EPS 30

8.2K 445 16
                                    

"Cukup!" Kata Felix yang taunya sudah berdiri di depan mereka sambil mengepalkan tangannya tak sanggup lagi menyaksikan Jaemin dan Hyunjin bersama.

Tapi Hyunjin langsung merangkul dan memeluk Jaemin agar Felix tidak menyakiti Jaemin.....

Felix sudah mencoba meredam emosi dan amarah yang menjalar di seluruh tubuhnya saat ini tapi tidak bisa rasanya benar benar tak tertahankan.

"Dia siapa?" Itulah pertanyaan yang terus menerus ditanyakan banyak tamu.

"Felix Lee" jawabnya yang mengejutkan semua mendengar nama marga yang melekat di namanya.

"Dan aku adalah tunangan Hyunjin" ucapnya di depan semua orang.

"Bisa bisanya dia bermesraan dengan lelaki murahan ini dihari pertunangan kami!!" Teriak Felix.

Plakk!!

Tamparan spontan dari Jaemin mendarat mulus begitu saja diwajah Felix......

Jaemin menatap dengan begitu dingin submissive itu bahkan tatapan matanya saja membuat orang ngeri.

Plakk!!

"Jaga mulut mu,,,,, jika aku murahan maka berapa harga yang sanggup kau bayar atas diriku hahh!" Kata Jaemin penuh penekanan.

Tentu saja Felix terdiam tak punya jawaban atas kata kata Jaemin siapa yang sanggup menawar harga diri seorang putra mafia penguasa dunia seperti Jaemin, semua orang dapat mengenalnya saat melihat kalung dipakainya.

"Boleh cemburu tapi pakai logika jangan mempermalukan diri sendiri dan keluarga ingat kau itu putra mahkota" sindir Jaemin.

"Dan soal ini,,,, Hyunjin adalah sahabat ku dan kami begini sudah sejak kecil apakah hanya berpelukan dengan sahabat itu suatu hal yang tabu untuk mu,,,, mencintai itu harus tapi tanamkan kepercayaan" kata Jaemin.

"Tapi aku tidak benar benar mencintainya Na,,,, aku ingin membatalkan pertunangan ini,,,, sekarang aku pasrah" ucapan Hyunjin membuat semua orang menatapnya.

"Ayah,,,, sekarang Hyunjin sudah rela biarlah nama Hyunjin dicoret dalam daftar pewaris ayah karena syarat yang ayah berikan, Hyunjin tak sanggup memenuhinya mulai sekarang Hyunjin akan berjuang dan berusaha agar hidup di atas pilihan Hyunjin sendiri" ucap Hyunjin dengan lantang menatap ayah dan ibu nya diujung sana.

Seketika ratusan tepuk tangan berbunyi mendengar ucapan dominan sejati yang bersuara ditengah keheningan dari setiap bagian kalimat Hyunjin saja semua orang sudah paham apa yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan keluarga Hwang.

"Kau akan tetap menjadi pewaris ayah nak,,,, dengan atau tanpa kehadiran Felix disampingmu karena sekarang ayah sadar kebahagiaan hidupmu diatas segala galanya bukan hanya soal harta yang melimpah,,,, teruslah melangkah ayah tak akan menghalangi lagi jalan pilihanmu" jawab ayah Hyunjin menghampiri lalu memeluk putra semata wayangnya itu.







______________________

"Bergeraklah cepat Jeno sebelum terlambat" kata Yuta yang entah datang dari mana membuat Jeno dan teman-temannya tertegun menatapnya.

"Cepat!" Tekan Yuta bahkan mendorong untuk segera melangkah karena semua orang sudah pasti bisa memprediksi apa yang akan terjadi sebentar lagi.

Entah datang dari mana keberanian itu Jeno langsung berjalan cepat melewati ratusan tamu lalu langsung menggenggam tangan Jaemin yang berdiri di samping Hyunjin.

"Nana ikut Daddy sebentar" kata Jeno sambil menatap Jaemin yang juga menatapnya saat Jeno tiba-tiba datang dan memegang tangan Jaemin.

Jeno tidak tau apa yang harus dia katakan ataupun lakukan intinya dalam hati yang paling dalam Jeno tak ingin Hyunjin melamar Jaemin saat ini juga.

"Tapi,,,,," kata Jaemin ragu untuk ikut dengan Jeno.

Genggaman tangan Jeno langsung terlepas mendengar kata "tapi" dari Jaemin dan seketika Jeno berbalik..... sudahlah tak ada yang bisa Jeno lakukan saat ini apalagi didepan publik tak ada kata apalagi cara untuk mencegah agar Hyunjin akan melamar Jaemin karena sekarang juga dalam momen yang tepat.

"Daddy,,,,, apa?" Tanya Jaemin sambil mengejar dan memegang tangan Jeno yang sudah menjauh beberapa langkah.

Seperti air penyejuk ditengah kehausan hati Jeno benar benar bergetar dibuatnya harapannya seperti kembali....

Tanpa aba aba Jeno langsung berbalik dan menggendong Jaemin lalu membawanya keluar dari ruangan itu meninggalkan semua orang yang heboh dan sibuk dengan fikiran masing masing.







____________________

Di lift

"Kita mau kemana Daddy?" Tanya Jaemin yang masih digendong Jeno.

"Turunin Nana" kata Jaemin saat Jeno hanya diam menatapnya tanpa menjawab.

"Nggak" tegas Jeno lalu berjalan dengan tergesa-gesa menuju parkiran.

Setelah mendudukkan Jaemin lalu masuk ke mobilnya..... Jeno menghela nafas lega tanpa beban.

"Daddy ada apa sih?,,,,, kita mau kemana?" Kesal Jaemin menatap Jeno yang duduk di sebelahnya karena sedari tadi tak ada pertanyaan Jaemin yang diresponnya.

"Nana mau duduk di sebelah sopir aja kesel dekat Daddy" Jaemin akan berpindah duduk di depan.

"Nana" kata Jeno sambil memegang tangan Jaemin meminta Jaemin duduk lagi di sebelahnya.

"Berhenti di taman itu" kata Jeno pada sopirnya.

Wajah Jaemin langsung berbinar saat menatap taman kota dimalam hari sangat ramai apalagi dengan kerlap kerlip lampu penerang dimalam hari belum lagi deretan penjual makanan yang terlihat sangat enak.

"Daddy ayo turun" kata Jaemin dengan semangatnya.

Jeno turun bersama Jaemin memasuki taman itu dan dengan lucunya Jaemin meminta Jeno untuk membelikan makanan kesukaannya seolah tanpa beban apalagi mengingat masalah sebelumnya..... makanan benar benar membuat Jaemin melupakan segalanya.....

Jaemin mengajak Jeno duduk di rerumputan yang tumbuh di sepanjang taman lalu membuka makanan yang dibelinya sambil menatap pemandangan malam langit yang bertabur bintang

"Dingin" kata Jeno hangat sambil memakaikan jasnya pada Jaemin lalu merangkul dan mengelus lengan Jaemin.

"Nana memang pintar, hebat bahkan Nana bisa membuat semua orang takut pada Nana tapi Nana belum dewasa tak semua tentang apa yang Daddy fikirkan dan takutkan Nana paham intinya Nana nurut sama Daddy itu sudah lebih dari cukup" jelas Jeno.

"Daddy aneh belum cerita udah bilang Nana nggak paham" cemberut Jaemin tapi terus melahap sosis bakarnya sampai kecap meleleh di sudut bibirnya.

"Ya walaupun Daddy cerita,,,, percuma Nana nggak akan paham perasaan dan keinginan Daddy" kata Jeno.

"Siapa bilang,,,,, Nana paham kok buktinya Daddy ajak pergi,,,,, Nana ikut Daddy" kata Jaemin.

"Iya Nana paham terima kasih udah nurut sama Daddy" Jeno tersenyum hangat sambil mengelus kepala Jaemin sayang.

"Huee,,,, Daddy ngeledek Nana"  Jaemin meronta ronta sambil duduk bahkan memukul Jeno bahkan karena merasa Jeno mengejeknya.

"Daddy jahat" kesal Jaemin lalu meninggalkan Jeno.

"Nana" Jeno mengejar lelaki kecil itu.

"Nana,,,,, Daddy mau bicara serius sama kamu" ucap Jeno mengajak Jaemin duduk di bangku taman.

"Bicara apa?" Tanya lelaki kecil itu mulai penasaran.

"Jeno berusaha tenang lalu mulai bicara.

"Sebenarnya Daddy,,,," ucapan Jeno terpotong.

"Tunggu Daddy,,,, Hyunjin telfon" kata Jaemin lalu mengangkat telepon itu didepan Jeno.

"Iya Hyunie"

"Maafin Nana Hyunie,,,,, Nana bakalan balik kesana,,,, Nana akan tepatin janji Nana kok" ucapan Jaemin yang didengar Jeno.

"Iya Nana balik kesana"

"Daddy ayo balik ke pesta" ajak Jaemin memegang tangan Jeno agar segera berdiri.

"Kamu,,,,"

Jangan lupa vote and komen guys 😉

Kesayangan CEO (Nomin)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang