EPS 40 + Bonchap

12K 358 9
                                    

"Nana" panggil Winwin mendekati anaknya tapi. Jaemin masih takut dan akan menarik selang infus di tangannya agar bisa berlari pada Jeno, karena dari semua orang hanya Jeno lah yang Jaemin kenali.

"Jangan dilepas" kata dokter.

"Baiklah Jeno kami akan pergi demi ketenangan Nana,,,,, kau bisa memberitahu siapa kami padanya pelan-pelan" kata Yuta, lalu mereka semua keluar dengan senang walaupun Jaemin tak ingat siapa mereka setidaknya Jaemin sudah sadar dan dalam kondisi yang baik.

Setelah tinggal berdua Jeno kembali duduk di atas ranjang sambil tersenyum.

"Sejak kapan bangun hmm?,,,, kenapa tidak membangunkan Daddy?" tanya Jeno dengan hangat merapikan rambut Jaemin yang mulai panjang ke telinganya karena sekarang alat-alat yang banyak menempel di tubuh Jaemin sudah dilepas dokter salah satunya oksigen.

Jaemin memeluk Jeno dengan erat tak ada orang yang dia ingat selain Jeno saat ini.

"Jangan begitu nanti tangan Nana tertusuk jarum infus sayang" kata Jeno lembut mengelus kepala Jaemin dengan sayang.

"Nana itu siapa?" tanyanya mendongak menatap Jeno yang masih memeluknya.

"Nana itu nama kecil kamu nah kamu tuh Jaemin" kata Jeno memberitahu lalu mengecup kening Jaemin dengan sayang.

"Dan Nana suaminya Jung Jeno" kata Jeno memberitahu hal yang sangat penting.

"Jung Jeno?" ulang Jaemin sambil menunjuk ke arah Jeno.

"Iya suami kamu" tegas Jeno.

"Tapi aku tidak mengingat apapun tentangmu hanya sepenggal ingatan kecil" kata Jaemin menatap Jeno dengan mata bulatnya yang hangat.

"Itu karena kamu hilang ingatan akibat dari-" ucapan Jeno seketika terhenti.

"Memang apa yang terjadi padaku sebelum ini?" tanya Jaemin.

"Kamu kecelakaan dan sudah koma selama seminggu ini" jelas Jeno berbohong.

"Kau tidak berbohong?" tanya Jaemin ragu.

"Tidak sayang, apakah Daddy sedang terlihat berbohong?" tanya Jeno tersenyum.

"Daddy?"

"Iya dulu Nana memanggilku dengan sebutan Daddy sebelum hilang ingatan" jelas Jeno hangat.

"Mereka berempat tadi adalah orang tua kita" kata Jeno perlahan.

"Nana nggak boleh takut sama mereka" kata Jeno yang di angguki Jaemin

Tapi tatapan mata Jaemin yang tak pernah beralih pada Jeno membuatnya tertawa bahkan jelas sekali betapa Jaemin mengagumi dan menyukai Jeno itu terlihat jelas dari tatapan matanya.

"Ada apa sayang?" Jeno memilih bertanya saja.

Jaemin tersenyum lebar saat melihat Jeno juga tersenyum, dominan itu terlihat sangat tampan bahkan hanya memakai kaos hitam polos saja dia terlihat sangat tampan.

"Apakah benar kau suamiku?" tanya Jaemin dengan lirih. Tak percaya untuk kesekian kalinya.

"Iya, Daddy suami Nana ini foto pernikahan kita" kata Jeno menunjukkan sebuah foto di ponselnya.

"Benarkah?"

Cupp!
Dengan spontan lelaki manis itu mengecup pipi Jeno senang.

"Suamiku sangat tampan ternyata" puji Jaemin mengelus mengelus pipi Jeno.

"Kenapa berubah drastis begini" batin Jeno memeluk Jaemin dengan sendu.

Ya hidup baru, lembaran baru, membangun rumah tangga serta dengan ingatan Jaemin yang baru apakah dari sini Jeno dan Jaemin akan membangun semuanya menuju kebahagiaan sekarang.

Kesayangan CEO (Nomin)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang