan mata harimau lo" kekeh Mark sambil tertawa mengejek.

"Ehhh lupa lo kan Daddy nya" tawa Mark yang juga tengah makan disebelah Jeno yang duduk di sofa.

"Kurang ajar" emosi Jeno lalu menarik rambut Mark dan memukulnya dengan bantal sofa sehingga terjadilah perkelahian anak anak tua itu.

Begitulah mereka saat diluar jam kerja.

"Hmmmm"

"Bubu,,,,, Daddy" kata Jeno saat menoleh.

"Hebat ya kalian, udah umur berapa?" Tanya sang Daddy Jaehyun dengan sindiran halusnya.

"Jeno Dad, dia emosi terus langsung jambak rambut Mark" adu Mark.

"Kenapa nggak bergulat aja biar sekalian Daddy tonton sama Bubu" jawab Daddy Jaehyun lalu duduk didekat Jeno.

"Emang kamu bilang apa sama Jeno,,,, Mark?" Tanya Bubu Taeyong yang memakan makanan yang sedang dimakan oleh Mark.

"Jeno,,,,,,mmmm mm" mulut Mark langsung dibungkam oleh Jeno.

Bubu dan Daddy saling pandang lalu tersenyum geli.

_____________

"Dari mana?" Suara dingin Papa Yuta yang sudah pasti marah saat Jaemin memasuki ruang keluarga dan duduk disebelah Bunanya.

"Dari mall Papa" jawab Jaemin menatap Papanya. Tapi jawaban Jaemin tak menghangatkan tatapan Papanya.

"Nana sayang, kok kamu kabur kabur terus sih? Bahaya tau" kata Buna Winwin dengan lembut lalu memeluk dan mengelus kepala Jaemin.

"Nana bosan Buna  kemana mana harus dikawal sampai ke toilet pun, Nana pengen hidup bebas juga" keluh Jaemin yang membuat Buna Winwin sekaligus Papa Yuta terdiam.

Papa Yuta yang tadinya marah sekarang justru melunak dan berpindah duduk disebelah Jaemin dan juga memeluk Jaemin.

"Maafin Papa ya nak? Gara gara Papa kamu harus begini, tapi mau bagaimana lagi kamu adalah putra mahkota penerus Papa makanya banyak yang mengintai kamu Papa hanya ingin kamu mengerti akan hal itu ya" jelas sang Papa Yuta.

"Kenapa Nana nggak punya Adik aja sih Pa biar hidup Nana nggak gini banget" pinta Jaemin.

"Papa maunya cucu, bukan punya anak lagi udah tua Papa kamu. Lagian punya anak satu aja udah bikin Papa pusing sama tingkahnya" keluh Papa Yuta.

"Ohh jadi Nana nggak punya Adik karena Papa malas ya punya anak nakal" simpulan lelaki polos itu.

"Hahaha hahaha" tawa Buna Winwin memenuhi ruangan keluarga yang tadinya hening.

"Kenapa Buna" tanya Jaemin.

Jangan lupa vote and komen guys😉

Kesayangan CEO (Nomin)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang