EPS 35

8.1K 454 8
                                    

"Tapi Daddy suka Nana aja" jawab Jeno tersenyum hangat mengelus punggung Jaemin.

"Hay lelaki nakal,,,, nggak cukup nakal doang sekarang ditambah manja juga" ejek Mark yang baru saja datang bersama seorang submissive manis di sampingnya.

Mark duduk di hadapan Jeno yang masih memeluk Jaemin yang duduk di pangkuannya.

"Nggak papa manja sama calon suami daripada menjain calon istri orang lain duh nggak punya logika" ejek Jaemin kontan dibayar tunai.

"Brengsek,,,, jaga mulut kau lelaki nakal kalau aku mau aku bisa menikahinya sekarang juga" kata Mark tak terima dengan ejekan Jaemin.

"Tapi nyatanya kak jahat nggak mau kan,,,,, eh nggak minat" kata Jaemin dengan jahatnya.

"Ehh,,,, jaga mulut kamu ya,,,, kok jadi ngerendahin saya" kata Haechan tidak terima karena merasa tersinggung dengan ucapan Jaemin.

"Makanya jadi orang itu sedang-sedang saja jangan terlalu ketinggian biar nggak direndahin" kata Jaemin santai dengan ucapan bermakna ganda itu lalu Jaemin duduk di sebelah Jeno dan memeluk lengannya.

Bukannya Jaemin jahat merendahkan Haechan tapi memang kenyataan Haechan memiliki dua pekerjaan selain jadi asisten Lee Know dia juga adalah submissive bayaran.

"Kenapa kau marah bukankah itu memang kenyataan" kata Yeonjun santai menikmati kopinya membuat Haechan langsung bungkam.

Sedangkan Bella yang sedari tadi terus ditatap Jaemin menjadi geram dan emosi apalagi tatapan julid Jaemin terhadapnya.

"Apa yang kau lihat dariku?" tanya Bella dengan ekspresi dan pesona berkelasnya mencoba bertanya tanpa sedikitpun rasa kesal pada Jaemin untuk menjaga image.

"Kau takut bersaing dengannya lelaki nakal" goda Mark menaikkan sebelah alisnya.

"Kau bisa membunuhnya jika takut tersaingi" kata Lee Know menyindir dengan halus.

"Aku bukan pengecut sepertimu yang hanya bisa meragukan kemampuan orang lain dan menginjak-nginjaknya selagi bisa" jawab Jaemin yang membuat Lee Know langsung terdiam karena selalu kalah jika adu mulut dengan Jaemin.

"Ngapain takut saingan sama dia,,,, toh Daddy lebih sayang dan cinta Nana buktinya Daddy mau nikahin Nana" jawab Jaemin dengan santai memamerkan cincin di jari manisnya.

"Tapi dia lebih manis dari kamu,,,, dan dia juga adalah wanita yang sedari kami remaja mengejar Jeno bahkan seorang primadona sekolah dulu" kata Lucas memancing Jaemin.

"Makasih Lucas pujiannya,,,,, tapi kalian kan juga tahu kalau aku ini keturunan keluarga" bangga Bella begitu Lucas memujinya karena memang Bella itu adalah blesteran ayahnya Indonesia sedangkan ibunya Inggris jadi wajar jika perpaduan di wajahnya sangat menawan apalagi kulit kuning langsatnya semakin membuat dia terlihat estetis.

"Turunan bangga,,,,, ketemu tanjakan mampus jelek lagi" petakilan Jaemin sambil beberapa orang menoleh ke arahnya.

"Kurang ajar kau ya" emosi Bella hendak menampar Jaemin.

"Berani kau sentuh dia" ucapan pelan Jeno namun terdengar mengerikan sembari memeluk Jaemin yang masih tertawa itu diikuti Yeonjun, Mark dan Lucas sedangkan Lee Know hanya bisa tertawa sambil menutup mulut.

"Jaemin,,,,, Jaemin,,,,, sudah jangan kalian lawan nih lelaki nakal nanti dia nangis" kata Mark tertawa.

"Nana ikut Daddy ke dalam yuk" ajak Jeno karena ada banyak yang ingin Jeno sampaikan kepada Jaemin.

"Gendong" manja Jaemin mengulurkan tangannya.

Brakk!!

"Pergi kalian cepat!!" teriak Mark kesal jika sudah melihat pasangan beda umur itu uwu-uwuan bikin dia bad mood saja.









____________________

Jeno membawa Jaemin masuk ke ruangan VIP di dalam resto itu..... setelah mereka duduk di sofa dan memesan makanan Jeno bertanya pada Jaemin.

"Kemana saja kamu?" tanya Jeno memegang lengan Jaemin agar menatap sepenuhnya.

"Kan dari markas kata Nana tadi" jawab Jaemin matanya menatap Jeno intens.

"Seminggu ini?" tanya Jeno dengan nada sedikit tinggi.

"Tahu nggak Daddy cariin kamu ditelepon gak bisa, dicari nggak ketemu kamu ke mana hahm" omel Jeno.

"Hehehe" Jaemin malah terkekeh melihat pria dingin itu mengomel.

"Jawab" tegas Jeno.

"Sebenarnya kamu anggap Daddy calon suami kamu apa nggak sih Na" ucap Jeno spontan karena melihat Jaemin terus saja tertawa seolah tak peduli dengan kemarahan Jeno.

Jaemin memeluk lengan Jeno lalu bersandar manja ke dada Jeno dan memejamkan matanya.

"Jawab kata Daddy" kesal Jeno karena tidak direspons Jaemin sama sekali.

Jaemin terkejut mendengar kerasnya suara Jeno lalu memperbaiki duduknya di atas pangkuan Jeno miring menaikkan kedua kakinya ke atas sofa panjang yang mereka duduki......

Jeno memijat pelipisnya melihat Jaemin ternyata memang susah jika beda umur Jeno pikir dengan memarahi Jaemin lelaki kecil itu akan membuatnya takut atau se tidaknya dia tidak mengulangi kesalahan yang sama lah ini dia malas semakin manja......

Jaemin memeluk lalu bersandar nyaman di dada Jeno dan seketika tertidur.

"Jaemin,,,,, Jaemin" panggil Jeno yang sama sekali tak direspons karena Jaemin tak hanya menutup mata tapi beneran tidur Jeno bisa membedakannya.

Tak berselang lama pelayan datang mengantarkan pesanan mereka lalu Jeno makan sendiri karena terlanjur lapar sedangkan Jaemin masih tertidur di pangkuannya.

"Apa yang Nana lakuin seminggu ini sampai dia terlihat sangat lelah?" Tanya Jeno merapikan rambut poni Jaemin yang menutupi wajahnya.

Hampir satu jam berlalu jaemin membuka matanya.

"Daddy" panggil Jaemin saat dia membuka mata yang terlihat hanyalah Jeno yang sedang melamun tapi ternyata Jaemin masih di dalam pelukan dan duduk di pangkuan Jeno.

"Udah bangun,,,, makanlah pasti lapar" kata Jeno mendudukkan Jaemin di sampingnya.

"Iya Nana lapar" kata Jaemin menatap makanan yang tersaji di meja itu penuh minat lalu makan dengan lahapnya.

"Daddy ayo makan" ajak Jaemin.

"Daddy udah makan tadi pas kamu tidur jadi lapar belum makan siang" jawab Jeno yang diangguki Jaemin.

setelah serangkaian acara makan Jaemin selesai baru Jeno menanyai Jaemin.

"Ke mana aja seminggu ini kenapa hilang tanpa kabar?" tanya Jeno.

"Maafin Nana ya Daddy nggak ngabarin Daddy,,,,, seminggu ini Nana pelatihan di ruang bawah tanah" jawab Jaemin dengan jujur.

"Ruang bawah tanah? latihan apa? beladiri?" tanya Jeno.

"Tidak,,,, fisik Nana terlalu lemah untuk latihan berat jadi Nana cuma latihan ringan tapi hasilnya sangat berdampak baik bagi perlindungan diri Nana" jawab Jaemin.

"Latihan apa? tanya Jeno.

"Latihan menembak Daddy"  jawab Jaemin sembari mengeluarkan pistolnya dari saku hoodienya.

"Terus kenapa pistolnya dikantongin bahaya tahu nggak" kata Jeno mengambil pistol itu dari tangan Jaemin.

"Ini kan cuma pistol ukuran paling kecil menurut standar makanya bisa Nana kantongin" jawab Jaemin.

"Iya tapi berbahaya,,,, mau ukurannya standar atau enggak yang namanya senjata api tetaplah berbahaya" kata Jeno.

"Ia berbahaya kayak Daddy" kata Jaemin tertawa.

"Stop bercanda Daddy serius" tegas Jeno.

"Belajar sama siapa kamu?" tanya Jeno tenang walaupun di pikirannya sudah terlintas seorang dominan.

"Om ganteng Daddy dan satu yang paling Nana suka dadanya sixpack Nana jadi nggak perlu lihat foto lagi tapi bisa lihat langsung" cerita Jaemin dengan polosnya.

Jaemin memang suka bahkan sangat suka sekali melihat berdada sixpack dan mengoleksi foto-foto tentang pria berdada sixpack dan berperut kotak.


Jangan lupa vote and komen guys 😉

Kesayangan CEO (Nomin)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang